Wednesday, March 13, 2019

Laporan Kuliah Lapangan Biologi Kelautan (Alga Gracillaria sp)


A.    Metodelogi penelitian
1.         Waktu dan Tempat
Penelitian tentang alga dilaksanakan pada hari Sabtu , tanggal 02 tahun 2019 di kawasan pantai cijeruk, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. penelitian ini dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan Biologi semster 7 Fakultas Sains dan Teknologi ( IPI)  Institut Teknologi Indonesia. Dilakukan dengan metode Transect line yaitu , dengan berjalan menyusuri pantai secara horizontal kearah laut di sepanjang jalur tansek. Garis transek dibua sepanjang 100 dengan jarak antar garis 100 meter . garis transek secara keseluruhan berjumlah 3 garis . selanjutnya dilakukan inventarisasi dan perhitungan jumlah tumbuhan alga di sepanjang jalur tansek . data yang diambil meliputi jenis-jenis tumbuhan alga , jumlah alga yang ditemukan dan biota lain yang di temukan sepanjang jalur tansek,
2.         Alat dan Bahan
a.         Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
No
Nama Alat
Fungsi
1
Penggaris
Untuk mengukur
2
Hasil gambar untuk Tali rafia
Tali Rapia
Sebagai alat untuk metode pengamtan (Transek garis)
3
Hasil gambar untuk Gambar Patok kayu
Patok
Untuk menyangga tali rapia
4

Pulpen
Untuk mencatat hasil pengamatan
5

Kertas Label
Untuk menandai hasil pengamatan di setiap transek pada plastic strap
6

Plastik Strap
Untuk menyimpan biota yang ditemukan
7
Buku Referensi Biota
Sebagai panduan pengamatan Kuliah Lapangan
8
https://ecs7.tokopedia.net/img/product-1/2015/5/22/221665/221665_afd7b952-005d-11e5-b4c6-0f2587772fba.jpg

Meteran Gulung
Untuk mengukur
9
http://www.alatindustri.net/wp-content/uploads/2015/09/8.-Anemometer-BGAM-4206.jpg

Anemometer
Untuk mengukur kecepatan angina dan menentukan arah mata angin
10
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZxVmXMWIlHdGYvIsNMD0ELxYi8IqeTDsmJzWTd_IMsTZvn_it-kgnS18yn1Y5DWBe4IoLWLQ6T5rB4FWVVgKFE4cfZOIkqbfkgfTJNe5nXvwpxdpRS9x_EzEGqZ-y1JwOwoX5p4Cirtp8/s1600/ysu.jpg

Termometer Tanah
Untuk mengukur suhu tanah
11
http://www.rathvac.com/wp-content/uploads/2014/11/HVAC-Psychrometer-slingtype2.jpg

Pshycrometer
Untuk mengukur kelembaban udara
12
https://harga-jual.com/wp-content/uploads/2017/12/termometer.jpg

Termometer Air
Untuk mengukur suhu Air
13

Total Dissolved Solids
Untuk mengukur prtikel padatan terlarut Air
14

Pengukur pH Air
Alat untuk mengukur pH Air

b.        Bahan yang digunakan dalam pengmatan ini adalah semua biota khususnya alga hijau (Gracilaria sp) yang berada di wilayah periran pelagic laut pamempeuk
3.         Langkah kerja
Text Box: Menentukan lokasi yang akan dijadikan untuk pengamatan biota, disesuaikan dengan kondisi di lapangan;
Text Box: Mengumpulkan biota didalam ember plastic atau plastic zipper
 
























B.     Hasil pengamatan
1.         Parameter Utama
a.       Kecepatan arus
b.      Kondisi pasang surut
c.       Suhu air
d.      Salinitas
e.       pH air
f.        Kecerahan
g.      Kedalaman
Table 1. Tabel klimatik lingkungan
No
Parameter yang diukur
Lokasi 1
Lokasi 2
Lokasi 3
1.     
Suhu Air
28º
30º
31º
2.     
Suhu Lingkungan
32º
30º
34º
3.     
pH Air
8
8
8
4.     
pH Tanah
7
7
7
5.     
Kelembapan Udara
29,3 mmHg
29,6 mmHg
29 mmHg
6.     
Kecepatan Angin
31,1 km//jam
2,7 km/jam
29,7 km/jam
7.     
Kejernihan Air
-
36 cm
-
8.     
Kecepatan Arus
0,33 knot
0,24 knot
0,32 knot

Keterangan
·         Lokasi 1          : Pantai Cipangikis
·         Lokasi 2          : Pantai Cipangikis
·         Lokasi 3          : Pantai Cikabodas



2.         Hasil Pengamatan Alga
Lembar Pengamatan Alga
Nama lokasi pengamatan                 : Pantai Cijeruk Sancang
Desa/Kecamatan                               : Desa sagara kec.Cibalong
Tanggal/Hari pengamatan                : 02 Februari 2019
Waktu pengamatan                           : 11:10 – 14:00
Pengamat                                          : Alga

Table 2 . table pengamatan semua jenis biota yang di temukan sepanjang jalur tansek yang dilakukan 3x pencuplikan
No
Nama jenis
Jumlah biota
Lokasi 1
Lokasi 2
Lokasi 3
1.                   
Ulva lactuca
++
+++
++
2.                   
Euchema spinosum
+++
++
+
3.                   
Gigartina sp
+
+
+
4.                   
Glacilaria sp
+++
+++
++
5.                   
Turbinaria sp
+
++
+
6.                   
Chaetomorpha antemina
+
+
+
7.                   
Sargasum sp
+
+
+
8.                   
Halimeda sp
+
+
+
9.                   
Padina sp


+
10.               
Cymodocea rotundata (lamun)
+++
+++
+++
11.               
Ophiocomina nigra (bintang mengular)
3
9
54
12.               
Echinus esculentus  (bulu babi)
1
3
1
13.               
Plerocera subulare ( umang)
+++
+++
+
14.               
Porifera (spongilla )
2
2
6
15.               
Pisces (ikan)


1

Tabel 3. pengamatan jenis alga yang di temukan sepanjang jalur tansek yang dilakukan 3x pencuplikan
No
Nama jenis
Jumlah biota
Lokasi 1
Lokasi 2
Lokasi 3
1.                   
Ulva lactuca
++
+++
++
2.                   
Euchema spinosum
+++
++
+
3.                   
Gigartina sp
+
+
+
4.                   
Glacilaria sp
+++
+++
++
5.                   
Turbinaria sp
+
++
+
6.                   
Chaetomorpha antemina
+
+
+
7.                   
Sargasum sp
+
+
+
8.                   
Halimeda sp
+
+
+
9.                   
Padina sp


+
10.               
Cymodocea rotundata
+++
+++
+++

Keterangan :
+                : Sedikit
++              : Cukup banyak
+++           : Banyak
C.    Pembahasan
1.         Faktor Klimatik
Suhu Air dan pH Air
Perairan di pantai Cipangkis dan cikabodas ini memiliki pH 8 pada setiap lokasi dan suhu di tepian pantai pada lokasi 1sebesar 280C, lokasi 2 = 300 C dan lokasi 3= 310C.  Menurut Patty (2013), sebaran suhu air laut di suatu perairan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain radiasi matahari, letakgeografis perairan, sirkulasi arus, kedalam laut, serta angin dan musim. Suhu air di perairan dekat pantai relatif lebih tinggi daripada di lepas pantai kondisi inidisebabkan karena pergerakan massa air tawar dari aliran sungai-sungai yangdengan mudah masuk keperairan dekat pantai.
Suhu Lingkungan
Suhu lingkungan yang diperoleh di wilayah perairan ini pada lokasi 1 sebesar 320 C, Lokasi 2 300 C dan Lokasi 3 340 C . Faktor yang memengaruhi suhu lingkungan diwilayah ini diantaranya penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut maka Suhu lingkungan  akan semakin tinggi. 
Kejernihan Air
Dari hasil pengukuran pada lokasi 1 – lokasi 3, kejernihan air dapat terlihat di lokasi 3 hingga 36 cm. Kualitas air di pantai  berdasarkan pengamatan fisik didapat bahwa air diperairan pantai ini tergolong keruh dan berwarna kecoklatan, ini dikarenakan wilayah ini dekat dengan muara sungai yang terdapat aliran subtrat dari daratanmenuju ke laut. Menurut Suryanti (2008), sifat fisik perairan seperti kecerahan,kedalaman, kecepatan arus, dan suhu perairan berpengaruh terhadap kehidupanorganisme sabrobitas baik secara langsung maupun tidak langsung.
pH Tanah
Setelah dilakukan pengukuran, pH tanah di wilayah Cipangikis dan cikabodas di 3 lokasi adalah 7, sehingga tekstur  tanah di pantai ini tergolong dalam tanah pasir dan tanah pasir lumpur. Jenis tanah pasir lumpur terdapat di ekosistem mangrove yang berada di dekat muarah sungai, sedangkan untuk jenis tanah pasir terdapat di sekitar tepianpantai. Menurut Rini (2007), wilayah pesisir merupakan suatu wilayah peralianantara daratan dan lautan, kearah darat mencakup daerah yang masih terkena percikan air laut atau pasang surut, dan kearah laut meliputi paparan benua (continental self ). Ekosistem pesisir bersifat alami ataupun buatan, yang bersif atalami adalah pantai berpasir.
2.         Alga
Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan di Pantai Cijeruk Santolo Desa Sagara Kec Cibalong. Kelompok kami menemukan 15 biota 9 diantaranya yaitu jenis alga dari berbagai kelas dan berbagai jenis biota lainnya antara lain dari filum Echinodermata, Mollusca, Porifera dan dari kelas Pisces (ikan-ikan pelagic kecil) dengan menggunakan transect line/garis sebagai metode pengamatan dengan mengambil 3 stasiun pengamatan yang berbeda panjang per stasiun adalah 100 m dengan jarak 100 m antar stasiun.
Stasiun 1          : Melimpahnya Gracilaria sp dan Eucheuma spinosum dibandingkan jenis alga lainnya
                         Melimpahnya Cymodocea rotundata (lamun)
Stasiun 2          : Melimpahnya Gracilaria sp dan ulva latuca dibandingkan jenis alga lainnya . Turbinaria sp di stasuin 2 lebih banyak dari pada satasiun 1 & 2
                        Melimpahnya Cymodocea rotundata (lamun)
Stasiun 3          : Melimpahnya Gracilaria sp dan ulva latuca dibandingkan jenis alga lainnya tetapi pada stasiun 3 kami menemukan 1 jenis alga yaitu Padina sp
                        Melimpahnya Cymodocea rotundata (lamun)
Sementara jenis alga lainnya seperti : Gigartina sp , Chaetomorpha antemina , Sargasum sp , Halimeda sp , Padina sp yang kami temukan per tiap stasiun berjumlah sedikit pada stasiun 1, 2 & 3
Dari 9 jenis alga yang di temukan sepanjang jalur transek ( transect line ) sebanyak 3x pencuplikan ( 3 stasiun ) yang paling mendominasi dan kami amati adalah dari divisi Rhodophyta ( ganggang merah ) yaitu Gracilaria sp.
Rhodophyta ( ganggang merah ) berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang lembayung atau kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung klorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi. Jenis Rhodophyta tertentu memiliki fikosianin yang memberi warna biru.
Ciri-ciri alga merah :
a.       Talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Banyak alga merah yang tubuhnya dilapisi kalsium karbonat.
b.      Tidak memiliki flagella
c.       Dinding sel terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun dari mikrofibril, sedangkan sisi luar tersusun dari lendir. Komponen kimia mikroribril terutama adalah xilan, sedangkan komponen kimia dinding mikrofibril luarnya adalah manan. Dinding sel alga merah mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai komersial.
d.      Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak di dalam kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi. Hasil asimilasinya adalah sejenis karbohidrat yang disimpan dalam bentuk tepung fluorid, fluoridosid (senyawa gliserin dan galaktosa), dan tetes minyak. Tepung fluorid jika ditambah lodium menunjukkan warna kemerah-merahan.
e.       Salah satu contoh alga merah : Gracilaria sp
Klasifikasi
Divisi         : Rhoedophyta
Kelas         : Rhoedophyceae
Ordo          : Gigartinales
Family       : Glacilariaceae
Genus        : Glacilaria
spesies       : Glacilaria sp


Gambar Pengamatan
Gambar literatur



Keterangan :
Panjang                                               : 7 cm
Lebar tangkai                                      : 0,3 cm
Bentuk                                                 : Berbuku-buku          
Bentuk holdfast                                   : Kenyal
Warna                                                 : Hijau Kecoklatan
Bentuk blade dan stipe                        : Kenyal
Holdfast (alat penempel/perekat)
a.      Morfologi
Dari 11 jenis alga yang kami amati salah satunya adalah Gracilaria sp . Gracilaria sp termasuk dalam divisi Rhodophyta dan kelas Gigartinales, mempunyai pigmen klorofila dan pigmen tambahan berupa karotenoid,zexantin, dan lutein.
Ciri umum dari Gracilaria sp adalah mempunyai  berbentuk thalus, holdfast terlihat dengan jelasdan berbentuk kaku sedangkan blade dan stipe tidak dapat dibedakan, berbentuk kenyal. Thalus secara keseluruhan berbentuk silindris berbuku-buku, percabangannya bersifat dichotomous (bercabang dua-dua), panjang 7 cm dan lebar 0,3 cm. Gracillaria berwarna merah kehijauan . Pertumbuhan Gracilaria sp, umumnya lebih baik di tempat dangkal dari pada tempat dalam. Substrat tempat melekatnya dapat berupa batu, pasir, lumpur, dan lain-lain. Habitat glacilaria yaitu di laut .
b.      Cara Hidup
Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat parasit pada alga lain.
c.       Habitat Rhodophyta
Rhodophyta (ganggang merah) Umumnya hidup di laut dan beberapa jenis di air tawar, di laut yang dalam dari pada tempat hidup ganggang coklat.
d.      Reproduksi
Bereproduksi secara seksual dengan pembentukan dua ateridium pada ujung – ujung cabang talus. Arteridium menghasilakn gamet jantang yang berupa spermatium dan betinanya karpogamium terdapat pada ujung cabang lainnya. Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan tetraspora kemudian menjadi gametania jantan dan gametania betina, akan membentuk satu karkospofrafit. Karkosporafit akan menghasil tentranspora.
e.       Organ Reproduksi
1.      Spermatangium
Dalam pertumbuhannya,gametofit jantan akan mengalami peroses pematangan membentuk spermatangium,yaiutu kantong atau badan yang akan memproduksi spermatia (sel gamet jantan). Berdasarkan letak terbentuknya spermatangia pada lapisan sel thallus gametofit jantan,spermatangia Gracillaria dibedakan menjadi lima type, yaitu yaitu type verrucosa, Textorii, Chorda, Symmetrica dan Henriquesiana.
Pada type Verrucosa,spermatangium dibentuk di lapisan subkorteks. Pada lapisan Textorii,spermatangium dibentuk di lapisan korteks, sedangkan type Chorda, spermatangium dibentuk di lapisan superficial thallus.
2.      Spermatia
Spermatia adalah sel gamet jantan yang tidak mempunyai flagel, jumlahnya sangat banyak. Ukuran spermatia sangat kecil,sehingga sangat sulit ntuk diukur. Spermatia akan dikeluarkan ke perairan dan bila bertemu dengan sel telur maka akan terjadi fertilisasi.
3.      Karpogonium
Setelah fertilisasi, gametofit betina akan membentuk cabang karpogonia. Calon cabang karpogonia berasal dari sel – sel korteks dan sub korteks. Karpogonium dilengkapi dengan trichogyne yang berfungsi untuk menarik spermatia. Spermatia pada alga merah tidak memiliki flagel, sehingga pembuahan terjadi secara pasif, yaitu bila spermatia dapat tertarik masuk ke dalam karpogonium.
4.      Karpospora
Karpospora adalah spora yang terbentuk dari hasil perkawinan antara spermatia dan sel telur. Oleh karenanya karpospora merupakan spora diploid. Karpospora dibentuk dalam suatu organ yang disebut sebagai sistokarp.
5.      Sistokarp
Sistokarp merupakan tonjolan pada karposporofit Gracillaria. Di dalam sistokarp tersimpan karpospora,yaitu spora yang dihasilkan dari perkawinan antara gametofit jantan dan gametofit betina.
6.      Tetrasporangia
Pada fase sporofit atau pase diploid Gracillaria akan membentuk suatu organ yang disebut sebagai tetrasporangia. Tetrasporangia pada gracillaria mempunyai bentuk yang berbeda yaitu yang berbentuk zonate, cruciate, atau tetrahedral
7.      Tetraspora
Tetraspora adalah spora haploid yang dihasilkan oleh tetrasporangium. Selanjutnya,tetraspora akan dilepaskan ke lingkungan dan kembali tumbuh menjadi gametofit jantan dan gametofit betina.
f.        Siklus Hidup
Siklus hidup gracillaria dari subkelas Florideophycidae (alga merah) bersifat trifasik  (mengalami tiga fase pertumbuhan). Ketiga fase tersebut yaitu fase gametofit, karposporofit, dan tetrasporofit. Dan ketiga fase tersebut terjadi secara bersamaan.
a.       Fase Gametofit
Gametofit jantan dan betina merupakan thallus hasil germinasi dari tetraspora atau bentuk tumbuh haploid. Untuk membedakan gametofit jantan dan gametofit betina antara lain dapat dilihat secara morfologi, yaitu dengan melihat perbedaan warna thallus. Gametofit jantan warnanya lebih pucat serta memiliki ukuran yang lebih panjang disbanding dengan gametofit betina.
b.      Fase Karposporofi
Karposporofit adalah bentuk tumbuhan haplo-diploid yang gametofit betinanya adalah haploid, sementara sistokarp yang menempel pada gametofit betina tadi mengandung spora diploid. Fase karposporofit dimulai sejak terjadinya fertilisasi antara karpogonium dan spermatia. Setelah karpogonium dibuahi,maka trichogyne akan mengerut, karpogonium akan melebur dengan del dibawahnya yang berbentuk seperti filamen. Filamen ini akan membentuk beberapa lobus, dari fase inilah gonimoblast dibentuk. Selanjutnya karpospora dibentuk pada ujung-ujung dari filamen gonimoblast. Sementara itu, supporting cell dan steril branch juga melebur menjadi satu yang berfungsi sebagai sel nutrisi. Karpogonium yang telah dibuahi mengalami serangkaian peroses dalam perkembangan selanjutnya. Terjadi perubahan morfologis dari tumbuhan Gracillaria, yaitu terlihat bintil-bintil dipermukaan thallus. Bintil tersebut merupakan hasil dari peroses perkembangan karpogonium dan disebut sebagai sistokarp.
c.       Fase Tetrasporofit
Karpospora yang telah dilepas ke lingkungan akan bergerminasi dan tumbuh menjadi bentuk tumbuhan tetrasporofit. Selanjutnya tetrasporofit akan membentuk tetrasporangium yang akan menghasilkan tetraspora.
Siklus hidup Rhodophyta (  Gracilaria sp )
g.      Potensi kandungan Gracilaria sp
Komposisi utama dari rumput laut yang dapat digunakan sebagai bahan pangan adalah karbohidrat, tetapi karena kandungan karbohidrat sebagian besar terdiri dari senyawa gumi yakni polimer polisakarida yang berbentuk serat, dikenal sebagai dietary fiber, maka hanya sebagian kecil saja dari kandungan karbohidrat yang dapat diserap dalam sistem pencernaan manusia. Kandungan gizi rumput laut terpenting justru pada trace element, khususnya yodium yang berkisar 0,1-0,15% dari berat keringnya.
Gracilaria sp. merupakan jenis rumput laut yang paling banyak digunakan dalam produksi agar-agar. Hal ini karena Gracilaria sp. mudah diperoleh, murah harganya dan juga lebih mudah dalam pengolahan. Gracilaria sp. Memiliki kandungan agarosa dan agaropektin yang cukup baik sehingga dapat menghasilkan agar-agar dengan kekuatan gel yang kuat dan kokoh dibandingkan dengan hasil ekstraksi Gelidium sp
Selain Rhoedophyta atau ganggang merah , kelompok kami juga menemukan beberapa jenis alga-alga yang lainnya dari divisi Chlorophyta, Phaeophyta , tetapi jumlahnya kurang banyak tidak seperti dari Divisi Rhoedophyta ( ganggang merah) berjenis  Gracilaria sp :
1.      Alga hijau yaitu Ulva latuca
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Chlorophyta
Kelas               : Ulvophyceae
Ordo                : Ulvales
Family             : Ulvaceae
Genus              : Ulva
Spesies            : Ulva latuca
Deskripsi
Ulva latuca disebut juga selada laut merupakan salah satu jenis rumput laut dalam divisi Chlorophyta atau ganging hijau . Ulva latuca termasuk Chlorophyta karena dalam sel-selnya mengandung banyak klorofil-a , klorofil ini lah yang kemudian memberikan warna hijau pada rumput laut ini . ulva latuca memiloiki panjang thalus hingga 100 cm . habitat bisanya di daerah dangakal (zona intertidal bagian atas hingga kedalaman 10 meter) pada substrat yang tepat
Jumlah ulva pada tiap stasiun berbeda pada stasiun 3 lebih banyak dari pada staiun 1 & 2
2.      Eucheuma spinosum
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Rhodophyta
Kelas               : Rhodopyceae
Ordo                : Gigartinales
Family             : Solieriaceae
Genus              : Eucheuma
Spesies            : Eucheuma spinosum
Umumnya ciri-ciri Eucheuma spinosum yaitu thalus silindris, prcabangan tahuls berujung runcing atau tumpul , dan di tumbuhi tonjolan-tojolan, berupa duri lunak yang tersusun berpotar teratur mengelilingi cabang . tingginya dapat mencapai 30 cm . hidup melekat pada substrat dengan alat perekat berupa cakram
Eucheuma spinosum banyak di temukan pada stasiun 2
3.      Chaetomorpha antemina
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Chlorophyta
Kelas               : Ulvophyceae
Ordo                : Cladophorales
Family             : Cladophoraceae
Genus              : Chaetomorpha
Spesies            : Chaetomorpha antemina
Deskripsi
Merupakan alga dari divisi Chlophyta di kenal juga alga rambut hijau . setiap sel tumbuh ujung ke ujung , membuat panjang, untaian kaku. Jenis ini tumbuh merumpun berserabut, menyerupai bola pancing.
Chaetomorpha antemina yang kami temukan sedikit pada staiun 1, 2 & 3
4.      Halimeda sp
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Chlorophyta
Kelas               : Bryyopsidophyceae
Ordo                : Bryopsidales
Family             : Halimedaceae
Genus              : Halimeda
Spesies            : Halimeda sp
Deskripsi
Merupakan jenis alga hiju dengan tinggi thallus 8 cm , yang sangat kaku dan berbentuk seperti ginjal yang bercabang, berlekuk 3 atau tumpang tindih dan tidak teratur . halimeda sp banyak di jumpai pada daerah terumbu karang yang kondisi pantainya tenang dan agak terlindung, hidup berkoloni.
Halimeda sp yang kami temukan sedikit pada stasiun 1, 2 dan 3
5.      Gigartina sp
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Rhodophyta
Kelas               : Rhodopyceae
Ordo                : Gigartinales
Family             : Gigartinaceae
Genus              : Gigartina
Spesies            : Gigartina sp
Deskripsi
Spesies ini memiliki substansi thalli lunak seperti gel tipis dengan warna ungu. Thalinya berbentuk lebaran (disebut lamina atau blade) dengan percabangan yang rimbun, simple (biasa) atau dicotomus. Di permukan thalli terdapat Cystocarp yang jelas kelihatan berupa bintilan dan spermatongia-nya menumpul pada ujung percabangan thalli. Spesies ini biasanya tumbuh menempel pada batu terumbu karang, terutama tempat-tempat yang masih tergenang air pada saat air surut.
Gigartina sp yang kami temukan pada 3 stasiun berjumlah sedikit
6.      Sargasum sp
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Phaeophyta
Kelas               : Phaeopyceae
Ordo                : Fucales
Family             : Sargassaceae
Genus              : Sargasum
Spesies            : Sargasum sp
Deskripsi
Sargasum sp merupakan salah satu contoh alga coklat ( Phaeophyta) tubuh di dominasi oleh warna coklat dengan bentuk thalus silindris. Tubuh utama bersifat diploid atau merupakan saprofit , yang mana thalusnya mempunyai cabang yang menyerupai tumbuhan angiospermae. Memiliki bentuk agak gepeng, licin dan batang utama agak kasar . Sargasum sp memiliki air badder yang berfungsi untuk mengapung jika terendam air pada saat di daerah intertidal
Sargasum sp yang kami temukan sedikit pada stasiun 1, 2 dan 3
7.      Turbinaria sp
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Phaeophyta
Kelas               : Phaeopyceae
Ordo                : Fucales
Family             : Fucaceae
Genus              : Turbinaria
Spesies            : Turbinaria sp
Deskripsi
Turbinaria sp termasuk ordo fucales karena thalus berbentuk pita, kaku bercabang-cabang menggarpu dan melekat pada substrat, alat perekatnya berbentuk cakram . konseptakel yang berfungsi untuk memecah arus air laut yang melewatinya . habitat di laut biasanya menempel pada substrat.
Turbinaria sp yang kami temukan cukup banhyak di temukan pada stasiun (2) sementara itu pada stasiun (1) & (2) cukup sedikit

8.      Padina sp
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Phaeophyta
Kelas               : Phaeopyceae
Ordo                : Dictyotales
Family             : Dictyoceae
Genus              : Padina
Spesies            : Padina sp
Deskripsi
Bentuk thali seperti kipas, segmen lembaran tipis, subtansinya gelatinous, warna coklat kekuningan, bagian atas lobus agak melebar , holdfast berbentuk cakram kecil berserabut.
Selain spesies alga (biota tumbuhan) yang ditemukan kelompok kami juga menemukan biota lain yaitu dari filum Ecihinodermata terbagi menjadi 2 kelas di temukan sepanjang jalur tansek yaitu bintang mengular dan bulu babi , Molusca, porifera , pisces (ikan-ikan pelagic kecil) 1 jenis lamun
Padina sp yang kami temukan cukup sedikit hanya pada transek ke (3)
9.      Cymodocea rotundata (lamun)
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Antophyta
Kelas               : Angiospermae
Ordo                : Helobiae
Family             : Potamogetonaceae
Genus              : Cymodocea
Spesies            : Cymodocea rotundata
Deskripsi
Tepi daun halus atau licin, tidak bergerigi, akar pada tiap nodus terdiri 2-3 helai, akar tidak bercabang tidak punya rambut akar, tulang daun sejajar. Terdapat di daerah intertidal, umumnya di jumpai di derah intertidal.
Lamun banyak di temukan pada tiap stasiun
10.  Bintang mengular
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Echinodermata
Kelas               : Ophiuroidea
Ordo                : Ophiurida
Famili              : Ophiocomidae
Genus              : Ophiocomina
Spesies            : Ophiucomina nigra
Deskripsi
Memiliki lima lengan panjang, dengan duri-duri pada lengannya
Bintang mengular yang ditemukan dari ke 3 lokasi cukup banyak dan bervariasi diantaranya dari stasiun (1) sebanyak 3 , stasiun (2) sebanyak 9 dan stasiun (3) sebanyak 54 bintang mengular
11.  Bulu babi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Echinodermata
Kelas               : Echinodea
Ordo                : Camarodonta
Famili              : Echinidae
Genus              : Echinus
Spesies            : Echinus esculantus
Deskripsi
Memiliki tubuh yang bulat, pada bagian tubuhnya terdapat duri-duri yang berukuran panjang berwarna hitam
Bulu babi pada 3 stasiun yang di temukan sedikit diantaranya dari stasiun (1) sebanyak 1 , stasiun (2) sebanyak 3 dan stasiun (3) sebanyak 1.
12.  Umang
Kingdom         : Animalia
Filum               : Molusca
Kelas               : Gastropoda
Ordo                : Sorbeoconcha
Famili              : Pleuroceridae
Genus              : Pleucera
Spesies            : Pleucera subularea
Deskripsi
Mempunyai cangkok atau rumah yang berbentuk kerucut (terpilin). Bentuk tubuhnya sesuai dengan bentuk cangkok
Umang yang di temukan pada stasiun 1 & 2 cukup banyak dan melimpah .
13.  Porifera
Kingdom         : Animalia
Filum               : Porifera
Kelas               : Demospongiae
Ordo                : Dictioceridaceae
Famili              : Dicticeractidaceae
Genus              : Spongilla
Spesies            : Spongilla sp
Deskripsi
Berbentuk seperti vas bunga, bercabang dengan diameter 1 mm-2 mm, berwarna kelabu
Porifera yang di temukan jumlahnya bervariasi diantaranya : stasiun (1) sebanyak 2 . stasiun (2) sebanyak 2 dan stasiun (3) sebanyak 6 Porifera kelas Demospongiae
14.  Ikan ikan pelagik kecil dari kelas pisces
Ikan pelagic kecil yang kami temukan hanya pada stasiun (3) sebanyak 1 ikan pelagic kecil
D.    Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, pada 3 stasiun di Pantai Cijeruk sancang dapat disimpulkan bahwa :
1.      Faktor klimatik yang sudah diukur di daerah pantai cijeruk sancang cukup stabil untuk pertumbuhan biota-biota yang hidup di daerah tersebut, sehingga biota-biota tersebut dapat melangsungkan hidupnya dengan baik.
2.      Kelimpahan biota yang di temukan di Pantai cijeruk bervariasi berjumlah 15 biota 9 diantaranya alga dari Divisi Chlorophyta, Phaeophyta & Rhoedophyta . yang paling mendominasi & diamati adalah dari divisi Rhoedophyta berjenis Gracilaria sp .
Kelimpahan Gracilaria sp cukup melimpah dibandingkan dengan biota lainnya.




0 komentar:

Post a Comment

Baca Postingan Lainnya

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM SARAF REFLEKSI NORMAL DAN SPINAL PADA KATAK

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <script> (adsby...