LAPORAN
PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
STRUKTUR DAN ANATOMI KADAL
Disusun oleh :
Astrid
Novita : 15541008
Anisa Almuawiyah : 15542025
Iis Siti
Maspupah : 15542016
Sri Devi
Agustin : 15542003
Ayi Asrul
Siamul A : 15542027
LABORATORIUM
BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT
2015-2016
A.
Tujuan
Praktikum
Untuk
mengetahui struktur dan anatomi pada Kadal
B.
Dasar
Teori
Reptil adalah
hewan darat atau hewan terestris yang berdarah dingin atau poikiloterm.Hewan
berdarah dingin berarti hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah-ubah sesuai
dengan suhu lingkungan luar.Kulit reptil kering, tidak mengandung kelenjar
lendir dan berlapis sisik dari zat tanduk. Beberapa jenis reptil memiliki zat bau yang berguna untuk mengusir
musuh. Ada juga jenis reptil yang memiliki kemampuan untuk mengubah warna kulit
tubuhnya.Perubahan warna tersebut disesuaikan dengan warna lingkungan
sekitarnya.Alat gerak reptil berupa kaki.Ada juga jenis reptil yang kakinya
berubah bentuk menjadi sirip untu berenang.Dan ada pula jenis reptil yang
jari-jarinya memiliki alat pengisap sehingga memungkinkan untuk dapat merayap
pada tempat vertikal, misalnya cicak dan tokek.Reptil bernapas menggunakan dua
buah paru-paru yaitu paru-paru kanan dan kiri.Sedangkan peredaran darah reptil
adalah peredaran darah ganda, artinya dalam sekali beredar darah dua kali
melewati jantung.
A. Klasifikasi
Kadal (Mabouya multifasciata)
Kingdom
: Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Classis : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub ordo : Lacertilia
Familia : Scincidae
Genus : Mabouya
Species : Mabouya multifasciata
Nama Lokal : Kadal Kebun
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Classis : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub ordo : Lacertilia
Familia : Scincidae
Genus : Mabouya
Species : Mabouya multifasciata
Nama Lokal : Kadal Kebun
B. Karakteristik Mabouya multifasciata
Kadal (Mabouya multifasciata) mempunyai karakteristik
diantaranya, tubuh memanjang, tertekan lateral, badannya tertutup oleh squama
yang menanduk dan tidak berlendir, mempunyai dua pasang kaki yang kuat dan
dapat digunakan untuk memanjat dengan tiga digiti yang vascular, bernafas
dengan pulmo dan fertilisasinya secara internal, serta mempunyai alat kopulasi
berupa sepasang hemipenis. Selain itu, Kadal merupakan organisme reptil yang
berjalan dengan melata. Tubuh kadal tertutupi oleh kulit yang kering dengan
sisik-sisik zat tanduk dipermukaannya tanpa danya kelenjar-kelenjar lendir.
Warna pada kadal dapat berbeda-beda berdasarkan lingkungan atau umur kadal itu
sendiri.
C. Morfologi Mauboya
multifascinata
Ciri-ciri morfologi dari kadal adalah bagian-bagian kadal
dibagi menjadi empat yaitu kepala, leher, badan dan ekor. Pada bagian kepala terdapat hidung,
mata, mulut, pada mulut terdapat choana priver, dentes, palatum, choana
sekunder, ostium tubuli auditif, faring rima glatis dan lingua titida pada
kadal alat pendengaranya berupa membran timfani. Pada alat geraknya kadal
mempunyai kaki empat dimana pada bagian depan terdiri dari branchium dibagian
paling atas, ante branchium dibawah branchium, manus adalah telapak tangan dan
digiti (jari-jari) terdapat 5 pasang. Pada tiap digiti terdapat cakar-cakar
yang berfungsi untuk membunuh mangsa. Pada kaki bagian belakang terdiri dari
femur, crus, pes dan digiti. Digiti pada bagian kaki depan dan belakang berbeda
dimana perbedaanya terdapat pada ibu jarinya. Ekor pada kadal mempunyai panjang
dua kali panjang tubuhnya. Sisik pada kadal bersifat halus dan mengkilat pada
bagian belakng terdapat sisik sosmoid.
Sedangkan menurut Condrokusumo (1983), Morfologi pada Mabouya
dibagi menjadi 4 bagian yaitu:
a) Caput, merupakan bagian tubuh pada daerah
anterior dimana bagian-bagian dari caput adalah sebagai berikut :
·
Rima
oris terletak diantara anterior caput
·
Labium
superior dan inverior
·
Organon
visus, yang dilengkapi dengan adanya palpebra superior dan inferior yang
keduanya dapat digerakkan. Disamping itu dijumpai pula adanya membrane
melintang disudut anterior orbita.
·
Sepasang
nares anterior yang terletak diujung depan maksila.
·
Porus
acusticus eksternum, terletak dibelakang mata.
b) Truncus, berbentuk memanjang
yang ditutup oleh sisik yang berbentuk heksagonal. Dijumpai adanya extrimitas
(anggota badan bebas) yang terbagi atas ekstrimitas cranialis (posterior) badan
yang terbentuk oleh; branchium, antribrancium, manus yang memiliki falcula (jari-jari)
yang berjumlah 5 buah dibagaian anterior yaitu: poluks, socundus, medium,
numulus dan minimus.sedang yang berada dibagian posterior berjumlah 3 yaitu:
femur, crus, pes yang memiliki 5 buah digiti (jari-jari) bervakuola, yang nama
jari-jarinya sama dengan ekstremitas anterior kecali yang ppertama disebut
hallux.
c) Serviks atau colum, yang dapat digerakkan.
d) Caudal, berbentuk silindris panjangnya
hampir dua kali panjang badan+kepala, pangkalnya tebal dan makin meruncing ke
arah distal.
Bagian leher panjang dan berlanjut dengan badan, bagian
leher ini hanya ditandai oleh adanya lekukan saja. Pada bagian badan
terdapat dua pasang alat gerak yaitu bagian anterior dan bagaian posterior.
Pada bagian ventral terdapat lubang kloaka yang berbentuk celah melintang. Pada
jenis kadal yang ditemukan di India (Uromastix), terdapat beberapa lubang
preanofemoral yang terdapat pada bagian pangkal alat gerak bagian belakang.
Bagian ekor berbentuk silindris, pada kadal panjangnya kurang lebih 2,5 kali
panjang badan ditambah kepala.
D. Anatomi
Mauboya multifascinata
E. Sistem
Rangka
a) Eksoskeleton, berasal dari
epidermis, berupa sisik menanduk yang menyelubungi permukaan tubuhnya, posisi
seperti sususnan genting, bentuk sisik berbeda antara bagian kepala, badan,
ekor.
b) Endoskeleton, terdiri dari sekeleton
aksial dan apendikular. Sekeleton aksial terdiri tengkorak, kolumna,
perebralis, sternum dan rusuk (Kastawi, 1992).
Vertebrae ekor tidak menulang secara sempurna, ekor mudah
putus, tetapi cacat mengalami regenerasi. Columna vertebrae terbagi menjadi
servikal, torax, lumbar, sakral, dan kaudal. Ada tulang rusuk yang bebas.
Tulang-tulang sebagian terdiri atas kartilago. Kolumna vertebralis dengan
otot-otot segmental yang nampak jelas.
F.
Habitat dan Penyebaran
Kadal (Mabouya multifasciata) merupakan salah satu jenis
reptiia yang hidup di darat. Hewan ini kebanyakan hidup di daerah tanah basah
atau lembab, tanah berumput, bebatuan, pepohonan, ada juga yang hidup di gurun
pasir. Kadal ini merupakan jenis kelompok kadal yang paling banyak di Afrika,
kepulauan Indonesia, dan Australia. Jumlah spesies kadal ini melampaui jumlah
familia reptil yang lainnya. Separuh atau lebih spesies terdapat di Asia
Tenggara dan hanya kira-kira 50 spesies saja yang berada di belahan bumi barat.
G. Sistem
Pencernaan
Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gig-gig)
yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah.
Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan, deretan gigi yang conisch
(bentuk kerucut) menempel pada rahang dan gigi ini sebagai gigi pleurodont,
bengkok ke arah cavum oris. Pada palatum (tulang langit-langit) terdapat
deretan gigi halus yang disebut dentes palatini. Lingua yang tipih bersifat
bipida (bercabang dua) terletak di dasar cavum oris. Dibelakang varing terdapat
esovagus yang merupakan saluran silindris menuju ventriculus yang terdiri atas
bagian vundus yang agak bulat dan bagian kecil di sebut viloris bagian ini
bersambung dengan intestinum tenue (usus halus) terus di lanjutkan oleh
intestinum crasum (usus besar) yang sering di sebut rektum. Diantara kedua
intestinum itu terdapat caecum yang sangat pendek akhirnya rektum bermuara pada
kloaka. Gladulae digestiva berupa hepar yang terdiri atas lobus dexter dan
sinister berwarna coklat. Pada bagian caudal lobus dexter hepatis terdapat
vesica fellea. Glandulae pancreatisa terlatak antara ventriculum dan bagian
craneal intestinum tenue. Kloaka merupakan muara umum untuk tractus digestiva,
excretoria dan reproductive.
- Sistem Respirasi
Sistem respirasi pada Mabouya multifasciata sudah
setingkat lebih tinggi bila dibandingkan dengan respirasi amphibian. amphibi
tidak mempunyai trakhea, sedangkan pada Mabouya multifasciata sudah
mempunyai trachea.
Kadal (Mabouya multifasciata) bernafas dengan
paru-paru. Pada sistem pernafasannya dapat dijumpai tulang tipis yang
berlipat-lipat dinamakan tulang turbinal. Dimulai dari rima glotis, larynx,
trachea, annulus trachealis (trachea yang tersusun dari cincin tulang rawan),
broncus, bronciolus, bifurcatio trachea (percabangan trachea) dan sepasang
pulmo atau paru-paru.
- Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi pada kadal berupa jantung yang
memperlihatkan kemajuaan bila dibandingkan dengan jantung amphibi, meskipun
aliran darah arteri dan vena tidak seluruhnya terpisah. Jantung terbungkus oleh
sutu membran transparan yaitu pericandrium.
Jantung kadal terdiri atas sinus venosus, dua atrium, dan
satu ventrikel terbagi oleh sekat yang belum sempurna. Darah bersih dan darah
kotor bercampur di dalam ventrikel. Atrium kanan dan atrium kiri dipisahkan
oleh septum atrium. Darah dari atrium dextra mengalir menuju paru-paru melalui
vena pulmonalis. Darah ini banyak mengandung karbondioksida. Di dalam paru-paru
darah mengikat oksigen dan mengalir kembali menuju atrium sinista melalui
arteri pulmonalis. Kemudian darah mengalir menuju ventrikel dan di ventrikel
darah dipompa menuju seluruh tubuh masuk dalam jaringan–jaringan tubuh. Dari
jaringan tubuh darah mengalir menuju jantung. Darah ini banyak mengandung
karbondioksida. Peredaran darah seperti ini disebut peredaran darah ganda.
Sistem peredaran darah pada kadal adalah peredaran ganda
yang strukturnya hampir sempurna. Menurut Weichert (1984), pada reptil conusnya
terbagi menjadi tiga saluran, yaitu :
·
Truncus
pulmonalis,yaitu conus yang mengarah ke paru-paru
·
Truncus
sistemik kiri
·
Truncus
sistemik kanan, yang keluarnya dari truncus sistemik kiri dan kanan mengarah ke
peredaran darah umum atau seluruh tubuh.
Truncus sistemik yang sebelah kanan pada kadal cenderung
berhubungan pada ventrikel kiri dan atrium kanannya berhubungan dengan
ventrikel kiri, sehingga darah campuran akibatnya cenderung memasuki ke
lengkung sistemik kiri dan darah yang mengangkut oksigen masuk ke dalam
lengkung kanan. Hal ini mungkin disebabkan tidak adanya persamaan antara septum
inter-atrial, septum inter-ventriculer, dan klep-klep di dalam conus.
- Sistem Urogenital
Sistem urogenital terdiri dari sepanjang ginjal, berbentuk
tidak teratur, berwarna merah tua, terdiri dari dua lobi anterior dan posterior
(Parker and Haswell, 1978). Dari ginjal keluar ureter yang bermuara pada
kloaka. Pada pangkal ureter terdapat vesica urinaria. Organ urogenital jantan
terdiri dari sepasang testis, epididimis, vas defferens dan sepasang hemipenis.
Hemipenis merupakan alat kopulasi yaitu untuk memasukan sperma dalam tubuh
kadal betina. Oleh karena, kadal mempunyai alat kopulasi maka kadal mengadakan
fertilisasi internal.
Kadal mempunyai kantong kemih atau kantong urine yang
berfungsi membawa air untuk melembabkan tanah yang akan digunakan sebagai
sarang. Ureter bermuara dalam kloaka dan akan diserap kembali ke dalam kantong
urine.
- Sistem Reproduksi
1. Sistem Genitalia Jantan
a)
Testis
berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang,
dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis
terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim
kawin.
b)
Saluran
reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran
ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk
epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan
tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior
menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan
ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang
pendek.
2. Sistem Genitalia Betina
a)
Ovarium
berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol.
Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.
b)
Saluran
reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga
selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding
bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk
membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai
shell gland akan menghasilkan cangkang kapur (Buku SH II, diktat Asistensi
Anatomi Hewan, Zoologi)
Kadal betina terbukti lebih unggul dibanding kadal jantan.
Mereka menentukan pasangan, memegang keputusan tentang di mana mereka akan
tinggal, bahkan juga menentukan jenis kelamin anak. Semua siklus reproduksi dan
perkawinan sangat tergantung oleh pihak betina. Ukuran tubuh betinanya hanya
setengah dari kadal jantan. Namun mereka memiliki siklus reproduksi yang cukup
unik. Bukan hanya menentukan pasangan dan tempat tinggal saja, kadal betina
juga bebas berpasangan dengan lima atau enam kadal jantan sekaligus dalam
sekali masa reproduksi. kadal betina mengumpulkan semua sperma dari pasangannya
di dalam rongga perutnya yang bernama spermatesa. Ia juga bebas memilih sperma
ini untuk menentukan jenis kelamin anak sesuai keinginannya. secara teori,
mereka memilih sperma berdasarkan kromosom seks. Kepioniran kadal betina
dibanding pejantannya ini masih merupakan teka-teki, sebab terbukti tubuh kadal
betina lebih kecil dari pejantan.
Telur reptile sedikit lebih keras di bandingkan dengan
amphibi kuning telur lebih banyak di butuhkan untuk perkembangan embrio dan
setelah menetas. Dan telurnya juga sering di selubungi oleh albumen dan lapisan
pembungkus luar berupa cangkang kalkareus (Cangkang kapur).
Fertilisasi kada termasuk fertilisasi internal dan bersifat
ovovivipar yang menghasilkan telur dengan banyak kuning telur. Telur itu tumbuh
dan berkembang dalam oviduk (saluran telur) hewan betina. Saluran telur itu
disebut uterus. Embrio dikelilingi oleh amnion, horion, dan alantois
- Pola Tingkah Laku
a) Tingkah
Laku Makan
Kebanyakan kadal tinggal di atas tanah (terestrial),
sementara sebagiannya hidup menyusup di dalam tanah gembur atau pasir
(fossorial). Sebagian lagi berkeliaran di atas atau di batang pohon (arboreal).
Sebagai predator penyergap, kebanyakan kadal aktif menjelajahi lingkungannya
untuk memburu mangsa. Dan walaupun kebanyakan jenisnya adalah binatang pemangsa
(predator), namun makanan kadal sangat bervariasi. Mulai dari buah-buahan dan
bahan nabati lain, serangga, amfibia, reptil yang lain, dan mamalia kecil lainnya.
Kadal-kadal bertubuh kecil memakan aneka serangga seperti
nyamuk, lalat, ngengat dan kupu-kupu, berbagai tempayak serangga, cacing tanah,
sampai kodok dan reptil yang lain yang berukuran lebih kecil. Kadal kebun
(Mabuya multifasciata) terkadang memangsa kodok tegalan (Fejervarya
limnocharis), bahkan suka memanjat tembok yang kasar untuk menangkap cecak kayu
(Hemidactylus frenatus) yang sedang lengah. Pada saat kadal menemukan mangsanya
mula-mula kadal mendekatinya dengan berjalan secara perlahan, kemudian pada
saat mangsanya lengah kadal dengan gesit menyergap mangsanya dengan lidahnya
yang panjang.
- Tingkah Laku Sosial
Kadal yang menyukai tempat bersemak dan berumput, baik di
tempat terbuka maupun yang terlindung oleh pepohonan. Sering terlihat berjemur
di pagi hari di tempat yang terbuka, tepi parit, atau di pematang sawah. Pada
siang hari kadal mencari makan di tempat-tempat yang kelindungan di kebun,
pekarangan atau halaman rumah. Di malam hari, kadal ini tidur di bawah lapisan
serasah, timbunan kayu atau tumpukan batu. Kadal pandai memanjat pepohonan,
tebing batu atau bahkan dinding tembok yang tegak namun kasar, sampai
ketinggian sekitar 8-10 meter. Kadal merupakan hewan yang suka menyendiri
sehingga sangat jarang menemukan kadal hidup berkelompok dalam sebuah
lingkungan, sehingga hubungan kadal dengan sesamanya tidak begitu erat. Pada
saat kadal bertemu dengan sesamanya mereka akan mengangkat kepala mereka untuk
berkomunikasi, dan kadal komunikasi selesai kadal-kadal yang bertemu tersebut
akan pergi.
- Tingkah Laku Teritorial
Kadal jantan memiliki semacam teritori yang dipertahankannya
dari jantan yang lain. Pertarungan antar jantan ini berjalan menarik, namun
tidak berlangsung lama. Kadal kerap berdiam di sekitar lapangan rumput atau
sawah yang mengering, semak-semak yang terbuka. Kadal ini menyenangi matahari
dan tempat-tempat terbuka, kerap dijumpai beberapa ekor berjemur
berdekat-dekatan di ujung dedaunan atau rerumputan di pagi hari. Kadal rumput
hampir tak pernah ditemukan di dalam kebun yang rapat pepohonannya atau di
lantai hutan. Kadal merupakan hewan yang tergolong sensitif, mereka akan
bersembunyi atau lari ke semak-semak atau di dalam lubang bila menemukan
hal-hal asing dilingkungan mereka, seperti suara atau predator lainnya. Kadal
akan mengangkat kepalanya atau mengeluarkan bau tubuhnya untuk menunjukan
kepada kadal lain mengenai daerah kekuasaannya.
- Tingkah Laku Kimpoi
Pada musim kimpoi kadal-kadal jantan saling bertempur untuk
mendapatkan kadal betina, biasanya pertempuran ini terjadi dengan cara bergulat
dengan jantan lainnya sambil berdiri dengan kaki belakangnya. Kadal jantan yang
kalah akan terjatuh ke tanah, sedangkan kadal jantan yang menang akan
menjentikan lidahnya yang panjang ke tubuh betina untuk m mendapatkan respon
dari kadal betina. Kadal betina bersifat antagonis, biasanya melawan dengan
gigi dan cakarnya selama fase awal berpasangan. Selanjutnya, kadal jantan harus
sepenuhnya mengendalikan kadal betina selama kopulasi agar tidak terluka.
Perilaku lain yang biasa diperlihatkan kadal jantan pada saat kopulasi yaitu
kadal jantan menggosokan dagu mereka pada kadal betina, menggaruk punggung
betina dan menjilat tubuh betina. Kemudian proses kopulasi terjadi ketika kadal
jantan memasukan salah satu hemipenis mereka ke kloaka kadal betina.
Kadal (Mobouya multifasciata) merupakan salah satu
hewan Vertebrata yang di golongkan dalam reptil. Kadal merupakan hewan yang
biasa hidup di tempat lembab dan mempunyai kebiasaan tinggal di daerah
persawahan dan dekat dengan perairan. Kadal biasanya mempunyai dua pasang
anggota badan yang bersifat pentadactil. Secara luas, pengertian kadal
juga mencakup kelompok cicak, tokek, bunglon, cicak terbang, biawak, iguana dan
lain-lain. Sedangkan secara sempit, istilah kadal dalam bahasa Indonesia
biasanya merujuk terbatas pada kelompok kadal yang umumnya bertubuh
kecil, bersisik licin berkilau dan hidup di atas tanah.
Tubuh kadal terdiri dari kepala (caput) yang bentuknya pipih
dan meruncing ke bagian ujungnya, badan (truncus) berbentuk bulat memanjang,
dan ekor (cauda) yang berbentuk bulat panjang meruncing ke ujungnya, cukup
kukuh dan bersisik. Kadal mempunyai ekor tunggal dan mudah putus sebagai alat
perlindungan diri dari predator atau biasa dikenal autotomi. Kadal mempunyai
tanduk pada sisik yang berguna untuk mencegah hilangnya kelembaban dari tubuh
juga untuk memudahkan bergerak. Kadal memiliki lidah yang bercabang yang
mempunyai fungsi untuk mendeteksi adanya mangsa di sekitar lingkungannya.
Tubuh kadal tertutupi oleh kulit yang kering dengan
sisik-sisik zat tanduk di permukaannya tanpa adanya kelenjar-kelenjar
berlendir. Bagian perut kadal mempunyai sisik berwarna putih kekuning-kuningan,
pada bagian punggung berwarna antara kuning coklat sampai coklat tua. Warna
sisik pada kadal tergantung dari umur, jenis kelamin, keadaan lingkungan dan
keadaan fisilogis tubuhnya.
Kadal dari genus Mabouya banyak
macamnya, Kadal ini tersebar di banyak lokasi di dunia, di Indonesia.
Spesies Kadal yang umum ditemukan adalah Mabouya multifasciata. Kadal
merupakan hewan berkaki empat, kebanyakan hidup di atas tanah berumput,
diantara bebatuan, pepohonan, ada juga yang hidup di gurun pasir. Umumnya kulit
mengkilap dan berwarna kehijauan sampai coklat. Kulit hewan ini bersisik
sehingga mudah beradaptasi di udara kering.
Mabouya multifasciata dikenal sebagai Many-lined Sun
Skink merupakan jenis kadal (M. multifasciata) yang paling sering
ditemukan dan jumlahnya masih banyak. ditemukan pada lantai hutan dan sering
ditemukan di beberapa tempat. jenis ini sering ditemukan di daerah terbuka dari
sinar matahari dan habitatnya juga meluas sampai pemukiman manusia.
M. multifasciatamempunyai kulit yang bersisik dan
kering. Kulitnya yang kurang menembus air, sehingga cairan yang hilang
dari badan melalui kulit sedikit. Tulang rusuk pada kadal dapat bergantian
merenggang kemudian merapat karena terdapat perangkat otot-otot tulang rusuk
yang yang berlawanan.
Tubuh kadal (M. multifasciata) memanjang, tertekan
lateral, berkaki empat, kuat dan dapat digunakan untuk memanjat.
Mandibula bersatu di bagian anterior dan tulang pterigoid, berkontak dengan tulang
kuadrat. Kelopak mata dapat digerakkan. Sabuk pectoral dapat berkembang
baik dan mulut lengkap. Ekornya digunakan untuk keseimbangan gerak ketika
berlari.
Kadal (M. multifasciata) mencari makan di atas tanah
dan memanjat dahan-dahan tanaman untuk memangsa ulat. Hewan ini menggali lubang
di tanah untuk membuat sarang di mana ia menemukan sarang rayap, hama yang membusukkan
akar dan batang tanaman. Ia juga memangsa larva penyerang akar tanaman.
Subordo lacertilia pada bagian rahang bawah bersatu sehingga
kadal
(M. multifasciata) kurang dapat membuka mulutnya. Hewan ini mempunyai dua pasang anggota badan yang bersifat pentadactil. Membran thympani tidak cembung dan celah auris external jelas terlihat. Palpebra superior dan inferior dapat digerakkan, juga membran nictitansnya.
(M. multifasciata) kurang dapat membuka mulutnya. Hewan ini mempunyai dua pasang anggota badan yang bersifat pentadactil. Membran thympani tidak cembung dan celah auris external jelas terlihat. Palpebra superior dan inferior dapat digerakkan, juga membran nictitansnya.
M. multifasciata mempunyai kemampuan bergenerasi pada
bagian ujung ekor yang lepas. Hal ini terjadi jika ekor kadal (M.
multifasciata) dipegang, maka vertebrata ini akan melepaskan ekornya untuk melarikan
diri (Storer dan Usinger, 1957). Fertilisasi kadal termasuk fertilisasi
internal. Kadal bersifat ovovivipar dan menghasilkan telur dengan banyak kuning
telur, dan telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk hewan
betina. Embrio dikelilingi oleh amnion, chorion, dan allantois.
C.
Alat
dan Bahan
1. Bahan yang digunakan :
Satu
ekor Kadal (Mabouya multifasciata)
2. Alat yang digunakan :
o
Pinset
o
Gunting bedah (gunting besar dan gunting kecil )
o
Pisau bedah (untuk menyayat)
o
Spatula ( untuk mengangkat)
o
Kapas atau tissue
D. Cara
Kerja
-
Pengamatan
Bentuk Luar
|
2. Setelah mati. Diamati bentuk luar
tubuh kadal.
|
3. Kadal di ukur bagian
badannya secara keseluruhan, meliputi bagian kepala, tubuh dan ekor.
|
-
Pengamatan
Organ Viseral
|
2. Keempat ekstrimitasinya ditusuk dengan
jarum pentul pada bak bedah.
|
3. Dipotong kulit mulai
dari bagian dada, kemudian dari dada menuju ke bagian kloaka, disini
digunting kearah kanan dan kiri.
|
4. Kembali kebagian dada, digunting
kulit hingga bagian dekat mulut.
|
5. Lapisan kulit disisihkan kesamping
|
6. Sesudah rongga dada tampak jelas,
dibersihkkan ototnya dengan hati-hati.
|
7. Diangkat gelang panggulnya.
|
8. Diperhatikan organ dalamnya mulai dari
rongga dada dan rongga perut.
|
F.
Pembahasan
Dalam praktikum kali ini kami
mengamati spesies Mabouya multifasciata merupakan hewan yang masuk dalam kelas
reptilia dan ordo squamata.
Pengukuran
|
Kadal
(Mabouya multifasciata)
|
|
1. Bagian
luar tubuh kadal
Kami mengamati
bagian-bagian luar tubuh kadal dibagi menjadi empat yaitu kepala, leher, badan
dan ekor. Bagian kepala terdapat hidung, mata, mulut, pada mulut terdapat
choana priver, dentes, palatum, choana sekunder, ostium tubuli auditif, faring
rima glatis dan lingua titida pada kadal alat pendengaranya berupa membran
timfani. Bentuk kepala kadal pipih dan meruncing ke bagian ujungnya, di bagian
kepala terdapat organ-organ seperti sepasang mata, sepasang lubang hidung di
ujung moncongnya, dan telinga yang kecil. kadal biasanya mempunyai dua pasang
anggota badan yang bersifat pentadaktil yaitu anggota depan dan anggota
belakang. Membrana tymphani tidak cembung dan celah auris externa jelas dapat
dilihat. Palpebra superior dan inferior dapat digerakkan, juga membrana
niktitans. Tubuh kadal tertutupi oleh kulit yang kering tanpa lendir dengan
sisik-sisik zat tanduk dipermukaannya. Pada alat geraknya kadal mempunyai kaki
empat dimana pada bagian depan terdiri dari branchium di bagian paling atas,
ante branchium dibawah branchium, manus adalah telapak tangan dan digiti
(jari-jari) terdapat 5 pasang. Pada tiap digiti terdapat cakar-cakar yang
berfungsi untuk membunuh mangsa. Pada kaki bagian belakang terdiri dari femur,
crus, pes dan digiti. Digiti pada bagian kaki depan dan belakang berbeda dimana
perbedaanya terdapat pada ibu jarinya. Ekor pada kadal mempunyai panjang dua
kali panjang tubuhnya. Sisik pada kadal bersifat halus dan mengkilat pada
bagian belakng terdapat sisik sosmoid. warna ini sesuai denganumur dan juga
pengaruh lingkungan hidupnya. berkulit mengkilap dan mempunyai warna kehijauan
sampai coklat.
Dengan kalsifikasi kadal sebagai berikut :
Phylum :Chordata
Subphylum :Vertebrata
Class :Reptilia
Ordo :Squamata
Subordo :Lacertilia
Familia :Scincidae
Genus :Mabouya
Spesies :Mabouya multifasciata
Subphylum :Vertebrata
Class :Reptilia
Ordo :Squamata
Subordo :Lacertilia
Familia :Scincidae
Genus :Mabouya
Spesies :Mabouya multifasciata
Caput adalah bagian tubuh pada daerah anterior dimana
bagian-bagian dari caput adalah sebagai berikut :
a.
Rima
oris terletak diantara anterior caput
b.
Labium
superior dan inverior
c.
Organon
visus, yang dilengkapi dengan adanya palpebra superior dan inferior yang
keduanya dapat digerakkan. Disamping itu dijumpai pula adanya membrane
melintang disudut anterior orbita.
d.
Sepasang
nares anterior yang terletak diujung depan maksila.
e.
Porus
acusticus eksternum, terletak dibelakang mata.
Caudal, berbentuk silindris panjangnya
hampir dua kali panjang badan dan kepala, pangkalnya tebal dan makin meruncing
ke rah distal.
Bagian leher panjang dan berlanjut dengan badan, bagian
leher ini hanya ditandai oleh adanya lekukan saja. Pada bagian badan
terdapat dua pasang alat gerak yaitu bagian anterior dan bagaian posterior.
Pada bagian ventral terdapat lubang kloaka yang berbentuk celah melintang. Pada
jenis kadal yang ditemukan di India (Uromastix), terdapat beberapa lubang
preanofemoral yang terdapat pada bagian pangkal alat gerak bagian belakang.
Bagian ekor berbentuk silindris, pada kadal panjangnya kurang lebih 2,5 kali
panjang badan ditambah kepala.
2. Bagian Dalam Tubuh
1)
Sistem
Rangka
Sistem rangka pada kadal (mabauya multifasciata) dapat di
bedakan menjadi dua bagian yaitu endoskeleton dan ensoskeleton.
a. Eksoskeleton, berasal dari
epidermis, berupa sisik menanduk yang menyelubungi permukaan tubuhnya, posisi
seperti sususnan genting, bentuk sisik berbeda antara bagian kepala,badan,
ekor.
b. Endoskeleton , terdiri dari
sekeleton aksial dan apendikular. Sekeleton aksial terdiri tengkorak, kolumna,
perebralis, sternum dan rusuk.
Vertebrae ekor tidak menulang secara sempurna, ekor mudah
putus, tetapi cacat mengalami regenerasi. Columna vertebrae terbagi menjadi
servikal, torax, lumbar, sakral, dan kaudal. Ada tulang rusuk yang bebas.
Tulang-tulang sebagian terdiri atas kartilago. Kolumna vertebralis dengan
otot-otot segmental yang nampak jelas.
2)
Sistem
Otot
Kadal memiliki sistem otot daging yang lebih kompleks bila
di bandingkan dengan amfibia, karena otot daging harus mendukung tubuh di
daratan yang bersifat lebih berat dari pada di dalam air, selain itu juga untuk
gerakan-gerakan yang sifatnya harus cepat.
Otot aksial (otot badan) reptil mulai menunjukkan beberapa
speasialisasi seperti yang dikelompokkan pada mamal. Otot reptil terutama untuk
gerakan lateral tubuh dan menggerakkan ruas-ruas tulang belakang. Dermal atau
otot kulit berkembang baik pada reptil. Jaringan tungkai pada reptil
menunjukkan variasi bergantung pada tipe gerakannya.
3)
Sistem
Pencernaan
Kadal darat umumnya mempunyai kelenjar pencernaan di mulut
yang llebih baik. Hal ini di hubungkan dengan keperluan untuk pelumasan makanan
yang kering agar mengurangi gesekan saat di telan. Kelenjar-kelenjar ini antara
lain di daerah fasial, lingual dan sub lingual. Kelenjar racun
pada reptil berasal dari beberapa kelenjar mulut tersebut. Kelenjar racun pada
kadal beracun merupakan modifikasi dari kelenjar sub lingual.
Lidah dapat dijulurkan dengan mudah (bebas). Gigi-gigi
melekat pada rahang. Dari mulut dilanjutkan ke faring, esofagus dan lambung.
Lambung dengan bagian fundus dan pilorus. Dari lambung kemudian ke intestinum.,
rektum, dan kloaka. Hati dan pankreas berpembuluh ke intestinum. Kloaka untuk
mengeluarkan sisa-sisa pencernaan, ekskret dan untuk reproduksi.
Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gig-gig)
yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah.
Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan, deretan gigi yang conisch
(bentuk kerucut) menempel pada rahang dan gigi ini sebagai gigi pleurodont,
bengkok ke arah cavum oris. Pada palatum (tulang langit-langit) terdapat
deretan gigi halus yang disebut dentes palatini. Lingua yang tipih bersifat
bipida (bercabang dua) terletak di dasar cavum oris. Dibelakang varing terdapat
esovagus yang merupakan saluran silindris menuju ventriculus yang terdiri atas
bagian vundus yang agak bulat dan bagian kecil di sebut viloris bagian ini
bersambung dengan intestinum tenue (usus halus) terus di lanjutkan oleh
intestinum crasum (usus besar) yang sering di sebut rektum. Diantara kedua
intestinum itu terdapat caecum yang sangat pendek akhirnya rektum bermuara pada
kloaka. Gladulae digestiva berupa hepar yang terdiri atas lobus dexter dan
sinister berwarna coklat. Pada bagian caudal lobus dexter hepatis terdapat
vesica fellea. Glandulae pancreatisa terlatak antara ventriculum dan bagian
craneal intestinum tenue. Kloaka merupakan muara umum untuk tractus digestiva,
excretoria dan reproductive.
Ginjal kadal, sama sepeti halnya pada burung dan mamalia, di
kenal sebagai metanefros, sedangkan ginjal pada saat embrio adalah pronefros
dan metanefros. Ginjal metanefros pada dasarnya serupa dengan mesonefros tetapi
lebih ringkas dan memuat jumlah lebih banyak unit-unit renal,ada saluran menuju
tubulus dan akhirnya menyatu disebut ureter.perkembangan tipe ginjal adalah
untuk efisiensi ekskretori akibat meningkatnya aktivitas.
Ginjal berwarna kecoklat-coklatan dan terdiri atas sepasang,
terletak di daerah sacrum dan merupakan benda yang retroperitronial dan terdiri
atas lobus anteriordan lobus posterior. Dari masing-masing ren terdapat ureter
yakni ureter sinesta dan dextra. Pada hewan jantan sebelum bermuara di kloaka
ureter itu bersatu dahulu dengan vase deverensia, sedang pada hewan betina
olangsung ke kloaka. Vasica urinaria yang merupakan kantung tipis yang terletak
di dekatkloaka dan bermuara sebelum ventralnya, berfungsi sebagai kumpulan urine
sementara.
Ada kandung kemih, tetapi kotoran/ekskret bersifat semisolid
(setengah keras) seperti pada burung, dan di kleluarkan langsung melalui kloaka
bersama tinja. Ekskret itu mengandung urat, bagian dari air kencing, yaitu
bahan berwarna putih, biasanya sebagai garam Na dan mengandung zat kapur.
4)
Sistem
Pernapasan
Kadal bernafas dengan menggunakan paru-paru. Paru-paru
reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru
reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi
memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak
efektif.
Udara masuk melalui nares externa terus menembus plat yang
keras menuju ke nares interna (di belakang lubang) dan kemudian melalui glottis
sebagai celah lingua menuju ke larynx. Larynx tersusun atas tulang rawan tiga
buah dan berisi beberapa pasang pita sura (bagi yang bersuara). Selanjutnya
berhubungan dengan trachea yang tersusun atas gelang-gaelang tulang rawan.
Trachea bercabang menjadi dua bronchi, yang selanjutnya masing-masing menuju ke
paru-paru. Paru-paru terbagi atas bagian-bagian interior yang lebih komplek
daripada amfibia yang mengandung kapilar pulmonalis.
System sirkulasi pada kadal lebih sempurna daripada Amfibi
oleh sebab adanya paru-paru fungsional dan ginjal metanefros. Atrium jantung
terbagi sempurna menjadi ruangan kanan dan kiri, sinus venosus, menyatu dengan
dinding dari atrium kanan, ventrikel terpisah oleh septum (sekat).
Jantung terletak di bagian anterior ventral dari rongga
thorax. Terdiri atas sinus venosus yang kecil, dua buah auricula dan dua
ventricula. Antara dua ventricular terdapat septum yang umumnya tidak sempurna,
karena masih ada voramen pannizae.
Darah dari vena masuk ke dalam jantung sinus venosus,
auriculum dextra, ventriculum dextra, arteri, pulmonalis dari paru-paru darah
kembali masuk auriculum sinestra, dan terus ke ventriculum sinistra. Dari sini
akan melalui sepasang archus aorticus yang selanjutnya kea rah dorsal
mengelilingi oesphagus, dari dasar archus aoricum dexter muncul dua arteri
carotis (arteri carotis comunis dextra sinistra) yang menuju ke leher dan
kepala, dan arteri subelavia menuju ke masing-masing extremitas anterior.
Dua arcusn aorticus menghubungkan disi menjadi satu di sebelah
dorsal menjadi aorta dorsalis, yang akan memberikan darah kepada alat-alat
dalam rongga tubuh, ke extremitas posterior dan ekor. Darah vena dikumpulkan
oleh vena kava anterior yang menampung darah dari kepala dan kedua extremitas
anterior, oleh sebab vena kava posterior yang menampung darah dari organ
reproductivum dan ren, oleh vena porta hepatica menampung darah dalam tractuas
digestive yang memecah menjadi kapiler-kapiler di dalam hepar dan dikumpulkan
oleh vena hepatica yang pendek dan vena epigastris pada masing-masing sisi dala
rongga abdominalis menampung darah dari extremitas posteriosr, ekor dan tubuh.
Dari kedua vena cava itu akan masuk ke dalam sinus venosus.
Enchephalon terdiri atas: dua lobus olfactorius yang panjang yang
berhubungan dengan haemisphaericum cerebri yang terletak di muka. Mesencephalon
yang tertutup oleh haemisphaerium cerebri terbagi oleh sulcus medianus menjadi
dua corpora bigemina. Cerebellum (myencephalon) berbentuk kecil terletak
di belakang mesencephalon. Di sebelah bawah cerebellum terdapat medulla oblongata
yang lebar di sebelah anterior yang mempunyai cekung fossa rhomboidea yang
sebagian ditutupi cerebellum. Di sebelah dorsal dari mesencephalon suatu
bulatan kecil epihyse, sedang sebelah ventral terdapat hypophyse. Selanjutnya
medulla oblongata (metencephalon) dilanjutkan oleh medulla spinalis.
Pada otak terdapat 12 nervi cerebrales.
Otak tengah pada reptil telah mengalami perubahan pada
cerebrum yang diakibatkan perkembangan ukuran dari belahan-belahan otak karena
adanya invasi pallium oleh beberapa sel saraf sehinga menjadi bentuk
neopallium. Cerebellum reptil relatif lebih besar dari pada milik amfibi.
Sekali lagi kemampuan ini dihubungkan dengan macam gerakan dari kebanyakan
reptil. Reptil memiliki 12 saraf kranial.
5)
Sistem
reproduksi
System
reproduksi pada kadal yang kami amati ialah :
a. Sistem Genitalia Jantan Testis
berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang,
dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis
terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim
kawin. Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran
reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat
testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus
aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus
wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus
deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu
sinus urogenital yang pendek.
b. Sistem Genitalia Betina Ovarium
berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol.
Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis. Saluran reproduksi,
oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai
ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler,
bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur,
kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan
menghasilkan cangkang kapur
Hasil pengamatan kadal jantan didapatkan bahwa
pada kulit Kadal terdapat squamae epididymis. Hal itu sesuai dengan pernyataan
Radiopoetro (1991), bahwa squamae pada Kadal berbentuk tanduk dan terletak pada
lapisan dernal yang menulang. Lapisan terluar dari integumentum yang menanduk
tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluhan darah, bagian inti mati, dan
lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinitasi,
lapisan keratin ini ikut hilang apabila Kadal berganti kulit.
G. Lampiran
1.
Pengamatan Bentuk Luar
2.
Pengamatan Bentuk Dalam
KESIMPULAN
Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi
untuk hidup di darat yang lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang
menanduk mencegah hilangnya kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di
permukaan yang kasar.
Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain
adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini
menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau
sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara
total maupun sebagain.
Kelas Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia
(contohnya: Tuatara), Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus),
Squamata (Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia
(contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman). Berdasarkan hasil
praktikum pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Kadal (Mabouya multifasciata) termasuk phylum : Chordata, subphylum :
Vertebrata, class : Reptilia, ordo : Squamata, subordo : Lacertilia, famili :
Scincidae, genus : Mabouya, spesies : Mabouya
multifasciata.
b. Tubuh kadal terbagi tiga yaitu:
kepala, badan, dan ekor. Kadal mempunyai sistem pernapasan, reproduksi,
ekskresi, peredaran darah, dan persyarafan.
c. Sistem pencernaan pada kadal terdiri
dari hepar, gastrum, lien, pankreas, duodenum, ductus choleodocus, rectum dan
kloaka.
d. Sistem peredaran darah pada reptil
adalah peredaran ganda yang strukturnya hampir sempurna.
e. Sistem respirasi pada kadal terdiri
dari trachea, larink, bronchus dan pulmo.
f.
Sistem
ekskresi kadal terdiri dari ginjal, kantong kemih, dan ureter.
g. Sistem genitalia kadal jantan
terdiri dari testis, epididymis, dan ductus wolffi.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowijoyo,
1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda,
T. 1980. Anatomi Empat spesies Vertebrata. Americo, Bandung.
Ibrahim,
J., Anuar, S., Norhayati, A., Shukor, Shahriza, Ain, N., Zalipah, N., Rayan, M.
2003. “An annotated checklist of Hepetofauna of Langkawi Island, Malaysia”
Malayan Nature Journal. Vol. 57, Edisi IV, h. 368-381.
Jasin,
M. 1989. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata untuk Universitas
Cetakan Ketiga. Sinar Wijaya, Surabaya.
Kimball,
J. W. 1991. Biologi Jilid 3. Erlangga, Jakarta.
Setiadi, asep.
2010. Anatomi Kadal. http://aepcute.blogspot.com
0 komentar:
Post a Comment