Monday, January 22, 2018

Praktikum Mikrobiologi Pewarnaan sederhana



PRAKTIKUM MIKROIOLOGI
PEWARNAAN SEDERHANA
A.    Tujuan
Untuk mengamati bentuk-bentuk sel bakteri dan reaksinya terhadap zat kimia yang bersifat basofilik
B.     Dasar Teori
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri.
Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Lazim, prosedur pewarnaan ini menggunakan zat warna basa seperti seperti crystal violet, biru metilen, karbol fuchsin basa, safranin atau hijau malakit.
C.    Alat Dan Bahan
a.      Alat yang digunakan :
1.      Miroskop
2.      Lampu spirtus
3.      Jarum/loup inokulasi
4.      B dan rak pencuci
5.      Objek gass
6.      Botol semprot
7.      Keras isap
8.      Kertas lensa
b.      Bahan yang digunakan
1.      Yogurt
2.      Minyak imersi
3.      Xilol
D.    Cara Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan daam praktium
2.      Meneteskan yogurt tetes kedalam objek glass
3.      Menuangi sediaan ersebut dengan metilen blue sampai menutupi suruh permukaan persdiaan tersebut
4.      Membiaran selama 1-3 menit
5.      Membilas sampel dengan air menggunakan botol semprot, air dialirkan tida boleh kena sampel secara langsung
6.      Mengeringkan diudara atau dengan menggunakan kertas isap
7.      Mengamati sampel dibawah mikroskop dengan menggunakan lensa objek 100x yang terlebih dahulu samel di tetesi minyak imersi 1 tetes.
E.     Hasil Pengamatan dan pembahasan
         Yoghurt adalah bahan makanan yang berasal dari susu sapi, yang merupakan hasil pemeraman susu dalam bentuk mirip bubur atau es krim yang mempunyai rasa agak asam sebagai hasil fermentasi oleh bakteri-bakteri tertentu. Pembuatannya telah berevolusi dari pengalaman beberapa abad yang lalu dengan membiarkan susu yang tercemar secara alami menjadi masam pada suhu tinggi, mungkin sekitar 40-50°C. Akhir-akhir ini ditemukan pula bahwa yoghurt dapat pula dibuat dari susu skim, full krim atau bahkan dari kacang kedelai (disebut Soyghurt ).
          Yoghurt dibuat dengan menambahkan bakteri yang menguntungkan ke dalam susu yang tidak dipasteurisasi (untuk mengatur keseimbangan antara bakteri dan enzim dari susu) pada suhu dan kondisi lingkungan yang dikontrol. Bakteri akan mengolah gula susu alami menjadi asam laktat. Hal itu akan meningkatkan keasaman sehingga menyebabkan protein susu menyusut menjadi masa yang padat atau kental. Peningkatan keasaman (pH 4-5) juga mencegah proliferasi (perbanyakan sel) dari bakteri patogen lainnya.
          Umumnya kultur yoghurt melibatkan dua atau lebih bakteri yang berbeda untuk proses fermentasi, biasanya yaitu Streptococcus salivarius dan Streptococcus thermophilus dan genus Lactobacillus , seperti L.acidophilus , L.bulgaricus, L.casei dan L.bifidus . Karena kultur yoghurt mengandung enzim-enzim yang dapat memecah laktosa, beberapa individu yang menderita lactose intolerant dapat menikmati yoghurt tanpa efek yang merugikan. Secara nutrisi, yoghurt memang kaya akan protein dan beberapa vitamin B serta mineral penting lainnya. Dalam pembuatan yoghurt secara alam pembuatan yoghurt secara alami, susu yang akan difermentasi dipanaskan samapai 90 C selama 15 – 30 menit, kemudian didinginkan sampai 43 C, diinokulasikan dengan 2% kultur campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus dan dibiarkan pada suhu ini selama kira-kira 3 jam sampai tercapai kemasan yang dikehendaki 0,85 -0,90% dan pH 4,0 – 4,5 kemudian produk didinginkan samapai 5 C untuk dikemas. Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus merupakan bakteri asam laktat (BAL) yang berperan dalam pembuatan yoghurt. Bakteri Lactobacillus bulgaricus merupakan bakteri gram positif, berbentuk batang, katalase negatif, bersifat anaerobic/aerotolerant homofermentatif, dengan suhu optimum pertumbuhan adalah sekitar 40 – 45 C. sedangkan bakteri Streptococcus thermophillus merupakan bakteri gram positif, berbentuk bulat/kokus, katalase negatif, bersifat anaerobic, dengan suhu optimum pertumbuhan sekitar 40 – 45 C. kedua jenis bakteri ini terkandung dalam yoghurt dengan jumlah ± 10 – 10 sel/ml dari masing – masing jenis bakteri.
          Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan dalam  praktikum ini dengan menggunakan sampel yogurt dengan menggunakan pewarna metilen blue diperoleh bakteri dengan bentuk basil dan berwarna ungu dalam ukuran 100x. di dalam minuman yogurt  mengandung bateri basil.
F.     Kesimpulan
Dapat kami simpulkan bahwa bakteri yang terkandung dalam minuman yogurt tersebut mengandung bakteri yaitu bakteri basil yang berwarna ungu karena diberi pewarna metilen blue sehingga warna bakteri tersebut berwarna ungu.

0 komentar:

Post a Comment

Baca Postingan Lainnya

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM SARAF REFLEKSI NORMAL DAN SPINAL PADA KATAK

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <script> (adsby...