Salah satu hal yg sensitif... apapun, kapanpun, dan siapapun Mengenai
*Orang yang berhutang dan yg memberi hutang*
Orang Miskin (ekonominya sedang dibawah) yang saat dirinya terdesak membutuhkan dana darurat, hanya teringat pada saudaranya. Karena dia mengira yang tau kondisinya pasti saudaranya...
Dia tauu setidaknya, saat belum bisa melunasi hutang ada sepatah dua patah kata maaf yg tersampaikan pada pemberi utang,, jngan sampai telat bahkan lupa mengucapkan karena bisa jadi pemberi hutang berbalik sudut pandang dan mengira orang yg berhutang mudah lupa akan utangnya.
Diawali dari resign, ditambah ujian kesehatan yang beruntun, Usaha yg belum stabil dan banyak hal lain....
Sungguh berat, rasanya sangat berat meraskan menjadi orang yang mempunyai utang. Karena kondisi yang dirasa pilu, perih, bnyak kebutuhan, banyak pengeluaran namun pemasukkan bisa dikatakan kurang atau pas pasan, Maka saran yang muncul untuk saat ini Utang di nomor 2 kan dulu, Tapi mungkin itu keliru...
Terima Kasih pada Pemberi utang, karena bagi orang yang berutang itu adalah bentuk pertolongan dan memang merasa tetolong.
Aku tak akan lupa insyaa Allah, Jika hari inipun ada untuk membayarnya akan ku serahkan secepatnya, (Karna ajal tidk ada yng tau), bahkan ingin rasanya memberikan lebih dari jumlah yang diutangkan🥀
Insya Allah bagi kami ada hikmah dibalik semua ini, Semoga Allah memberikan kemudahan, Kelancaran dan kekuatan dalam menghadapi semua ini...terutama melunasi utang utang ini...Aallohummaa Amiiin...
Ttd
Sipengutang melalui sudut pandangnya
0 komentar:
Post a Comment