Monday, January 22, 2018

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN PENCERNAAN MAKANAN PADA Paramecium sp



LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
PENCERNAAN MAKANAN PADA Paramecium sp
Laporan ini di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Fisiologi Hewan oleh Dosen Pembimbing: Ibu Siti Nurkamillah, M.Pd
Disusun Oleh:
Iis Siti Maspupah                    (15542016)
Nina Novianti                         (15541002)
Ajeng Nurpadilah                   (15541007)
Rida Mardiani                         (15542008)
Yogi Muh. Darda                    (15542018)
Imelda Febriyanti                    (15542033)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA 
(IPI) GARUT
2017

PROSES PENCERNAAN MAKANAN PADA Paramecium sp
A.    Tujuan : Untuk mengetahui proses siklosis dan pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna (Defekasi) pada Paramecium sp

B.     Alat dan Bahan
Alat dan Bahan
       1.       
Mikroskop
4.
Kapas
      2.       
Kultur paramecium sp
5.
Tissue
       3.       
Ragi + Carmin
6.
Kaca Preparat + Cover Glass
       4.      
 
Ragi Tanpa Carmin
7.
Pipet Tetes

C.     Langkah Kerja
a.       Teteskan satu tetes kultur Paramecium sp Pada objek glass
b.      Bubuhkan sedikit kapas dan satu tetes larutan ragi
c.       Tutuplah gelas objek di atas dengan penutupnya
d.      Amati bagaimana terbentuknya vakuola makanan dengan vakuola (siklosis sampai proses eksositosis)

D.    Landasan Teori
a.       Proses pencernaan makanan hewan tingkat rendah
Proses pencernaan makanan sangat penting sebelum makanan diabsorbsi atau diserap oleh dinding saluran pencernaan. Zat-zat makanan tidak dapat diserap dalam bentuk alami dan tidak berguna sebagai zat nutrisi sebelum proses pencernaan awal. Zat makanan akan dipersiapkan untuk diabsorbsi melalui proses-proses tertentu dengan bantuan enzim-enzim tertentu dalam saluran pencernaan. Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya.
Pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.
Pada hewan tingkat rendah tidak ada organ pencernaan dan pencernaannya secara intraseluler terjadi di dalam vakuola makanan. Tahapan proses pencernaannya, pertama lisosom mensekresikan enzim pencernaan yang menyebabkan suasana berubah menjadi asam kemudian terjadi pemisahan berbagai garam kalsium yang akan menciptakan kondisi pH yang tepat untuk enzim berfungsi, sehingga bahan makanan dapat diserap oleh sitoplasma, dan pada akhir proses pencernaan keadaan lingkungan menjadi netral. Bahan makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui proses eksositosis.
Hewan tingkat rendah mempunyai alat pencernaan berupa gastrovaskuler, yaitu ruang yang berfungsi untuk proses pencernaan dan sirkulasi. Sel yang membatasi rongga gastrovaskuler disebut gastrodermis yang mampu mensekresikan enzim ke ruang gastrovaskuler. Pencernaan makanan lengkap berlangsung secara intraseluler. Beberapa spesies hewan sudah mempunyai mulut, tetapi tidak mempunyai rongga pencernaan. Makanan dicerna oleh sel jaringan di dekat mulut, yang belum terorganisasi secara baik. Ada pula hewan yang mempunyai saluran pencernaan mirip dengan ruang gastrovaskuler tapi bercabang-cabang. Permukaan tubuh untuk menyerap makanan, karena mempunyai mikrofili mirip dengan mikrofili pada usus halus mamalia.
Paramecium merupakan organisme dari kelas Cilliata, filum Protozoa. Paramecium dicirikan dengan adanya silia yang berfungsi sebagai alat gerak. Paramecium berhabitat di air tawar dan mudah ditemukan pada sisa tumbuhan yang membusuk. Untuk mengetahui bagaimana proses pencernaan makanan dalam paramecium, biasanya dilakukan suatu praktikum sederhana yang diawali dengan pembuatan sediaan makanan paramecium yang berupa ragi (yeast). Selanjutnya, pada sediaan makanan ditambahkan Congo Red.
Pada paramecium, pencernaan makanan terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan, dan mengedarannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya makanan masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk. 
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi.
Dalam praktikum dengan menggunakan Congo Red akan terjadi perubahan warna pada vakuola makanan Paramecium yang menandakan adanya proses pencernaan makanan. Adanya perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium selama proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan.
b.      Paramecium sp
 
Kingdom         : Animalia
Philum             : Protozoa
Sub phylum     : Ciliophora
Class                : Ciliate
Subclass          : Holotricha
Ordo                : Hymenostomatida
Family             : Paramecidae
Genus              : Paramaecium
Species            : Paramaecium caudatum

Paramecium  memiliki tubuh yang seluruhnya atau sebagian ditutupi oleh cilia atau rambut getar, mempunyai satu makronukleus dan satu atau beberapa mikronukleus, Paramecium   bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan melintang, makronukleus membelah secara amitosis sedangkan mikronukleus secara mitosis. Paramecium   memiliki tubuh streamline yang dapat digunakan untuk berenang. Laju renang dibantu oleh silia yang menutupi permukaan tubuh. Paramecium   bergerak dengan kecepatan 1500 µ/detik atau lebih. Selama bergerak, silia membuat gerakan yang simultan dari anterior ke posterior, disebut ritme metakronal.
Bentuk sel pada paramecium seperti sandal (alas kaki), memiliki makronuklesus satu, mikronukleus satu atau lebih,dimana mikronukleus berfungsi sebagai alat reproduksi dan mikronukleus sebagai konjugasi. Habitat Paramecium   pada air tawar yang berenang. Memiliki vakuola denyut yang terletak pada permukaan aboral yang berfungsi sebagai sistem ekskresi dan mengedarkan makanan keseluruh tubuh. Ujung sel bagian anterior lebih tumpul atau membulat. vakuola makanan banyak dan makronukleus bundar atau letaknya ditengah.
Paramecium   merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-350 É°m. Paramecium   telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium   bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium sp bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.
Tubuh paramecium   memiliki dua vakuola kontraktil dan sejumlah vakuola makanan. Panjang tubuh berkisar antara 80-350 µm. permukaan ventral mengandung celah mulut. paramecium bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan transversal.
Habitat alami mereka adalah air tawar, Paramecium sp mengambil air dari hipotonik lingkungan melalui osmosis dan menggunakan kandung kemih seperti kontraktil vakuola untuk mengumpulkan kelebihan air dari kanal radial dan mengusir berkala melalui membran plasma oleh kontraksi sekitarnya sitoplasma. Paramecium   distribusi diseluruh dunia diair tawar kolam, aliran air, sungai, danau, sawah.

E.     Hasil Pengamatan
No
Objek Pengamatan
Reagen
Keterangan
         1.       
Paramecium  I
Ragi tanpa congo red  1
Paramecium mati
         2.       
Paramecium  II
Ragi tanpa congo red  2
Paramecium makan
         3.       
Paramecium  III
Ragi tanpa congo red 2
Paramecium makan
         4.       
Paramecium  IV
Ragi tanpa congo red 2
Paramecium diam
         5.       
Paramecium  V
Ragi dengan  congo red
Paramecium makan
        6.       
Paramecium VI
Ragi dengan congo red congo red
Paramecium diam
         7.       
Paramecium  VII
Ragi dengan congo red
Paramecium makan
         8.       
Paramecium  VIII
Ragi dengan congo red
Paramecium makan

Keterangan: Ragi merupakan sediaan makanan untuk paramecium agar terlihat proses bergeraknya makanan di dalam tubuh paramecium dan terlihat proses terbentuknya vakuola makanan. Adapun ragi dengan ditambahkan congo red adalah bertujuan agar proses makan di dalam tubuh paramecium dapat terlihat dengan jelas.

F.      Pembahasan
1.      Paramecium 1
Pada pengamatan paramecium pertama, kita menambahkan sedikit ragi tanpa congo red. Ketika kita amati di bawah mikroskop paramecium tidak bergerak (mati). Hal ini diduga karena ragi sebagai sediaan makanan bagi paramecium telah basi sehingga paramecium mati .
2.      Paramecium 2
Pada pengamatan paramecium ke-2 kita menambahkan sedikit ragi tanpa congo red yang baru, ketika mengamati dibawah mikroskop terlihat paramecium makan dengan proses makannya bergerak secara perlahan dan memakan partikel yang ada di depannya dan melakukan defekasi dibagian bawah samping tubuhnya.
3.      Paramecium 3
Pada pengamatan paramecium ke-3 kita menambahkan sedikit ragi tanpa congo red yang baru, ketika mengamati dibawah mikroskop terlihat paramecium makan dengan proses makannya bergerak secara perlahan dan memakan partikel yang ada di depannya dan melakukan defekasi dibagian bawah samping tubuhnya.
4.      Paramecium 4
Pada pengamatan paramecium ke-4 kita menambahkan sedikit ragi tanpa congo red yang baru, ketika mengamati dibawah mikroskop terlihat paramecium diam (tidak bergerak) tetapi tidak mati, hal ini diduga paramecium sedang istirahat sehingga tidak melakukan prosses makan ataupun proses defekasi.
5.      Paramecium 5
Pada pengamatan paramecium ke-5 kita menambahkan sedikit ragi dengan congo red, ketika kita amati dibawah mikroskop terlihat paramecium makan dengan proses makannya bergerak secara perlahan dan memakan partikel yang ada di depannya dan melakukan defekasi dibagian bawah samping tubuhnya.
6.      Paramecium 6
Pada parmecium ke-6 kita menambahkan sedikit ragi congo red, ketika mengamati dibawah mikroskop terlihat paramecium diam (tidak bergerak) tetapi tidak mati, hal ini diduga paramecium sedang istirahat sehingga tidak melakukan prosses makan ataupun proses defekasi.
7.      Paramecium 7
Pada paramecium ke-7 kita menambahkan sedikit ragi congo red, ketika mengamati dibawah mikroskop terlihat paramecium makan dengan cara makannya melakukan perputaran badan kedepan dan ke belakang (perputaran terus berulang) sambil memakan partikel yang dilewatinya dan melakukan depekasi pada bagian bawah samping tubuhnya.
8.      Paramecium 8
Pada paramecium ke-8 kita menambahkan sedikit ragi dengan congo red, ketika mengamati dibawah mikroskop terlihat paramecium makan akan tetapi  bertumpuk (terdapat banyak paramecium), meskipun bertumpuk terlihat sebagian paramecium memakan partikel yang ada disekitarnya dan melakukan defekasi.
G.    Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah  kita lakukan, dapat dilihat dengan jelas proses makan pada paramecium ada yang makan dengan cara bergerak perlahan sambil memakan partikel yang ada dihadapannya baik dengan ditambahkan ragi tanpa congo red atau pun ragi dengan congo red. dan melakukan defekasi pada tubuh samping bagian bawah.
Ada juga pada paramecium yang ditambahkan sedikit ragi dengan congo red melakukan proses makan dengan cara melakukan pergerakan tubuh memutar sambil memakan partikel yang dilewatinya dan melakukan proses defekasi.
Ada pula paramecium yang diam  dan tidak melakukan aktivitas makan atau pun defekasi (istirahat) pada paramecium yang ditambahkan ragi tanpa congo red dan ragi dengan congo red.
ada juga  paramecium yang mati ketika ditambahkan ragi tanpa congo red, hal ini diduga karena ragi yang ditambahkan sudah basi.
Akan tetapi, pada pengamatan ini kita tidak melihat jelas proses pergerakan makanan didalam tubuh paramecium mulai dari proses makan sampai proses defekasi. Dan kita juga tidak bisa melihat dengan jelas proses terbentuknya vakuola makanan tetapi terlihat vakuola didalam tubuhnya berwarna hijau menandakan bahwa paramecium tersebut sedang melakukan proses pencernaan makanan.





H.    Daftar Pustaka
Nurjaman, Sopyan 2012. Penuntun Praktikum fisiologihewan.Bandung:lili creative
Rusyana. Adun. 2011. Zoology invertebrate (teori dan praktik). Bandungalfabeta
http://id.wikipedia.org/wiki/Paramecium
http://budisma.net/2015/01/sistem-pencernaan-hewan-invertebrata.html
Soewolo.2000.PengantarFisiologiHewan.Jakarta:DIKTIDepartemenPendidikanNasional.
Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-PrinsipFisiologiHewan.Bandung : ITB



0 komentar:

Post a Comment

Baca Postingan Lainnya

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM SARAF REFLEKSI NORMAL DAN SPINAL PADA KATAK

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <script> (adsby...