Friday, January 27, 2017

Laporn Praktikum Struktur dan Anatomi Pada Katak



LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
 STRUKTUR DAN ANATOMI KATAK

Disusun oleh :
Astrid Novita           : 15541008
Anisa Almuawiyah  : 15542025
Iis Siti Maspupah     : 15542016
Sri Devi Agustin      : 15542003
Ayi Asrul Siamul A : 15542027

 
LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT 2015-2016



A.    Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui struktur dan anatomi pada Katak
B.     Dasar Teori
Amphibia berasal dari kata Amphi yang artinya rangkap, dan bios yang artinyakehidupan. Dan amphibia adalah hewan yang hidup dengan dua bentuk kehidupan,mula-mula dalam air tawar kemudian dilanjutkan di darat. Fase kehidupan di dalam air  berlangsung sebelum alat reproduksinya masak, keadaan ini merupakan fase larva atau biasa disebut berudu. Hewan dewasa memiliki columna vertebralis dan biasa extremitatesdengan digiti atau jari-jari yang berbeda-beda, sedang kulitnya lembut dan tidak berambut,tidak bersisik atau tidak berbulu.
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air. (Duellman 1986).
Amphibia berarti dua kehidupan yang mengacu kepada metamorfosis banyak jeniskatak. Kecebong yang merupakan tahapan larva dari seekor katak, umumnya adalahherbivore akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang mirip dengan ikan, dan ekor  panjang bersirip. Kecebong tidak memiliki kaki dan berenang dengan cara menggeliatseperti leluhurnya yang mirip ikan. Selama metamorfosa yang berakhir dengan kehidupankedua, kaki berkembang, insang, dan sistem gurat sisi menghilang. Tetrapoda muda dengan paru-paru untuk bernafas, sepasang gendang telinga eksternal, dan sistem pencernaan yangdiadaptasikan untuk mengkonsumsi makanan sebagai hewan karnivora, merangkak ketepian dan memulai kehidupan di darat. Namun demikian, meskipun menyandang namaamphibia, banyak jenis katak tidak memalui tahapan kecebong akuatik, dan terrestrial. (Campbell 2003).
Amphibia mempunyai ciri-ciri, yakni sebagai berikut:
1.            tubuhnya diselubungi kulityang berlendir
2.            merupakan hewan berdarah dingin atau poikiloterm
3.            Amphibi mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan, yaitu dua serambi dan satu bilik
4.            mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yangterdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang diair.
5.            matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yangsangat berfungsi saat menyelam di dalam air.
6.            pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru dan kulit.
7.            hidungnya mempunyai katup yang berfungsi untuk mencegah air masuk ke dalamrongga mulut ketika menyelam
8.            berkembang biak dengan cara melepaskan telurnyadan dibuahi oleh jantang di luar tubuh induknya, yang disebut dengan pembuahan eksternal.
Contoh dari ampibi pada praktikum ini adaah Katak Sawah
Katak sawah ialah sejenis katak yang banyak hidup di sawah-sawah, rawa, parit dan selokan, sampai ke rawa-rawa bakau. Nama ilmiahnya Fejervarya cancrivora, dan dalam bahas Inggris dikenal sebagai marsh frog, rice-field frog atau crab-eating frog; nama yang terakhir diberikan karena kegemaran kodok ini memangsa ketam sawah (Lat.cancer ketam, vorare makan, memangsa). Kebanyakan orang akan menyebutnya sebagai Kodok. Sedangkan jika di perhatikan dengan seksama sangat jelas sekali bahwa hewan tersebut termasuk dalam kelompok Katak..

Klasifikasi ilmiah dari katak sawah adalah sebagai berikut:
Kerajaan          :           Animalia
Filum               :           Chordata
Kelas               :           Amfibia
Bangsa            :           Anura
Suku                :           Ranidae
Marga              :           Fejervarya
Jenis                :           Fejervarya cancrivora
Katak sawah memiliki tubuh yang Kecil sampai agak Besar.  Gempal, dengan kaki yang kuat dan paha yang berotot besar .Katak jantan dewasa memiliki ukuran sekitar 60 mm dan betina dewasa berukuran sekitar 70-80 mm. Namun yang terbesar bisa sampai dengan 120 mm SVL (snout vent length, dari moncong ke anus).Spesimen yan kecil agak sulit dibedakan dengan Kodok Tegalan (F.lomnocharis). Pungungnya berwarna lumpur kecoklatan dengan bercak-bercak gelap yang tidak simetris.Terkadang terdapat warna hijau lumut terang pada individu dengan ukran yang besar. Sisi tubuh dan lipatan paha dengan bercak-bercak hitam.Kaki depan dan belakang kerap bercoreng-coreng hitam. Bibir juga berbelang 2-3 belang hitam. Terdapat lipatan-lipatan kulit tipis memanjang di atas punggung, serupa jalur bintil atau pematang.Kaki dengan selaput renang yang penuh sampai ujung jari, kecuali pada jari kaki keempat. Bintil metatarsal tunggal, terdapat sisi dalam (pangkal jari pertama) kaki, bentuknya memanjang.
Tubuh katak sawah terbagi menjadi kepala dan badan (tidak ada leher). Terdapat dua pasang apendiks lokomotor (yang belakang sangat panjang).Kulit lunak, tidak bersisik. Lubang hidung antori-dorsal,  mata  dorsal, besar, membran timpaniv, dorsal berada di belakang dekat mata. Mulut sangat lebar. Tiap tangan mempunyai 4 jari, jari kelima rudimenter. Tiap kaki mempunyai 5 buah jari dengan selaput antar jari – jari. Kulit katak sawah memiliki kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir yang licin. Warna kulit katak dapat berubah sesuai dengan cahaya yang ditangkap oleh tubuh untuk dapat berubah. Perubahan warna kulit katak dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk melindungi diri dari perhatian hewan pemangsa. Kulit katak juga berfungsi dalam pertukaran gas.
Katak sawah dapat hidup di hutan primer hingga area persawahan. Katak sawah banyak di jumpai di daerah persawahan, karena sawah merupakan habitat dari katak sawwah yang di buat oleh manusia dan paling di sukai oleh hewan tersebut. Katak sawah sangat berlimpah pada saat umur padi masih muda, karena ketersediaanair masih banyak dan menggenangi semuapermukaan tanah petak persawahan. Kelimpahannya akan menurun sejalan dengan berkurangnya ketersediaan air. Persawahan merupakan tempat bagi katak sawah untuk berkembang biak, mencari makan dan tumbuh dewasa. Seluruh siklus hidupnya berlangsung di sawah. Katak tersebut dapat di jumpai pada ketinggian tempat antara 0-1500 m dari permukaan laut. Pada umumnya katak hijau banyak di jumpai pada areal persawahan yang terletak pada dataran rendah (0-300 m dpl).
1.            System pencernaan
 
Sistem pencernaan amphibi berbeda dengan hewan vertebrata lainnya, mengingat habitatnya juga berbeda. Hewan amphibi termasuk dalam kelas hewan chordata. Hewan amphibi ialah hewan yang habitatnya di darat dan di air. Salah satu contoh hewan amphibia ialah katak. Pada artikel ini akan diuraikan sistem pencernaan pada katak. Katak mengalami metamorfosis diawali dengan berudu atau kecebong yang hidup di air, setelah dewasa katak dapat hidup didarat dan masih dapat berenang di air. Metamorfosis katak menyebabkan katak memiliki sistem pencernaan yang unik dan sistem pernafasan yang unik yaitu saat berudu bernafas menggunakan insang dan ketika dewasa bernafas menggunakan paru-paru.
Sistem pencernaan katak meliputi rongga mulut, kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus (intestinum), usus besat atau usus tebal, kloaka.

Sistem pencernaan katak hampir mirip dengan sistem pencernaan ikan. Makanan pokok katak berupa serangga seperti lalat, nyamuk, capung. Organ pencernaan katak, meliputi :
a.       Rongga mulut
Rongga mulut ialah organ pencernaan yang pertama mencerna makanan. Rongga mulut pada katak di topang oleh rahang atas dan rahang bawah. Gigi katak tidak berkembang secara sempurna dan berbentuk V. Katak mempunyai lidah yang sangat panjang dan berguna untuk menangkap mangsa. Lidah katak mempunyai keunikan yaitu pangkal lidah yang berada di depan, bentuk lidah yang menggulung, sangat lengket dan tekstur lidah yang kenyal.
b.      Kerongkongan
Katak tidak memiliki leher sehingga kerongkongan katak berupa saluran kecil dan sangat pendek.
c.       Lambung
Lambung katak bersifat asam dengan tujuan untuk membunuh kuman kuman penyakit dan melumpuhkan mangsanya. Lambung katak menyerupai lambung ikan. Pankreas katak terletak di dekat lambung. Pankreas katak menghasilkan enzim yang membantu pencernaan makanan. Pankreas katak berwarna kekuning-kuningan. Di dekat lambung juga terdapat hati yang menghasilkan cairan empedu yang berguna menetralisir racun.

d.      Usus
Usus katak terdiri dari beberapa bagian yaitu usus duabelas jari (duodenum), usus kosong (jejenum), usus cerna (ileum). Di dalam usus katak terjadi proses penyerapan sari-sari makanan dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh pankreas. Usus katak hampir menyerupai usus ikan.
e.       Usus besar atau usus tebal
Di dalam usus besar sudah tidak ada proses pencernaan lagi. yang ada hanya pembusukan sari-sari makanan dan penyerapan air saja.
f.        Kloaka
Sisa makanan yang tidak diserap akan dikeluarkan melalui kloaka. Bentuk kloaka pada katak menyerupai kloaka pada reptil dan ikan. Kloaka pada katak mempunyai dua saluran yaitu saluran reproduksi dan saluran pencernaan.

             2.     System pernapasan
Katak muda (berudu) menggunakan insang untuk mengambil O2 yang terlarut dalam air. Setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti dengan insang dalam. Setelah dewasa, katak bernapas menggunakan selaput rongga mulut, paru-paru, dan kulit. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup, sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Pernapasan dengan kulit dilakukan secara difusi. Hal ini karena kulit katak tipis, selalu lembap, dan mengandung banyak kapiler darah. Pernapasan dengan kulit berlangsung secara efektif baik di air maupun di darat. Oksigen (O2) yang masuk lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru (vena pulmo kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida (CO2) dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di kulit.
Katak juga bernapas dengan paru-paru, tetapi belum sebaik paru-paru Mammalia. Perhatikan Gambar 7.18. Paru paru katak berupa sepasang kantung tipis yang elastis sehingga udara pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Seperti pada ikan, pernapasan pada katak meliputi proses inspirasi dan ekspirasi yang berlangsung pada saat mulut dalam keadaan tertutup. Mekanisme pernapasan ini diatur oleh otot-otot pernapasan, yaitu: otot rahang bawah (submandibularis), sternohioideus, geniohioideus, dan otot perut. Perhatikan Gambar 7.19.

Mekanisme inspirasi dan ekspirasi dijelaskan seperti berikut:
1)                  Fase inspirasi katak
Fase inspirasi terjadi bila otot sternohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane (celah hidung).
Setelah itu, koane menutup, otot submandibularis dan otot geniohioideus berkontraksi, sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru, dan sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.

2)                  Fase ekspirasi katak
Mekanisme ekspirasi terjadi setelah pertukaran gas di dalam paru-paru, otot rahang bawah mengendur atau berelaksasi, sementara otot perut dan sternohioideus berkontraksi. Hal ini mengakibatkan paru-paru mengecil, sehingga udara tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Selanjutnya koane membuka, sedangkan celah tekak menutup, sehingga terjadi kontraksi otot rahang bawah yang diikuti berkontraksinya otot geniohioideus. Akibatnya, rongga mulut mengecil dan udara yang kaya karbon dioksida terdorong keluar melalui koane.
3.            Sistem saraf
Semua penyebab terjadinya perubahan dalam tubuh atau bagian tubuh disebut rangsang. Alat yang mampu menerima rangsang dinamakan Indera (Reseptor). Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh, misalnya berupa Bau, Rasa, Sentuhan, Cahaya, Suhu, Tekanan ataupun Gaya Berat. Indera yang mampu menerimanya disebut Reseptor Luar (Ekteroseptor). Rangsangan dari dalam tubuh sendiri antara lain dapat berupa rasa lapar, kenyang, nyeri, dan kelelahan. Indera penerimanya disebut Reseptor dalam (Interoseptor). Jadi Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh.
Rangsangan yang diterima oleh reseptor akan dihantarkan ke system saraf pusat oleh neuron sensori dan tanggapan akan disampaikan oleh neuron motor ke effektor, misalnya otot dan kelenjar. Jadi Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron), neuron adalah kesatuan structural dan fungsional system saraf. Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya mengandung Inti sel yang besar dan berbentuk seperti pembuluh dengan membrane yang tipis. Inti sel mengandung satu anak inti besar yang kaya akan RNA (Asam Ribo Nukleat) dan Sitoplasma yang disebut Neuroplasma.
Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel.
·         Dendrit
Dendrit merupakan serabut saraf yang pendek, biasanya bercabang-cabang seperti pohon dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Dendrit berfungsi untuk menerima impuls (ransang) yang datang dari ujung akson neuron lain. Kemudian impuls dibawa menuju ke badan sel saraf.
·         Akson (Neurit)
Akson (neurit) merupakan serabut yang panjang dan umumnya tidak bercabang. Fungsi akson ialah meneruskan impuls yang berasal dari badan sel saraf ke kelenjar dan serabut-serabut otot. Panjang Akson mencapai ratusan meter.
Selubung sel saraf yang mengelilingi akson (bagian luar akson) terdiri dari substansi lemak sehingga bewarna putih. Selubung ini tidak berinti dan dinamakan selubung mielin. Selubung mielin ini merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.
Sistem saraf tersusun dari berjuta-juta sel saraf. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
·         Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet). Aksonnya pendek sedangkan dendritnya panjang. Badan selnya bergelombang membentuk ganglia.
·         Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan (effektor). Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
·         Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Dendritnya pendek dan aksonnya ada yang pendek ada yag panjang.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
4.            Sistem Otot

5        3.        Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah katak termasuk sistem peredaran darah tertutup dan ganda. Jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu serambi kiri dan kanan serta satu bilik. Darah dari seluruh tubuh yang telah banyak mengambil CO2 dari jaringan mengalir ke sinus venosus dan kemudian masuk ke serambi kanan. Dari serambi kanan, darah mengalir ke bilik, kemudian darah dipompa ke luar melalui arteri pulmonalis. Selanjutnya darah mengalir  melalui:
Arteri pulmonalis  → paru-paru (di paru-paru terjadi pertukaran CO2 dan O2) → vena pulmonalis  → serambi kiri. Lintasan peredaran darah disebut peredaran darah kecil. Kemudian, darah masuk ke bilik dan mengalir melalui bilik  → konus arteriosus  → aorta ventralis  → seluruh tubuh.
Dengan demikian, peredaran darah katak merupakan peredaran darah ganda, yaitu pertama darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian ke jantung lagi, dan kedua darah dari tubuh menuju dan diedarkan ke seluruh tubuh lagi.
6       4.         System reproduksi
Sistem Reproduksi KatakKatak jantan dan katak betina dapat dibedakan bahkan oleh karakter morfologi eksternal mereka. Organ yang bersangkutan dengan produksi gamet sperma dan ovum (sel telur) disebut organ reproduksi utama. Dalam katak jantan organ reproduksi utama adalah sepasang testis dan reproduksi aksesori
organ adalah:
1)      Vasa Efferentia
2)      Penawar Canal
3)      Tubulua
4)      Urinogenital
5)      Kloaka
6)      kloaka Aperture.  
organ reproduksi Jantan terdiri dari sepasang testis bulat telur kekuningan, yang ditemukan berpegang pada bagian atas ginjal oleh lipatan ganda peritoneum yang disebut mesorchium. Vasaefferentia 10-12 jumlahnya dan setelah timbul dari testisdijalankan melalui mesorchium dan masukkan ginjal dari pihak mereka. Dalam ginjal, rute membuka ke kanal Penawar, yanga khirnya berkomunikasi dengan saluran urinogenital. Saluran ini muncul dari ginjal dan akhirnya membuka ke kloaka. Kloaka adalah kecil, ruang median yang digunakan untuk melewati kotoran, urin dan sperma ke bagian luar.Dalam katak betina organ reproduksi utama adalah sepasang ovarium dan organ reproduksi aksesori yang:
1.      Sepasang saluran telur
2.      Kloaka
3.       kloaka Aperture.
Dalam katak muda setiap ovarium kecil, datar dan lobulated. Dalam katak dewasa ini adalah kasus yang sama selama periode tahun selain musim kawin.
Ovarium ini diselimuti oleh mesovarium, lapisan tipis peritoneum. Beberapa struktur kantung-seperti berongga membentuk ovarium. Penampilan lobulated ovarium akibat struktur tersebut.
Awalnya warna ovarium kekuningan dengan bintik-bintik hitam kecil. Lumen ovarium adalah bagian dari coelom tersebut. Itu diisi dengan cairan selom.
Selama musim kawin dinding ovarium menjadi bertatahkan dengan sejumlah besar folikel ovarium. Setiap folikel ovarium berisi telur berkembang. Folikel ovarium proyek menuju lumen ovarium.
Ovarium seperti itu sangat jauh membesar. Itu mencapai warna hitam dengan bintik-bintik kuning muda. Setiap saluran telur adalah tabung panjang yang sempit dan sangat melingkar. Hal ini dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan struktur dan fungsinya.
1)      Saluran Oviducal
2)      Oviduk
3)      visac.
5. Sistem Reproduksi Katak
Akhir anterior saluran telur membentuk corong oviducal lebar dan berjumbai. Corong ovoiducal terletak di sisi dorsal paru-paru. Margin dan permukaan bagian dalam dari corong oviducal dilapisi oleh epitel bersilia. Corong oviducal mengarah ke saluran telur. Saluran telur ini adalah lurus dan berdinding tipis untuk jarak pendek. Setelah itu menjadi sangat melingkar dan berdinding tebal. Saluran telur digulung ini berjalan ke posterior sepanjang sisi luar ginjal. Bagian menghambat saluran telur menjadi berdinding sangat tipis.
Hal ini kantung-seperti dan disebut ovisac. Ovisac terbuka dari ujung posterior di dinding dorsal kloaka oleh lubang individu berbaring anterior dengan bukaan ureter. Kloaka terbuka ke bagian luar dengan aperture kloaka pada bagian belakang tubuh. Pelepasan ovum pada betina disebut sebagai pemijahan.

C.    Alat dan Bahan
1.   Bahan yang digunakan :
Satu ekor Katak (Fejervarya cancrivora)
2.   Alat yang digunakan :
o   Pinset
o   Gunting bedah
o   Pisau bedah  (untuk menyayat)
o   Spatula ( untuk mengangkat)
o   Kapas atau tissue

D.    Cara Kerja
-          Pengamatan Bentuk Luar 



1Katak dimasukkan ke larutan eter atau cloroform dan dibiarkan sampai mati lemas (dibius).
2.  Katak di ukur bagian badannya secara keseluruhan, meliputi bagian kepala, tubuh dan ekor.
3.  Setelah mati. Diamati bentuk luar tubuh katak.

  
-          Pengamatan Organ Viseral
  1. Katak diletakkan terlentang.
2. Diangkat gelang panggulnya.
3. Bagian tubuh katak diukur menggunakan penggaris.
4.  Lapisan kulit disisihkan kesamping
 5. Sesudah rongga dada tampak jelas, dibersihkkan ototnya dengan hati-hati.
6.  Kembali kebagian dada, digunting kulit hingga bagian dekat mulut.
 7. Diperhatikan organ dalamnya mulai dari rongga dada dan rongga perut.
8. Dipotong kulit mulai dari bagian kloaka, kemudian perut dan menuju ke bagian dada, disini digunting kearah kanan dan kiri.
 

E. Hasil Pengamatan 
F.     Pembahasan
Secara majemuk, sistem otot katak sawah berbeda dari susunan miotom primitif, terutama dalam apendiks. Otot–otot segmental mencolok pada tubuh. Segmen kaki teratasnya berotot besar.
1.      Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada katak sawah ini terdiri dari mulut, kerongkongan, dari kerongkongan akan masuk ke lambung, usus halus, usus besar, dan sisa makanan akan dibuang melalui kloaka setelah diserap oleh tubuh. Mulut dengan banyak gegi – gerigi kecil di sepanjang rahang atas, dan gigi vomerin pada langit – langit mulut. Lidah berotot dan bifurkat (cabang dua) pada ujungnya, dan bertaut pada bagian anterior mulut. Saluran pencernaan mulai dari esofagus (berdinding lurus dan besar) langsung bersatu dengan lambung.Lambung memanjang dan berkelok ke samping kiri, dan berotot.Usus terdiri dari intestinum (kecil, panjang, berkelok – kelok), rektum yang langsung bersatu dengan kloaka. Baik hati maupun pankreas mempunyai saluran – saluran menuju ke duodenum. Ada kandung empedu. Baik lambung maupun intestinum pada potongan melintang terdiri dari 4 lapisan, yaitu ; Peritonium, Lapisan otot, Submukosa, dan Mukosa.
2.      Sistem Respirasi
Sistem pernapasan pada katak untuk katak dewasa dan larva selama proses perkembangan katak sawah berbeda seperti katak lainnnya. Dimana pada berudu terdapat insang eksternal dan (kemudian) insang inteernal. Katak dewasa bernapas dengan paru – paru, yaitu berupa kantung  – kantung yang pada dindingnya terdapat banyak ruang. Paru – paru berhubungan dengan udara luar melalui 2 bronki, laring, (kotak suara) yang mengandung tali – tali vokal, lalu faring dan lorong – lorong nasal. Lubang dari faring ke laring berupa celah longitudinal yang di sebut glottis. Lubang – lubang dalam dari lorong – lorong nasal itu di sebut nares internal ( hidung dalam). Pertukaran gas terjadi melalui kulit.
3.      Sistem Peredaran Darah
Jantung katak sawah terdiri 2 aurikel dan satu ventrikel. Aliran darah dari jantung yaitu darah dari sinusvenosus masuk ke dalam aurikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel melalui trunkus anteriosus yang bercabang dua di sebelah anterior jantung, lalu terbagi pada setiap sisi tubuh menjadi tiga pokok, yaitu ;arteri karotis, arterisistemik, dan arteri pulmo-kutaneus (berurutan dari anterior ke pasterior). Tiap arteri karotis interna dan karotis eksterna yang menuju ke dalam kepala. Arteri pulmo-kutaneus membuat cabang – cabang ke paru – paru dan kulit.Arteri sistemik (2 buah) bersatu menjadi aorta dorsal. Aorta dorsal itu bercabang – cabang menjadi seliako-mesenterik (lambung, hati, intestinum), segmental(otot – otot), renal (mesonefros), genital(gonad), dan iliakal (kaki – kaki). Sedangkan darah dari paru – paru kembali ke aurikel kiri melalui vena pulmonary. Semua darah memasuki aurikel kanan, terus melalui sinus venosus (berupa kantong besar di sebelah sisi dorsal). Sinus venosus menerima dua vena cava anterior yang membawa darah dari bagian anterior tubuh, dan 1 vena cava posterior yang membawa darah dari mestanofers dan mengalirkannya langsung ke hati (tidak dalam kapiler – kapiler) dan terus ke jantung. Darah masuk ke dalam jaringan hati baik dari arteri hepatic (cabang seliako-mesenterik) atau pun dari vena porta hepatic yang membawa darah dari lambung dan usus.
4.      Sistem Saraf
Otak katak sawah  terbagi atas 5 bagian dan sarebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brekeal (serabut – serabut saraf yang silang – menyilang). Saraf ke-7, ke-8, ke-9 membentuk pleksus inskiadikus. Sesuai dengan adanya pelebaran korda saraf, maka di sini terdapat saraf brakial dan saraf lumba.
5.      Sistem Reproduksi
Fertilisasi pada katak sawah ini seperti katak pada umumnya yaitu terjadi fertilisasi eksternal. Fertilisasi eksternel, terjadi dimana katak jantan menjepit katak betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur di lepaskan segera sperma di semprotkan). Katak betina mempunyai 2 ovarium, yang terletak di sebelah ventral mesonefros. Telur dewasa keluar lalu masuk ke dalam selom, lalu tertarik ke dalam ovinduk. Di sekitar sejumlah telur itu, terbentuk selubung gelatinosa dan pembentukan selubung itu terjadi ketika telur masih dalam ovinduk. Katak sawah jantan mempunyai 2 testes yang berhubungan dengan ‘ginjal’ melalui beberapa vasa efrensia. Spermatozoa mencapai kloaka melalui saluran Wolff. Perkembangan selanjutnya terjadi dalam air. Pembelahan total inekual. Gastrulasi berakhir terutama setelah terbentuknya 2 lapisan mesoderm. Dalam perkembangan selanjutnya terbentuk stadium larva akuatis, yang bernapas dengan insang dan di sebut berudu, dan dengan metamorphosis terjadi katak dewasa
1)         Katak jantan
a.       Testis, sepasang berbentuk bulat telur, berwarna putih kekuningan. Terletak di atas ginjal dan berisi cadangan makanan yang digunakan pada musim kawin. Jaringan ini menghasilkan spermatozoid yang dilindungi oleh selaput nesopehium. Spermatozoa dikeluarkan melalui vena efferensia melalui bagian lateral dan ren.
b.      Vena efferensia. Berupa saluran halus dari testis serta melalui nesorchium. Selanjutnya sperma dikeluarkan melalui ren dan bermuara di ductus urospemachitus.
2)         Katak betina
a.       Ovarium merupakan sepasang kantong yang terdiri dari sel-sel telur dan bila banyak akan menutupi seluruh bagian abdomen serta dilindungi oleh selaput tipis nesovarium yang dengan bantuan gerakan silia serta otot abdomen telur, telur tersebut didorong ke depan menuju osteum tube yang terletak di kiri dan kanan dan merupakan pangkal dari saluran telur.
b.      Saluran telur, sepasang berliku-liku dan berwarna putih telur yang masak dan masuk ke oviduk, dan sebelum bermuara di kloaka akan masuk ke ovisoe (uterus).
c.       Uterus merupakan tempat penyimpanan sementara sel telur sebelum keluar dari tubuh karena fertilisasi.
d.      Badan-badan lemak (corpus adiposum) menyerupai daun berwarna kekuningan yang terletak di atas ginjal dan berisi cadangan makanan yang digunakan musim kawin.

KESIMPULAN
·         Katak (Fejervarya cancrivora) merupakan amphibia yang secara tipikal dapat hidup di air tawar dan di darat. Sebagian besar mengalami metamorfosis dari berudu (akuatis dan bernafas dengan insang) ke dewasa (bernafas dengan paru-paru).
·         Morfologi Katak terbagi menjadi lima bagian yaitu kepala (caput) yang terdiri dari mata, lubang hidung, mulut dan telinga. Badan (truncus) yang terdiri dari telinga hingga kloaka dan yang terakhir yaitu bagian ekor (cauda) yang memiliki bentuk bulat meruncing ke ujung. Katak mempunyai sepasang anggota depan (extrimitas anterior), dan sepasang anggota belakang (extrimitas posterior).
·         Saluran pencernaan pada katak meliputi: rongga mulut, oesophagus, gatrum (lambung), pylorus, duodenum, intestine, mesenterium, rectum, cloaca, hepar, ductus hepaticus, vesica felea, ductus cysticus, pankreas, dustus pancreaticus, dan ductus choleodocus.
·         Alat pernapasan pada katak berupa insang, kulit, dan paru-paru. Berudu bernafas dengan insang luar. Katak dewasa bernafas menggunakan paru-paru.
·         Sistem peredaran darah pada katak adalah peredaran darah tertutup dan ganda. Peredaran darah ganda yaitu, darah melalui jantung sebanyak dua kali dalam sekali peredarannya. Darah dari jantung menuju ke paru-paru dan kembali ke jantung, kemudian darah dari seluruh tubuh menuju jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
·         Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal yang terdapat di kanan kiri tulang belakang, berwarna kecoklat-coklatan yang memanjang ke belakang.
·         Pembuahan diakukan diluar tubuh.


DAFTAR PUSTAKA
Djuhanda, T. 1974. Analisa Struktur Vertebrata. Armico, Bandung.
Djuhanda, T. 1982. Anatomi dari empat Hewan Vertebrata. Armico, Bandung.
Duellman, W.E. and L.Trueb. 1986.Biology of Amphibians. McGraw – Hill Book Company, New York.
Iskandar, D.T. 1998. Amphibi Jawa dan Bali, Seri Panduan Lapangan. Puslitbang Biologi-LIPI.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan (Vertebrata dan Invertebrata). Sinar Wijaya, Surabaya.
Jasin. Maskoen. 1992. Zoologi Vertebrata untuk Perguruan Tinggi. Sinar Wijaya, Surabaya.


LAMPIRAN
1.      Pengamatan Bentuk Luar
2.      Pengamatan Bentuk Dalam

0 komentar:

Post a Comment

Baca Postingan Lainnya

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM SARAF REFLEKSI NORMAL DAN SPINAL PADA KATAK

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <script> (adsby...