LAPORAN
PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
STRUKTUR DAN ANATOMI KATAK
Disusun oleh :
Astrid
Novita : 15541008
Anisa Almuawiyah : 15542025
Iis Siti
Maspupah : 15542016
Sri Devi
Agustin : 15542003
Ayi Asrul
Siamul A : 15542027
LABORATORIUM
BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT
2015-2016
A.
Tujuan
Praktikum
Untuk
mengetahui struktur dan anatomi pada Katak
B.
Dasar
Teori
Amphibia berasal dari kata Amphi yang artinya
rangkap, dan bios yang artinyakehidupan. Dan amphibia adalah hewan yang hidup
dengan dua bentuk kehidupan,mula-mula dalam air tawar kemudian dilanjutkan di
darat. Fase kehidupan di dalam air berlangsung sebelum alat
reproduksinya masak, keadaan ini merupakan fase larva atau biasa disebut
berudu. Hewan dewasa memiliki columna vertebralis dan biasa extremitatesdengan
digiti atau jari-jari yang berbeda-beda, sedang kulitnya lembut dan tidak
berambut,tidak bersisik atau tidak berbulu.
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang
berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi
untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan
kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan
perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium
cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak
berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan
bahan pelembab atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui
siklus hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi,
misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi
dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan
berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian
hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk
berkembang biak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama
hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air. (Duellman
1986).
Amphibia berarti dua kehidupan yang mengacu kepada
metamorfosis banyak jeniskatak. Kecebong yang merupakan tahapan larva dari
seekor katak, umumnya adalahherbivore akuatik dengan insang, sistem gurat sisi
yang mirip dengan ikan, dan ekor panjang bersirip. Kecebong tidak
memiliki kaki dan berenang dengan cara menggeliatseperti leluhurnya yang mirip
ikan. Selama metamorfosa yang berakhir dengan kehidupankedua, kaki berkembang,
insang, dan sistem gurat sisi menghilang. Tetrapoda muda dengan paru-paru
untuk bernafas, sepasang gendang telinga eksternal, dan sistem pencernaan
yangdiadaptasikan untuk mengkonsumsi makanan sebagai hewan karnivora,
merangkak ketepian dan memulai kehidupan di darat. Namun demikian,
meskipun menyandang namaamphibia, banyak jenis katak tidak memalui tahapan
kecebong akuatik, dan terrestrial. (Campbell 2003).
Amphibia mempunyai ciri-ciri, yakni sebagai berikut:
1.
tubuhnya
diselubungi kulityang berlendir
2.
merupakan
hewan berdarah dingin atau poikiloterm
3.
Amphibi
mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan, yaitu dua serambi dan satu
bilik
4.
mempunyai
dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yangterdapat di
antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang
diair.
5.
matanya
mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yangsangat berfungsi
saat menyelam di dalam air.
6.
pernafasan
pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernafasannya
berupa paru-paru dan kulit.
7.
hidungnya
mempunyai katup yang berfungsi untuk mencegah air masuk ke dalamrongga mulut
ketika menyelam
8.
berkembang
biak dengan cara melepaskan telurnyadan dibuahi oleh jantang di luar tubuh
induknya, yang disebut dengan pembuahan eksternal.
Contoh dari ampibi pada praktikum ini adaah Katak Sawah
Katak sawah ialah sejenis katak yang banyak hidup di
sawah-sawah, rawa, parit dan selokan, sampai ke rawa-rawa bakau. Nama ilmiahnya
Fejervarya cancrivora, dan dalam bahas Inggris dikenal sebagai marsh frog,
rice-field frog atau crab-eating frog; nama yang terakhir diberikan karena
kegemaran kodok ini memangsa ketam sawah (Lat.cancer ketam, vorare makan,
memangsa). Kebanyakan orang akan menyebutnya sebagai Kodok. Sedangkan jika di
perhatikan dengan seksama sangat jelas sekali bahwa hewan tersebut termasuk
dalam kelompok Katak..
Klasifikasi ilmiah dari katak sawah adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amfibia
Bangsa : Anura
Suku : Ranidae
Marga : Fejervarya
Jenis : Fejervarya
cancrivora
Katak sawah memiliki tubuh yang Kecil sampai agak
Besar. Gempal, dengan kaki yang kuat dan
paha yang berotot besar .Katak jantan dewasa memiliki ukuran sekitar 60 mm dan
betina dewasa berukuran sekitar 70-80 mm. Namun yang terbesar bisa sampai
dengan 120 mm SVL (snout vent length, dari moncong ke anus).Spesimen yan kecil
agak sulit dibedakan dengan Kodok Tegalan (F.lomnocharis). Pungungnya
berwarna lumpur kecoklatan dengan bercak-bercak gelap yang tidak simetris.Terkadang
terdapat warna hijau lumut terang pada individu dengan ukran yang besar. Sisi
tubuh dan lipatan paha dengan bercak-bercak hitam.Kaki depan dan belakang kerap
bercoreng-coreng hitam. Bibir juga berbelang 2-3 belang hitam. Terdapat
lipatan-lipatan kulit tipis memanjang di atas punggung, serupa jalur bintil
atau pematang.Kaki dengan selaput renang yang penuh sampai ujung jari, kecuali
pada jari kaki keempat. Bintil metatarsal tunggal, terdapat sisi dalam (pangkal
jari pertama) kaki, bentuknya memanjang.
Tubuh katak sawah terbagi menjadi kepala dan badan (tidak
ada leher). Terdapat dua pasang apendiks lokomotor (yang belakang sangat
panjang).Kulit lunak, tidak bersisik. Lubang hidung antori-dorsal,
mata dorsal, besar, membran timpaniv, dorsal berada di belakang dekat
mata. Mulut sangat lebar. Tiap tangan mempunyai 4 jari, jari kelima rudimenter.
Tiap kaki mempunyai 5 buah jari dengan selaput antar jari – jari. Kulit katak
sawah memiliki kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir yang licin. Warna kulit katak
dapat berubah sesuai dengan cahaya yang ditangkap oleh tubuh untuk dapat
berubah. Perubahan warna kulit katak dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan untuk melindungi diri dari perhatian hewan pemangsa. Kulit katak
juga berfungsi dalam pertukaran gas.
Katak sawah dapat hidup di hutan primer hingga area
persawahan. Katak sawah banyak di jumpai di daerah persawahan, karena sawah
merupakan habitat dari katak sawwah yang di buat oleh manusia dan paling di
sukai oleh hewan tersebut. Katak sawah sangat berlimpah pada saat umur padi
masih muda, karena ketersediaanair masih banyak dan menggenangi semuapermukaan
tanah petak persawahan. Kelimpahannya akan menurun sejalan dengan berkurangnya
ketersediaan air. Persawahan merupakan tempat bagi katak sawah untuk berkembang
biak, mencari makan dan tumbuh dewasa. Seluruh siklus hidupnya berlangsung di
sawah. Katak tersebut dapat di jumpai pada ketinggian tempat antara 0-1500 m
dari permukaan laut. Pada umumnya katak hijau banyak di jumpai pada areal persawahan
yang terletak pada dataran rendah (0-300 m dpl).
1.
System
pencernaan
Sistem pencernaan amphibi berbeda dengan hewan vertebrata
lainnya, mengingat habitatnya juga berbeda. Hewan amphibi termasuk dalam kelas
hewan chordata. Hewan amphibi ialah hewan yang habitatnya di darat dan di air.
Salah satu contoh hewan amphibia ialah katak. Pada artikel ini akan diuraikan
sistem pencernaan pada katak. Katak mengalami metamorfosis diawali dengan
berudu atau kecebong yang hidup di air, setelah dewasa katak dapat hidup
didarat dan masih dapat berenang di air. Metamorfosis katak menyebabkan katak
memiliki sistem pencernaan yang unik dan sistem pernafasan yang unik yaitu saat
berudu bernafas menggunakan insang dan ketika dewasa bernafas menggunakan
paru-paru.
Sistem pencernaan katak meliputi rongga mulut, kerongkongan
(esofagus), lambung (ventrikulus), usus (intestinum), usus besat atau usus
tebal, kloaka.
Sistem pencernaan katak hampir mirip dengan sistem pencernaan ikan. Makanan pokok katak berupa serangga seperti lalat, nyamuk, capung. Organ pencernaan katak, meliputi :
Sistem pencernaan katak hampir mirip dengan sistem pencernaan ikan. Makanan pokok katak berupa serangga seperti lalat, nyamuk, capung. Organ pencernaan katak, meliputi :
a.
Rongga
mulut
Rongga mulut ialah organ pencernaan
yang pertama mencerna makanan. Rongga mulut pada katak di topang oleh rahang
atas dan rahang bawah. Gigi katak tidak berkembang secara sempurna dan
berbentuk V. Katak mempunyai lidah yang sangat panjang dan berguna untuk
menangkap mangsa. Lidah katak mempunyai keunikan yaitu pangkal lidah yang
berada di depan, bentuk lidah yang menggulung, sangat lengket dan tekstur lidah
yang kenyal.
b.
Kerongkongan
Katak tidak memiliki leher sehingga
kerongkongan katak berupa saluran kecil dan sangat pendek.
c.
Lambung
Lambung katak bersifat asam dengan
tujuan untuk membunuh kuman kuman penyakit dan melumpuhkan mangsanya. Lambung
katak menyerupai lambung ikan. Pankreas katak terletak di dekat lambung.
Pankreas katak menghasilkan enzim yang membantu pencernaan makanan. Pankreas
katak berwarna kekuning-kuningan. Di dekat lambung juga terdapat hati yang
menghasilkan cairan empedu yang berguna menetralisir racun.
d.
Usus
Usus katak terdiri dari beberapa
bagian yaitu usus duabelas jari (duodenum), usus kosong (jejenum), usus cerna
(ileum). Di dalam usus katak terjadi proses penyerapan sari-sari makanan dengan
bantuan enzim yang dihasilkan oleh pankreas. Usus katak hampir menyerupai usus
ikan.
e.
Usus
besar atau usus tebal
Di dalam usus besar sudah tidak ada
proses pencernaan lagi. yang ada hanya pembusukan sari-sari makanan dan
penyerapan air saja.
f.
Kloaka
Sisa makanan yang tidak diserap akan
dikeluarkan melalui kloaka. Bentuk kloaka pada katak menyerupai kloaka pada
reptil dan ikan. Kloaka pada katak mempunyai dua saluran yaitu saluran
reproduksi dan saluran pencernaan.
2. System pernapasan
Katak muda (berudu)
menggunakan insang untuk mengambil O2 yang terlarut dalam air. Setelah berumur
lebih kurang 12 hari, insang luar diganti dengan insang dalam. Setelah dewasa,
katak bernapas menggunakan selaput rongga mulut, paru-paru, dan kulit. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan
karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat
terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis
tertutup, sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui
selaput rongga mulut yang tipis.
Pernapasan
dengan kulit dilakukan secara difusi. Hal ini karena kulit
katak tipis, selalu lembap, dan mengandung banyak kapiler darah. Pernapasan
dengan kulit berlangsung secara efektif baik di air maupun di darat. Oksigen
(O2) yang masuk lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru (vena
pulmo kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya
karbon dioksida (CO2) dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung
dipompa ke kulit dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo
kutanea). Dengan demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di
kulit.
Katak juga bernapas
dengan paru-paru, tetapi belum sebaik paru-paru Mammalia. Perhatikan Gambar
7.18. Paru paru katak berupa sepasang kantung tipis yang elastis sehingga udara
pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya banyak dikelilingi kapiler darah
sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan. Paru-paru dengan rongga mulut
dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Seperti pada ikan, pernapasan pada katak
meliputi proses inspirasi dan ekspirasi yang berlangsung pada saat mulut dalam
keadaan tertutup. Mekanisme pernapasan ini diatur oleh otot-otot pernapasan,
yaitu: otot rahang bawah (submandibularis), sternohioideus, geniohioideus, dan
otot perut. Perhatikan Gambar 7.19.
Mekanisme inspirasi dan ekspirasi dijelaskan seperti berikut:
1)
Fase inspirasi katak
Fase
inspirasi terjadi bila otot sternohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut
membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane (celah hidung).
Setelah
itu, koane menutup, otot submandibularis dan otot geniohioideus berkontraksi,
sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen
masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas,
oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru, dan
sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.
2)
Fase ekspirasi katak
Mekanisme
ekspirasi terjadi setelah pertukaran gas di dalam paru-paru, otot rahang bawah
mengendur atau berelaksasi, sementara otot perut dan sternohioideus
berkontraksi. Hal ini mengakibatkan paru-paru mengecil, sehingga udara tertekan
keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Selanjutnya koane membuka, sedangkan
celah tekak menutup, sehingga terjadi kontraksi otot rahang bawah yang diikuti
berkontraksinya otot geniohioideus. Akibatnya, rongga mulut mengecil dan udara
yang kaya karbon dioksida terdorong keluar melalui koane.
3.
Sistem saraf
Semua penyebab terjadinya perubahan dalam tubuh atau bagian
tubuh disebut rangsang. Alat yang mampu menerima rangsang dinamakan Indera
(Reseptor). Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh, misalnya berupa Bau,
Rasa, Sentuhan, Cahaya, Suhu, Tekanan ataupun Gaya Berat. Indera yang mampu
menerimanya disebut Reseptor Luar (Ekteroseptor). Rangsangan dari dalam tubuh
sendiri antara lain dapat berupa rasa lapar, kenyang, nyeri, dan kelelahan.
Indera penerimanya disebut Reseptor dalam (Interoseptor). Jadi Reseptor adalah
satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali
rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh.
Rangsangan yang diterima oleh reseptor akan dihantarkan ke
system saraf pusat oleh neuron sensori dan tanggapan akan disampaikan oleh
neuron motor ke effektor, misalnya otot dan kelenjar. Jadi Efektor adalah sel
atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang
mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai
(berurutan) antara reseptor dan efektor. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel
saraf (neuron), neuron adalah kesatuan structural dan fungsional system saraf.
Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau
tanggapan.
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya
mengandung Inti sel yang besar dan berbentuk seperti pembuluh dengan membrane
yang tipis. Inti sel mengandung satu anak inti besar yang kaya akan RNA (Asam
Ribo Nukleat) dan Sitoplasma yang disebut Neuroplasma.
Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit
dan akson (neurit). Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu
dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel.
·
Dendrit
Dendrit merupakan serabut saraf yang
pendek, biasanya bercabang-cabang seperti pohon dengan bentuk dan ukuran yang
berbeda-beda. Dendrit berfungsi untuk menerima impuls (ransang) yang datang
dari ujung akson neuron lain. Kemudian impuls dibawa menuju ke badan sel saraf.
·
Akson
(Neurit)
Akson (neurit) merupakan serabut
yang panjang dan umumnya tidak bercabang. Fungsi akson ialah meneruskan impuls
yang berasal dari badan sel saraf ke kelenjar dan serabut-serabut otot. Panjang
Akson mencapai ratusan meter.
Selubung sel saraf yang mengelilingi
akson (bagian luar akson) terdiri dari substansi lemak sehingga bewarna putih.
Selubung ini tidak berinti dan dinamakan selubung mielin. Selubung mielin ini
merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel
glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran
plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson
dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut
nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.
Sistem saraf tersusun dari
berjuta-juta sel saraf. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel
saraf intermediet (asosiasi).
·
Sel
saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah
menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon)
dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet). Aksonnya pendek sedangkan
dendritnya panjang. Badan selnya bergelombang membentuk ganglia.
·
Sel
saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah
mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya
berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan (effektor). Badan sel saraf motor
berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson
saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
·
Sel
saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga
sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan
berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel
saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi
lainnya. Dendritnya pendek dan aksonnya ada yang pendek ada yag panjang.
Kelompok-kelompok serabut saraf,
akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf.
Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
4.
Sistem
Otot
5 3. Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah katak termasuk
sistem peredaran darah tertutup dan ganda. Jantung katak terdiri atas tiga
ruang yaitu serambi kiri dan kanan serta satu bilik.
Darah dari
seluruh tubuh yang telah banyak mengambil CO2 dari jaringan mengalir
ke sinus venosus dan kemudian masuk ke serambi kanan. Dari serambi kanan, darah
mengalir ke bilik, kemudian darah dipompa ke luar melalui arteri pulmonalis.
Selanjutnya darah mengalir melalui:
Arteri
pulmonalis → paru-paru (di paru-paru terjadi pertukaran CO2 dan
O2) → vena pulmonalis → serambi kiri. Lintasan peredaran
darah disebut peredaran darah kecil. Kemudian, darah masuk ke bilik dan
mengalir melalui bilik → konus arteriosus → aorta ventralis →
seluruh tubuh.
Dengan demikian, peredaran darah katak
merupakan peredaran darah ganda, yaitu pertama darah dari jantung menuju ke
paru-paru kemudian ke jantung lagi, dan kedua darah dari tubuh menuju dan
diedarkan ke seluruh tubuh lagi.
6 4. System reproduksi
Sistem Reproduksi KatakKatak jantan dan katak betina dapat dibedakan bahkan oleh
karakter morfologi eksternal mereka. Organ yang bersangkutan dengan produksi
gamet sperma dan ovum (sel telur) disebut organ reproduksi utama. Dalam katak jantan organ reproduksi utama adalah sepasang
testis dan reproduksi aksesori
organ adalah:
organ adalah:
1)
Vasa
Efferentia
2)
Penawar
Canal
3)
Tubulua
4)
Urinogenital
5)
Kloaka
6)
kloaka
Aperture.
organ reproduksi Jantan terdiri dari
sepasang testis bulat telur kekuningan, yang ditemukan berpegang pada bagian atas ginjal oleh
lipatan ganda peritoneum yang disebut mesorchium. Vasaefferentia 10-12
jumlahnya dan setelah timbul dari testisdijalankan melalui mesorchium dan
masukkan ginjal dari pihak mereka. Dalam ginjal, rute membuka ke kanal Penawar,
yanga khirnya berkomunikasi dengan saluran urinogenital.
Saluran ini muncul dari ginjal dan akhirnya membuka ke kloaka. Kloaka adalah
kecil, ruang median yang digunakan untuk melewati kotoran, urin dan sperma ke
bagian luar.Dalam
katak betina organ reproduksi utama adalah sepasang ovarium dan organ reproduksi
aksesori yang:
1.
Sepasang
saluran telur
2.
Kloaka
3.
kloaka Aperture.
Dalam katak muda setiap
ovarium kecil, datar dan lobulated. Dalam katak dewasa ini adalah kasus yang
sama selama periode tahun selain musim kawin.
Ovarium ini diselimuti
oleh mesovarium, lapisan tipis peritoneum. Beberapa struktur
kantung-seperti berongga membentuk ovarium. Penampilan lobulated ovarium akibat
struktur tersebut.
Awalnya warna ovarium
kekuningan dengan bintik-bintik hitam kecil. Lumen ovarium adalah bagian dari coelom
tersebut. Itu diisi dengan cairan selom.
Selama musim kawin
dinding ovarium
menjadi bertatahkan dengan sejumlah besar folikel ovarium. Setiap folikel
ovarium berisi telur berkembang. Folikel ovarium proyek menuju lumen ovarium.
Ovarium seperti itu
sangat jauh membesar. Itu mencapai warna hitam dengan bintik-bintik kuning
muda. Setiap saluran telur adalah tabung panjang yang sempit dan sangat
melingkar. Hal ini dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan struktur dan
fungsinya.
1)
Saluran
Oviducal
2)
Oviduk
3)
visac.
Akhir anterior saluran
telur membentuk corong oviducal lebar dan berjumbai. Corong ovoiducal terletak
di sisi dorsal paru-paru. Margin dan permukaan bagian dalam dari corong
oviducal dilapisi oleh epitel bersilia. Corong oviducal mengarah ke saluran
telur. Saluran telur ini adalah lurus dan berdinding tipis untuk jarak pendek.
Setelah itu menjadi sangat melingkar dan berdinding tebal. Saluran telur
digulung ini berjalan ke posterior sepanjang sisi luar
ginjal. Bagian menghambat saluran telur menjadi berdinding sangat tipis.
Hal ini kantung-seperti
dan disebut ovisac. Ovisac terbuka dari ujung posterior di dinding
dorsal kloaka oleh lubang individu berbaring anterior dengan bukaan ureter.
Kloaka terbuka ke bagian luar dengan aperture kloaka pada bagian belakang
tubuh. Pelepasan ovum pada betina disebut sebagai pemijahan.
C.
Alat
dan Bahan
1. Bahan yang digunakan :
Satu
ekor Katak (Fejervarya cancrivora)
2. Alat yang digunakan :
o
Pinset
o
Gunting bedah
o
Pisau bedah (untuk menyayat)
o
Spatula ( untuk mengangkat)
o
Kapas atau tissue
D.
Cara
Kerja
-
Pengamatan
Bentuk Luar
1. Katak dimasukkan ke
larutan eter atau cloroform dan dibiarkan sampai mati lemas (dibius).
|
2. Katak di ukur bagian
badannya secara keseluruhan, meliputi bagian kepala, tubuh dan ekor.
|
3. Setelah mati. Diamati bentuk luar
tubuh katak.
|
-
Pengamatan
Organ Viseral
|
2. Diangkat gelang panggulnya.
|
3. Bagian tubuh katak
diukur menggunakan penggaris.
|
4. Lapisan kulit disisihkan kesamping
|
5. Sesudah rongga dada tampak jelas,
dibersihkkan ototnya dengan hati-hati.
|
6. Kembali kebagian dada, digunting
kulit hingga bagian dekat mulut.
|
7. Diperhatikan organ dalamnya mulai dari
rongga dada dan rongga perut.
|
8. Dipotong kulit mulai
dari bagian kloaka, kemudian perut dan menuju ke bagian dada, disini
digunting kearah kanan dan kiri.
|
E. Hasil Pengamatan
F.
Pembahasan
Secara majemuk, sistem otot katak sawah berbeda dari susunan miotom
primitif, terutama dalam apendiks. Otot–otot segmental mencolok pada tubuh.
Segmen kaki teratasnya berotot besar.
1. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada katak sawah ini terdiri dari mulut,
kerongkongan, dari kerongkongan akan masuk ke lambung, usus halus, usus besar,
dan sisa makanan akan dibuang melalui kloaka setelah diserap oleh tubuh. Mulut
dengan banyak gegi – gerigi kecil di sepanjang rahang atas, dan gigi vomerin
pada langit – langit mulut. Lidah berotot dan bifurkat (cabang dua) pada
ujungnya, dan bertaut pada bagian anterior mulut. Saluran pencernaan mulai dari
esofagus (berdinding lurus dan besar) langsung bersatu dengan lambung.Lambung
memanjang dan berkelok ke samping kiri, dan berotot.Usus terdiri dari
intestinum (kecil, panjang, berkelok – kelok), rektum yang langsung bersatu
dengan kloaka. Baik hati maupun pankreas mempunyai saluran – saluran menuju ke
duodenum. Ada kandung empedu. Baik lambung maupun intestinum pada potongan
melintang terdiri dari 4 lapisan, yaitu ; Peritonium, Lapisan otot, Submukosa,
dan Mukosa.
2.
Sistem Respirasi
Sistem pernapasan pada katak untuk katak dewasa dan larva
selama proses perkembangan katak sawah berbeda seperti katak lainnnya. Dimana
pada berudu terdapat insang eksternal dan (kemudian) insang inteernal. Katak
dewasa bernapas dengan paru – paru, yaitu berupa kantung – kantung yang
pada dindingnya terdapat banyak ruang. Paru – paru berhubungan dengan udara
luar melalui 2 bronki, laring, (kotak suara) yang mengandung tali – tali vokal,
lalu faring dan lorong – lorong nasal. Lubang dari faring ke laring berupa
celah longitudinal yang di sebut glottis. Lubang – lubang dalam dari lorong –
lorong nasal itu di sebut nares internal ( hidung dalam). Pertukaran gas terjadi
melalui kulit.
3. Sistem Peredaran Darah
Jantung katak sawah terdiri 2 aurikel dan satu ventrikel.
Aliran darah dari jantung yaitu darah dari sinusvenosus masuk ke dalam aurikel
kanan. Darah meninggalkan ventrikel melalui trunkus anteriosus yang bercabang dua
di sebelah anterior jantung, lalu terbagi pada setiap sisi tubuh menjadi tiga
pokok, yaitu ;arteri karotis, arterisistemik, dan arteri pulmo-kutaneus
(berurutan dari anterior ke pasterior). Tiap arteri karotis interna dan karotis
eksterna yang menuju ke dalam kepala. Arteri pulmo-kutaneus membuat cabang –
cabang ke paru – paru dan kulit.Arteri sistemik (2 buah) bersatu menjadi aorta
dorsal. Aorta dorsal itu bercabang – cabang menjadi seliako-mesenterik
(lambung, hati, intestinum), segmental(otot – otot), renal (mesonefros),
genital(gonad), dan iliakal (kaki – kaki). Sedangkan darah dari paru – paru
kembali ke aurikel kiri melalui vena pulmonary. Semua darah memasuki aurikel
kanan, terus melalui sinus venosus (berupa kantong besar di sebelah sisi
dorsal). Sinus venosus menerima dua vena cava anterior yang membawa darah dari
bagian anterior tubuh, dan 1 vena cava posterior yang membawa darah dari
mestanofers dan mengalirkannya langsung ke hati (tidak dalam kapiler – kapiler)
dan terus ke jantung. Darah masuk ke dalam jaringan hati baik dari arteri
hepatic (cabang seliako-mesenterik) atau pun dari vena porta hepatic yang
membawa darah dari lambung dan usus.
4.
Sistem Saraf
Otak katak sawah
terbagi atas 5 bagian dan sarebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada
10 saraf kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brekeal (serabut –
serabut saraf yang silang – menyilang). Saraf ke-7, ke-8, ke-9 membentuk
pleksus inskiadikus. Sesuai dengan adanya pelebaran korda saraf, maka di sini
terdapat saraf brakial dan saraf lumba.
5. Sistem Reproduksi
Fertilisasi pada katak sawah ini seperti katak pada umumnya
yaitu terjadi fertilisasi eksternal. Fertilisasi eksternel, terjadi dimana
katak jantan menjepit katak betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur di
lepaskan segera sperma di semprotkan). Katak betina mempunyai 2 ovarium, yang
terletak di sebelah ventral mesonefros. Telur dewasa keluar lalu masuk ke dalam
selom, lalu tertarik ke dalam ovinduk. Di sekitar sejumlah telur itu, terbentuk
selubung gelatinosa dan pembentukan selubung itu terjadi ketika telur masih
dalam ovinduk. Katak sawah jantan mempunyai 2 testes yang berhubungan dengan
‘ginjal’ melalui beberapa vasa efrensia. Spermatozoa mencapai kloaka melalui
saluran Wolff. Perkembangan selanjutnya terjadi dalam air. Pembelahan total
inekual. Gastrulasi berakhir terutama setelah terbentuknya 2 lapisan mesoderm.
Dalam perkembangan selanjutnya terbentuk stadium larva akuatis, yang bernapas
dengan insang dan di sebut berudu, dan dengan metamorphosis terjadi katak
dewasa
1)
Katak
jantan
a. Testis, sepasang berbentuk bulat
telur, berwarna putih kekuningan. Terletak di atas ginjal dan berisi cadangan
makanan yang digunakan pada musim kawin. Jaringan ini menghasilkan spermatozoid
yang dilindungi oleh selaput nesopehium. Spermatozoa dikeluarkan melalui vena
efferensia melalui bagian lateral dan ren.
b. Vena efferensia. Berupa saluran
halus dari testis serta melalui nesorchium. Selanjutnya sperma dikeluarkan
melalui ren dan bermuara di ductus urospemachitus.
2)
Katak
betina
a. Ovarium merupakan sepasang kantong
yang terdiri dari sel-sel telur dan bila banyak akan menutupi seluruh bagian
abdomen serta dilindungi oleh selaput tipis nesovarium yang dengan bantuan
gerakan silia serta otot abdomen telur, telur tersebut didorong ke depan menuju
osteum tube yang terletak di kiri dan kanan dan merupakan pangkal dari saluran
telur.
b. Saluran telur, sepasang berliku-liku
dan berwarna putih telur yang masak dan masuk ke oviduk, dan sebelum bermuara
di kloaka akan masuk ke ovisoe (uterus).
c. Uterus merupakan tempat penyimpanan
sementara sel telur sebelum keluar dari tubuh karena fertilisasi.
d. Badan-badan lemak (corpus
adiposum) menyerupai daun berwarna kekuningan yang terletak di atas ginjal
dan berisi cadangan makanan yang digunakan musim kawin.
KESIMPULAN
·
Katak
(Fejervarya cancrivora) merupakan amphibia yang secara tipikal dapat
hidup di air tawar dan di darat. Sebagian besar mengalami metamorfosis dari
berudu (akuatis dan bernafas dengan insang) ke dewasa (bernafas dengan
paru-paru).
·
Morfologi
Katak terbagi menjadi lima bagian yaitu kepala (caput) yang terdiri dari mata,
lubang hidung, mulut dan telinga. Badan (truncus) yang terdiri dari telinga
hingga kloaka dan yang terakhir yaitu bagian ekor (cauda) yang memiliki bentuk
bulat meruncing ke ujung. Katak mempunyai sepasang anggota depan (extrimitas
anterior), dan sepasang anggota belakang (extrimitas posterior).
·
Saluran
pencernaan pada katak meliputi: rongga mulut, oesophagus, gatrum
(lambung), pylorus, duodenum, intestine, mesenterium, rectum, cloaca, hepar, ductus
hepaticus, vesica felea, ductus cysticus, pankreas, dustus pancreaticus, dan
ductus choleodocus.
·
Alat
pernapasan pada katak berupa insang, kulit, dan paru-paru. Berudu bernafas
dengan insang luar. Katak dewasa bernafas menggunakan paru-paru.
·
Sistem
peredaran darah pada katak adalah peredaran darah tertutup dan ganda. Peredaran
darah ganda yaitu, darah melalui jantung sebanyak dua kali dalam sekali
peredarannya. Darah dari jantung menuju ke paru-paru dan kembali ke jantung,
kemudian darah dari seluruh tubuh menuju jantung dan diedarkan kembali ke
seluruh tubuh.
·
Alat
ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal yang terdapat di kanan kiri
tulang belakang, berwarna kecoklat-coklatan yang memanjang ke belakang.
·
Pembuahan
diakukan diluar tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Djuhanda,
T. 1974. Analisa Struktur Vertebrata. Armico, Bandung.
Djuhanda,
T. 1982. Anatomi dari empat Hewan Vertebrata. Armico, Bandung.
Duellman,
W.E. and L.Trueb. 1986.Biology of Amphibians. McGraw – Hill Book
Company, New York.
Iskandar,
D.T. 1998. Amphibi Jawa dan Bali, Seri Panduan Lapangan. Puslitbang
Biologi-LIPI.
Jasin,
M. 1989. Sistematika Hewan (Vertebrata dan Invertebrata). Sinar Wijaya,
Surabaya.
Jasin.
Maskoen. 1992. Zoologi Vertebrata untuk Perguruan Tinggi. Sinar Wijaya,
Surabaya.
LAMPIRAN
1. Pengamatan
Bentuk Luar
2. Pengamatan
Bentuk Dalam
0 komentar:
Post a Comment