MENJADI BIDADARI DUNIA DAN AKHIRAT
Muqadimah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ. ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺇِﻻَّ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﻣُّﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ. ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﺗَّﻘُﻮْﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻣِّﻦْ ﻧَﻔْﺲٍ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓٍ ﻭَﺧَﻠَﻖَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ ﻭَﺑَﺚَّ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﺭِﺟَﺎﻻً ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ ﻭَﻧِﺴَﺂﺀً ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺗَﺴَﺂﺀَﻟُﻮْﻥَ ﺑِﻪِ ﻭَﺍْﻷَﺭْﺣَﺎﻡَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺭَﻗِﻴْﺒًﺎ. ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻗُﻮْﻟُﻮْﺍ ﻗَﻮْﻻً ﺳَﺪِﻳْﺪًﺍ. ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮْﺑَﻜُﻢْ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟَﻪُ ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺎﺯَ ﻓَﻮْﺯًﺍ ﻋَﻈِﻴْﻤًﺎ. ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ؛ ﻓَﺈِﻥَّ ﺃَﺻْﺪَﻕَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﻬَﺪﻱِ ﻫَﺪْﻱُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻞَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻭَﺷَﺮَّ ﺍﻷُﻣُﻮْﺭِ ﻣُﺤَﺪَﺛَﺎﺗُﻬَﺎ، ﻭَﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﻛُﻞَّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟﺔٍ ﻭَﻛُﻞَّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ.
-- Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman
وَالْعَصْر
"Demi masa." (QS. Al-'Asr 103 : 1)
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ
"Sungguh, manusia berada dalam kerugian," (QS. Al-'Asr 103 : 2)
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْ
بِالْحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر
"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS. Al-'Asr 103 : 3)
--
Menjadi bidadari dunia dan akhirat adalah harapan setiap muslimah..Tetapi faktanya, wanita penghuni surga hanyalah sedikit.. ▪Rasulullah shallallaahu ’alayhi wa sallam bersabda,
اطَّلَعْتُ فِى الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِى النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاء
“Aku diperlihatkan surga maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir, dan aku diperlihatkan neraka maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita.” (HR. Bukhari dari Imron bin Hushain radhiyallaahu ’anhu dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallaahu ’anhu)
▪Rasulullah shallallaahu ’alayhi wa sallam juga bersabda,أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ قِيلَ أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ قَالَ يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَط
“Aku diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita, karena mereka kufur.” Beliau ditanya: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka kufur kepada suami dan mengingkari kebaikannya. Andaikan engkau berbuat baik kepada seorang istri sepanjang waktu, kemudian sekali saja ia melihat kesalahanmu, maka ia mengatakan: Aku tidak pernah melihat kebaikan sedikit pun darimu.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ’anhu) ▪Rasulullah shallallaahu ’alayhi wa sallam juga bersabda,
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الِاسْتِغْفَارَ، فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ فَقَالَتِ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ جَزْلَةٌ: وَمَا لَنَا يَا رَسُولَ اللهِ أَكْثَرُ أَهْلِ النَّارِ؟ قَالَ: تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِير
“Wahai para wanita bersedekahlah dan perbanyaklah istighfar (memohon ampun kepada Allah), karena sesungguhnya aku telah diperlihatkan bahwa kalian para wanita yang terbanyak menghuni neraka. Maka berkatalah seorang wanita yang pandai: Mengapa kami para wanita yang terbanyak menghuni neraka? Beliau bersabda: Karena kalian banyak melaknat dan kufur terhadap suami.” (HR. Bukhari dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallaahu ’anhu dan Muslim dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ’anhu) ▪Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam bersabda kepada bibinya Hushain bin Mihshon radhiyallaahu ’anhu,
أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ ؟ قَالَتْ : نَعَمْ قَالَ : فَكَيْفَ أَنْتِ لَهُ ؟ قَالَتْ : مَا آلُوهُ إِلاَّ مَا أَعْجَزُ عَنْهُ قَالَ : انْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ ، فَإِنَّهُ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ “Apakah engkau memiliki suami? Dia berkata: Ya. Beliau bersabda: Bagaimana posisimu baginya? Dia berkata: Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali yang aku tidak mampu untuk menunaikannya. Beliau bersabda: Perhatikan kedudukanmu bagi suamimu, karena sesungguhnya ia adalah surgamu dan nerakamu.” (HR. An-Nasa'i dalam As-Sunan Al-Kubro dari Hushain bin Mihshon radhiyallaahu ’anhu, Shahihut Targhib : 1933)
▪Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallaahu ‘anhu, Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
لاَ تُؤْذِى
امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ لاَ تُؤْذِيهِ قَاتَلَكِ اللَّهُ فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكِ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا
“Tidaklah seorang istri yang menyakiti suaminya di dunia, maka istrinya di akhirat dari kalangan bidadari akan berkata: “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah mencelakakanmu sebab ia seperti hanya sementara berkumpul denganmu. Seolah-olah hampir saja ia akan berpisah denganmu dan akan kembali kepada kami.” (HR. Tirmidzi no. 1174 dan Ibnu Majah no. 2014)
--
Lantas bagaimana agar kita bisa menjadi bidadari di dunia dan akhirat?MENUNAIKAN HAK-HAK SUAMI
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam,
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Seandainya aku boleh menyuruh seseorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya.”Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan selainnya dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallaahu 'anhu, beliau Shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
حَقُّ الزَّوْجِ عَلَى زَوْجَتِهِ أَنْ لَوْ كَانَتْ بِهِ قَرْحَةٌ فَلَحَسَتْهَا مَا أَدَّتْ حَقَّهُ.
“Hak bagi seorang suami atas istrinya adalah jika saja ia (suami) mempunyai luka di kulitnya, kemudian sang istri menjilatinya, maka pada hakikatnya ia belum benar-benar memenuhi haknya.”▪ *Hak Suami Istri* *
1. Hak sebelum melamar* Keduanya berhak memilih pasangan yang baik agama dan akhlaknya.. Rasulullah shallallaahu ’alayhi wa sallam bersabda, “Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia dengannya, jika kamu tidak menerimanya, niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang luas/besar.” (HR. Tirmidzi) Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallaahu 'anhu, dari Nabi Shallallaahu ‘alayhi wa sallam, beliau bersabda,
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَـالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.
“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat agamanya, niscaya engkau beruntung.” (HR. Bukhari)
Rasulullah shallallaahu ’alayhi wa sallam pernah ditanya,
أَيُّ الْمَالِ خَيْرٌ اتَّخَذْنَاهُ فَقَالَ: أَفْضَلُهُ لِسَانًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا شَاكِرًا، وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِينُهُ عَلَى إِيمَانِهِ
“Harta apakah yang paling baik untuk kami miliki?” Beliau bersabda: Harta yang paling mulia adalah lisan yang selalu berdzikir, hati yang selalu bersyukur dan istri shalihah yang selalu membantu suami dalam keimanan.” (HR. Ahmad)Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam juga bersabda,
قَلْبٌ شَاكِرٌ، وَلِسَانٌ ذَاكِرٌ، وَزَوْجَةٌ صَالِحَةٌ تُعِينُكَ عَلَى أَمْرِ دُنْيَاكَ، وَدِينِكَ خَيْرٌ مَا اكْتَنَزَ النَّاسُ
"Hati yang senantiasa bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri shalihah yang senantiasa menolongmu dalam urusan duniamu dan agamamu adalah sebaik-baiknya simpanan manusia." (HR. Al-Baihaqi)Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
،
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)2. Hak ketika melamar
a. Nazhor (melihat calon pasangan)*
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallaahu 'anhu, ia menuturkan: “Aku berada di sisi Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi wa sallam, lalu seseorang datang kepada beliau untuk memberitahukan bahwa dirinya ingin menikahi seorang wanita Anshar, maka Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi wa sallam bertanya: ‘Apakah engkau telah melihatnya?’ Ia menjawab: ‘Belum.’ Beliau bersabda: ‘Pergilah dan lihatlah dia; sebab di mata orang-orang Anshar ada sesuatu.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallaahu 'anhu, dari Nabi Shallallaahu ‘alayhi wa sallam, beliau bersabda,
إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمُ الْمَرْأَةَ فَإِنِ اسْتَطَـاعَ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى مَا يَدْعُوْهُ إِلَى نِكَاحِهَا فَلْيَفْعَلْ.
“Jika salah seorang dari kalian meminang wanita, maka jika dia bisa melihat apa yang mendorongnya untuk menikahinya, maka lakukanlah.” (HR. Abu Daud)Diriwayatkan dari Al-Mughirah bin Syu’bah Radhiyallaahu 'anhu, bahwa dia meminang seorang wanita, maka Nabi Shallallaahu ‘alayhi wa sallam berkata kepadanya, اُنْظُرْ إِلَيْهَا فَإِنَّهُ أَحْرَى أَنْ يُؤْدَمَ بَيْنَكُمَا. “Lihatlah ia, sebab itu lebih patut untuk melanggengkan di antara kalian berdua.” (HR. Tirmidzi)
b. Jujur tentang keadaan masing-masing
Nabi Shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Yang artinya, Barangsiapa yang curang maka bukanlah dari golongan kami.” (HR. Muslim)
Yang dimaksud jujur tentang keadaan disini adalah cacat/aib yang ada saat itu, bukan aib masalalu.. Karena aib masalalu tidak boleh diceritakan kepada siapapun termasuk pasangan.. Rasulullah Shalllallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
كُلُّ أُمَّتِيْ مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِيْنَ، وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا، ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ عَلَيْهِ، فَيَقُولَ: يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ، وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللهِ عَنْهُ.
"Setiap ummatku diampuni dosanya kecuali al-mujahirin (orang-orang yang sengaja menampakkan perbuatan dosanya). Dan sungguh termasuk mujaharah (perbuatan menyengaja menampakkan dosa) yaitu orang yang mengerjakan suatu perbuatan dosa pada malam hari, kemudian ia memasuki waktu pagi ia berkata (menceritakannya), ‘Wahai fulan! Saya tadi malam melakukan ini dan itu.’ Padahal Allah 'Azza wa Jalla telah menutupi perbuatannya pada malam hari, tetapi pagi harinya ia membuka sendiri perbuatannya yang telah ditutupi oleh Allah tersebut."3. Hak ketika akad nikah
a. Wanita mudah dalam maharnya*
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
خَيْرُ الصَّدَاقِ أَيْسَرَهُ
“Sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah.”
b. Pria memenuhi maharnya*
Allahu jalla wa 'ala berfirman,
وَاٰ تُوا النِّسَآءَ صَدُقٰتِهِنَّ نِحْلَةً ۗ فَاِنْ طِبْنَ لَـكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوْهُ هَنِيْۤـئًـا مَّرِیْۤـــٴًﺎ
"Dan berikanlah maskawin (mahar) kepada perempuan (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (maskawin) itu dengan senang hati, maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati." (QS. An-Nisa' 4 : 4)c. Menunaikan syarat yang diajukan calon pasangan*
Diriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallaahu 'anhu, ia mengatakan, “Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
أَحَقُّ الشُّرُوْطِ أَنْ تُوْفُوْا بِهَا مَا اسْتَحْلَلْتُمْ بِهِ الْفُرُوْجَ.
"Syarat yang paling layak engkau penuhi ialah apa yang membuat kemaluan (isterimu) dihalalkan untukmu.” (HR. Bukhari)
d. Menikah dengan keridhaan kedua calon pengantin
Diriwayatkan dari Abu Salamah, Abu Hurairah Radhiyallaahu 'anhu menuturkan kepada mereka bahwa Nabi Shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda
,
لاَ تُنْكَحُ اْلأَيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرَ وَلاَ تُنْكَحُ الْبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنَ
“Janda tidak boleh dinikahkan sehingga dia diminta persetujuannya, dan gadis tidak dinikahkan sehingga diminta izinnya.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana izinnya?” Beliau menjawab,
أَنْ تَسْكُتَ.
“Bila ia diam.” (HR. Bukhari)
e. Diumumkan pernikahannya
Dalam hadist dari Zubair bin Awam radhiyallaahu ‘anhu, Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
أَعْلِنُوا النِّكَاحَ
“Umumkanlah nikah.” (HR. Ahmad no. 16130, Ibnu Hibban no. 4066) Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam bersabda,
أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَـاةٍ
“Adakanlah walimah (resepsi) walaupun dengan seekor kambing.”
4. Hak setelah akad nikah
a. Hak Bersama*
Hak saling mencintai* Allah jalla jalaaluh berfirman,
وَمِنْ اٰيٰتِهٖۤ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْۤا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (QS. Ar-Rum 30 : 21)
Hak saling menasihati*
Allah tabaraka wa ta'ala berfirman,
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS. Al-'Asr 103 : 3)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi Wa sallam bersabda,
“Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun malam, lalu mengerjakan shalat malam, kemudian membangunkan istrinya lantas ia ikut shalat bersamanya. Bila si istri enggan, maka ia memercikkan air di wajahnya. Semoga Allah merahmati seorang wanita yang bangun malam, lalu mengerjakan shalat malam, kemudian membangunkan suaminya lantas ia ikut shalat. Bila si suami enggan, maka ia memercikkan air di wajahnya.” (HR. Abu Dawud)
Hak saling bermusyawarah*
Allah tabarakarrahman berfirman,
وَالَّذِيْنَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَاَقَامُوْا الصَّلٰوةَ ۖ وَاَمْرُهُمْ شُوْرٰى بَيْنَهُمْ ۖ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
"dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka," (QS. Asy-Syura 42 : 38)
Seperti dalam *Kisah Perjanjian Hudaibiah*
Singkat cerita Rasulullah 'alayhisshalaatu wassalaam akan berangkat umrah bersama para Sahabat radhiallaahu 'anhuma dan istrinya Ummu Salamah radhiallaahu 'anha..
Di tengah perjalanan, mereka dihadang oleh kafir Quraisy dan dilarang untuk melaksanakan umrah tahun ini, tetapi boleh pada tahun depan..
Dan akhirnya Rasulullah 'alayhisshalaatu wassalaam menandatangani perjanjian tersebut. Kemudian para Sahabat radhiallaahu 'anhum kecewa. Dan ketika Rasulullah 'alayhisshalaatu wassalaam menyuruh para Sahabat untuk bertahallul, mereka tidak mau menurutinya..
Hingga akhirnya beliau 'alayhisshalaatu wassalaam sedih dan menghampiri istrinya Ummu Salamah radhiallaahu 'anha dan meminta solusi..
Saat itu sang istri memberi solusi agar Rasulullah 'alayhisshalaatu wassalaam untuk tidak bersedih dan tetap melakukan tahallalul kemudian menghampiri para Sahabatnya radhiallaahu 'anhum..
Beliau pun menurutinya, dan kemudian para Sahabatpun mengikuti beliau...
❤
Selain itu juga terdapat *Kisah Rasulullah 'alayhisshalaatu wassalaam ketika di gua hira pertama kali didatangi oleh malaikat Jibril. Beliau menjadi takut dan pulang mendatangi istrinya Khadijah radhiallaahu 'anha.*
“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair berkata, Telah menceritakan kepada kami dari Al-Laits dari ‘Uqail dari Ibnu Syihab dari ‘Urwah bin Az-Zubair dari 'Aisyah radhiallaahu 'anha, bahwasanya dia berkata,
“Permulaaan wahyu yang datang kepada Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam adalah dengan mimpi yang benar dalam tidur. Dan tidaklah Beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya subuh. Kemudian Beliau dianugerahi kecintaan untuk menyendiri, lalu Beliau memilih gua Hiro dan bertahannuts yaitu ‘ibadah di malam hari dalam beberapa waktu lamanya sebelum kemudian kembali kepada keluarganya guna mempersiapkan bekal untuk bertahannuts kembali.
Kemudian Beliau menemui Khadijah mempersiapkan bekal. Sampai akhirnya datang Al-Haq saat Beliau di gua Hiro, Malaikat datang seraya berkata, “Bacalah?” Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca”. Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam menjelaskan, Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi, “Bacalah!” Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca”. Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi, “Bacalah!”. Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca”. Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi: (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah).”
Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam kembali kepada keluarganya dengan membawa kalimat wahyu tadi dalam keadaan gelisah. Beliau menemui Khadijah binti Khawailid seraya berkata: “Selimuti aku, selimuti aku!”. Beliau pun diselimuti hingga hilang ketakutannya. Lalu Beliau menceritakan peristiwa yang terjadi kepada Khadijah: “Aku mengkhawatirkan diriku”.
Maka Khadijah berkata: “Demi Allah, Allah tidak akan mencelakakanmu selamanya, karena engkau adalah orang yang menyambung silaturrahim.
"
❤❤
▪ *Hak tidak saling menyebarkan rahasia*
Dari Abu Said Al-Khudri radhiallaahu ’anhu, Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
إن من أشر الناس عند الله منزلة يوم القيامة الرجل يفضي إلى امرأته وتفضى
إليه ثم ينشر سرها
“Sesungguhnya termasuk manusia paling jelek kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang menggauli istrinya kemudian dia sebarkan rahasia ranjangnya.” (HR. Ibn Abi Syaibah no 17559, Ahmad no. 11673, dan Muslim no. 1437)
Dari Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam shalat bersama kami. Setelah salam, beliau membalikkan badannya ke arah kami lalu bersabda, “tetaplah berada di tempat duduk kalian masing-masing, adakah di antara kalian orang yang bila mendatangi istrinya menutup pintu dan gorden, kemudian keluar dan menceritakan kepada orang lain dan mengatakan, “Aku telah melakukan begini dan begitu dengan istriku, dan melakukan ini dan itu bersamanya?” ‘mereka semua terdiam. Kemudian beliau menghadap ke arah kaum perempuan dan bersabda, “Adakah di antara kalian yang menceritakannya?” Maka berdirilah seorang gadis berdada montok dengan salah satu lututnya dan mendongak supaya dapat dilihat Rasulullah 'alayhisshalaatu wassalaam dan didengar perkataannya. Ia berkata, “Benar, demi Allah, mereka membicarakannya.” Maka beliau bersabda, “Tahukah kalian apa perumpamaan orang yang melakukan itu adalah seperti halnya syaitan laki-laki dan syaitan perempuan. Salah seorang di antaranya bertemu pasangannya itu di sebuah lorong, kemudian ia melampiaskan hajatnya kepadanya dan orang-orang pun menyaksikannya.” (HR. Ahmad, Abu Daud)
Begitupun pada zaman sekarang banyak orang yang memamerkan kemesraannya di sosial media, sedikit-sedikit foto bersama pasangan kemudian upload.
Dari Abu Hurairah radhiallaahu ‘anhu, dari Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam, beliau bersabda,
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
“Diantara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
*b. Hak Suami*
▪ *
Hak kepemimpinan*
Allah ta'ala berfirman,
اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَاۤ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗ وَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا
"Laki-laki (suami) itu pelindung (pemimpin) bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang shalihah, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha Besar." (QS. An-Nisa' 4 : 34)
Wanita jangan merasa lebih rendah, karena sudah sunnatullah ada pemimpin dan ada yang dipimpin.
▪ *Hak ketaatan*
Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam bersabda,
أَلَا أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417)
▪ *Hak pelayanan*
Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Seandainya aku boleh menyuruh seseorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya.”
Seorang istri harus memberikan pelayanan sepenuhnya semaksimal mungkin untuk suaminya..
Seorang istri juga harus mentaati suaminya jika diperintah. Kecuali dalam kemaksiatan..
Rasulullah 'alayhisshalaatu wassalaam bersabda,
لاَ طَاعَةَ لأََِحَدٍ فِيْ مَعْصِيَةِ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالٰى
“Tidak ada ketaatan terhadap seseorang dalam mendurhakai Allah Yang Suci dan Maha Luhur.”
Alasan mengapa jika boleh bersujud, maka akan diperintahkan istri bersujud kepada suaminya :
*1. Besarnya hak suami
2. Jika suami marah, maka marah juga malaikat rahmat
3. Seorang istri harus taat pada suami*
*
c. Hak Istri*
▪ *Hak nafkah*
Allah ta'ala berfirman,
اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَاۤ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗ وَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا
"Laki-laki (suami) itu pelindung (pemimpin) bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang shalihah, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha Besar." (QS. An-Nisa' 4 : 34)
Wanita yang celaka adalah wanita yang jika mempunyai suami yang fakir tapi tetap memaksa terlihat berharta dan selalu ingin dipenuhi keinginannya..
Padahal tidak semua keinginan istri harus dipenuhi oleh suami..
Yang dimaksud dengan nafkah adalah kebutuhan pokok, bukan uang jajan.
Misalnya, sandang, pangan papan..
Uang jajan adalah lebihnya..
Dan jika seorang perempuan memiliki harta kemudian ingin memberi kepada suaminya maka itu termasuk sedekah..
Seperti *kisah Zainab sahabiah Rasulullah yang juga istrinya Abdullah bin Mas'ud yang ingin memberikan hartanya kepada suaminya setelah bertanya terlebih dahulu kepada Rasulullah, dan kata beliau shallallaahu 'alayhi wa sallam itu boleh dan termasuk sedekah.*
▪ *Hak bimbingan*
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu 'anhu dari Nabi Shallallaahu ‘alayhi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِيْ جَارَهُ، وَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْئٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا.
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia menganggu tetangganya, dan berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka engkau mematahkannya dan jika engkau biarkan, maka akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada wanita.” (HR. Bukhari)
▪ *Hak pergaulan yang baik*
Allah ta'ala berfirman,
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَحِلُّ لَـكُمْ اَنْ تَرِثُوا النِّسَآءَ كَرْهًا ۗ وَلَا تَعْضُلُوْهُنَّ لِتَذْهَبُوْا بِبَعْضِ مَاۤ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اِلَّاۤ اَنْ يَّأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ ۚ فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـئًـا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
"Wahai orang-orang yang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya." (QS. An-Nisa' 4 : 19)
---
■ *ASAS-ASAS RUMAH CINTA*
*1. Hubungan bersama Allah 'azza wa jalla*
Ini adalah hubungan yang pertama dan utama..
Para salaf dahulu, jika pasangannya sedang menjengkelkan, mereka segera introspeksi diri..
Sebagian Salaf mengatakan, “Demi, Allah. Sungguh saya bisa mengetahui perbuatan maksiat saya dari perangai istri saya dan mogoknya tunggangan saya.”
Jika kita memperbaiki hubungan dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungan kita dengan makhluk..
Karena Allah lah yang membolak-balikkan hati manusia..
Al jazaa min jinsil ‘amal (balasan sesuai dengan perbuatan)!
Maka kita harus ihsan terhadap Allah,.
Rasululluah shalallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam hadist Jibril,
قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِحْسَانِ. قَالَ « أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ »
“Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? Beliau menjawab, ‘Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim no. 102)
*2. Berprasangka baik terhadap Allahu jalla wa 'ala*
Seperti kisah Hajar istri Nabi Ibrahim 'alayhissalaam yang ditinggal di lembah Makkah yang tanpa pepohonan..
Ketika Hajar mengetahui bahwa ini adalah perintah Allah 'azza wa jalla, maka ia pun menerima dan berkata "baiklah jika ini perintah dari Allah, maka aku yakin Allah akan menjaga kami."
*3. Sabar dan Syukur*
Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
*4. Berharap pahala dari Allah ta'ala (Al-ihtisab)*
*a. Bukti kesempurnaan Iman dan Islam*
*b. Kemenangan dengan surga dan keselamatan dari neraka*
*c. Mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat*
*d. Menjadikan amal kita ikhlas*
*e. Jika berharap pahala ketika ditimpa musibah, maka akan melipatgandakan pahala sabar*
*f. Menjauhkan pelakunya dari syubhat riya' dan mengubahnya menjadi percaya kepada Allahu jalla wa 'ala*
*g. Jika berharap pahala ketika ditimpa sesuatu yang tidak menyenangkan akan menghilangkan kesedihan, mendapatkan kesenangan, dan berharap mendapatkan ganti yang lebih baik.*
*h. Membuat sejuk matanya*
*i. Merupakan dalil ridha kepada Allah dan dalil berprasangka baik kepada Allah*
*j. Tanda keshalihan/keistiqamahan seorang muslim*
*k. I'tiba Rasul (mengikuti petunjuk Rasul)
5. Doa dan Dzikir*
Allah ta'ala berfirman,
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd 13 : 28)
Bisa sebagai penjagaan dari 'ain dan agar tidak diganggu syaithan..
Allah ta'ala berfirman,
فَاذْكُرُوْنِيْۤ اَذْكُرْكُمْ وَاشْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah 2 : 152)
Dzikir yang paling baik adalah Al-qur'an..
Dari Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu, Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِى تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
“Janganlah jadikan rumah kalian seperti kuburan karena syaitan itu lari dari rumah yang didalamnya dibacakan surat Al-Baqarah.” (HR. Muslim no. 1860)
Dan ini merupakan dalil tidak boleh membaca al-qur'an di kuburan..
Karena membaca al-qur'an itu di rumah, masjid, dan lainnya, tapi tidak boleh di kuburan!
--
■ *KIAT-KIAT AGAR CINTA TETAP BERSEMI*
*1. Berikan pujian, rayuan, dan ungkapan cinta*
Tak perlu menunggu suami dulu!
*2. Jangan melupakan kata Maaf, Tolong, Terimakasih*
Ini termasuk dari bagian bersyukur kepada Allah ta'ala..
*3. Melupakan kesalahan*
Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Seluruh anak Adam berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah no. 4241, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)
Allah ta'ala berfirman,
وَسَارِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ
"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali 'Imran 3 : 133)
*4. Kebaikan menghapus keburukan*
Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam bersabda,
اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن
“Bertakwalah kepada Allah di manapun anda berada. Iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad no. 21354, Tirmidzi no. 1987)
*5. Tinggalkan sejenak rutinitas (reformasi cinta)*
Sekali-kali khususkan waktu berdua, bisa untuk makan, jalan atau mandi berdua..
'Aisyah menceritakan,
Aku pernah ikut safar bersama Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam yang ketika itu aku masih muda, badannya belum gemuk dan belum berlemak. Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam menyuruh rombongan safar, “Silahkan kalian jalan duluan.”
Merekapun jalan duluan. Lalu Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam mengajakku,
تَعَالَيْ حَتَّى أُسَابِقَكِ
Mari kita lomba lari!
Akupun lomba lari dengan beliau dan aku bisa mengalahkan beliau.
Hingga setelah aku mulai gemuk, berlemak dan sudah lupa dengan perlombaan yang dulu, aku pergi bersama beliau untuk melakukan safar. Beliau meminta kepada rombongan, “Silahkan kalian jalan duluan.”
Merekapun jalan duluan.
Lalu Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam mengajakku,
تَعَالَيْ حَتَّى أُسَابِقَكِ
Mari kita lomba lari!
Akupun lomba lari dengan beliau dan beliau bisa mengalahkanku.
Beliau tertawa dan mengatakan, “Ini pembalasan yang kemarin (dulu).” (HR. Ahmad no. 26277)
عن عائشة رضي الله عنها قالت: "كنت اغتسل أنا ورسول الله صلى الله عليه وسلم من إناء بيني وبينه واحد [تختلف أيدينا فيه] فيبادرني حتى أقول: دع لي دع لي قالت: وهما جنبان" رواه البخاري و مسلم و أبو عوانة، "قال الحافظ في "الفتح" ١/٢٩٠:"استدل به الداود على جواز نظر الرجل إلى عورة امرأته. (( الجنائز للإمام الأباني))
Dari 'Aisyah radhiallaahu 'anha, "Dahulu sering aku dan Rasulullah shallallaahu alayhi wa sallam Mandi (bareng) dari satu bejana, tangan kami saling berebutan air. Sampai-sampai aku berkata: "Sisakan buat aku-sisakan buat aku, kami berdua dalam keadaan junub." (HR. Bukhari dan Muslim)
--
■
AGAR MEMPESONA DI DEPAN PASANGAN*
Dari Abu Hurairah radhiallaahu ‘anhu, dia berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR. An-Nasai dan Ahmad)
--
■ *Agar kau selalu terpesona dengannya*
Solusinya adalah menjaga pandangan dari selainnya..
Sesekali membuat surat cinta untuk pasangan, tetapi jangan diposting di sosial media!
--
Rasulullah shallallaahu ’alayhi wa sallam bersabda,
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ
“Apabila seorang wanita sholat lima waktu, berpuasa bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dari zina, dan taat kepada suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki.” (HR. Ibnu Hibban)
--
Semoga Allah menjadikan kita bidadari di dunia dan akhirat, aamiin
--
Semoga tulisan ini bermanfaat, diluruskan niatnya dalam menulis, dan menjadi pahala jariyah bagi semuanya, aamiin
---
Allahu Yahdik, Barakallaahu Fiikum❤
*SELF REMINDER*
0 komentar:
Post a Comment