Monday, February 26, 2018

Ajari Aku Menjadi Bidadarimu

AJARI AKU MENJADI BIDADARIMU "πŸ˜‡

Wahai Akhy yang baik..
Ajari aku menjadi Bidadarimu.
Ajari aku menjadi wanita yang bertutur kata santun.
Ajari aku menjadi wanita yang berbudi pekerti mulia.
Ajari aku menjadi wanita yang pandai berhijab.
Ajari aku menjadi wanita yang sanggup menjaga kehormatan.😊

Agar aku tidak tersesat.
Agar aku tidak selalu berteman maksiat.
Agar aku menjadi wanita terhormat.
Yang selalu mendapat rahmat.😍

Aku tak sekedar hanya mencari pendamping.
Tapi aku lebih membutuhkan seorang pembimbing.😊

Aku tak sekedar hanya butuh cinta semata.
Tapi aku ingin seorang penuntun yang kelak bisa menjadikan aku mulia di hadapan_Nya.πŸ’–

Perbaiki aku ketika salah.
Ingatkan aku ketika khilaf.
Bimbinglah aku ke jalan yang lurus.😊

Agar kelak aku bisa menjadi seorang makmum yang baik.
Agar kelak aku menjadi seorang ibu yang baik buat anak-anakku. dan pada akhirnya akan membawa diriku mendapat ridha_Nya..😊😊

* Aamiin Ya Rabbal'Alamiin😊😊

Monday, February 12, 2018

Laporan Praktikum Sistem Saraf


LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
SISTEM SARAF
Laporan ini di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Fisiologi Hewan oleh Dosen Pembimbing: Ibu Siti Nurkamillah, M.Pd
Disusun Oleh:
Nina Novianti                         (15541002)
Ajeng Nurpadilah                   (15541007)
Rida Mardiani                         (15542008)
Iis Siti Maspupah                    (15542016)
Yogi Muh. Darda                    (15542018)
Imelda Febriyanti                    (15542033)
Eliyanti                                   (14542029)
    
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA (IPI)
GARUT
2018

I.                   SISTEM SARAF
A.    Tujuan
Mempelajari refleksi normal dan spinal pada katak
    B.     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan:
1.      Akuarium
2.      Bak bedah
3.      Statif
4.      Rantai penggantung
5.      Sonde / pengaduk gelas
6.      Gunting bedah
7.      Beker glass
8.      Pipet tetes
9.      Pembakar spirtus
10.  Kapas
Bahan yang digunakan:
1.      Katak
2.      Larutan HNO3 pekat
3.      Larutan H2SO4 1%
4.      Larutan H2SO4 3%
5.      Larutan H2SO4 5%
6.      Larutan fisiologis (NaCl 0,6%)

       C.    Langkah Kerja
1.      Katak Normal
a.          Peganglah katak yang masih hidup dengn tangan kiri dan genggamlah kedua kaki belakangnya, kemudian dekatkan gelas pengaduk atau sonde pada daerah mata. Amati refleks yang terjadi
b.         Sentuh nres eksterna pada katak tersebut dan perhatikan gerakan nares eksterna tersebut dan perhatikan gerakan nares eksterna tersebut.
c.          Usaplah bagian tenggorokan sampai bagian perut dan perhatikan gerakan anggota badan anterior
d.         Goreslah/ sentuhlah bagian lateral atau dorsal tubuh katak, perhatikan apakah katak tersebut berbunyi
e.          Peganglah kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki belakang bebs, kemudian goreskan gelas pengaduk yang telah di celupkan kedalam  HNO3 encer pada punggungnya. Amati apa yang terjadi?
f.           Lakukanlah asumsi rangsang kimia seperti pada katak yang telah mengalami dekapitasi

2.       Mendekapitasi atak
a.       Masukkan gunting bedah kedalam mulut katak dan angkat kepalanya
b.      Guntinglah dibawah membrane timpani
c.       Tutuplah ujung potongan tersebut dengan kapas dan gantunglah katak tersebut pada statif dengan mengait rahang bawahnya.
d.      Tetesi dengan larutan fisiologis agar kesadarannya pulih kembali
e.       Biarkan sampai katak siuman

3.      Katak yang telah didekapitasi
a.       Masukkan katak tersebut ke dalam akuarium, perhatikan gerakannya
b.      Telentangkan katak pada bak bedah, perhatikan apakah katak berusaha untuk membalikkan badannya atau tidak
c.       Letakkan katak tadi pada bidang miring mengarah ke bawah bidang tersebut, perhatikanlah gerakannya
d.      Gantunglah katak tersebut pada bagian rahang bawahnya
e.       Lakukanlah sumasi dengan rangsang zat kimia H2SO4 1%, 3%, 5%. Celupkan ujung kaki katak pada larutan terlemah, kemudian terktinggi ulangi beberapa kali sampai terjadi respon
f.        Sentuhlah jari kaki belakang dan jari kaki depan dengan benda panas, perhatikan reaksinya
g.      Sentuh pula bagian ventral / perutnya dengan benda panas, perhatikan reaksinya
   
     D.    Landasan Teori
Jaringan Saraf merupakan jaringan yang tersusun atas sel – sel neuron (saraf) yang terbentuk dari lapisan ektoderm saat perkembangan embrio hewan. Jaringan Saraf berfungsi menerima, mengolah, dan merespon rangsang yang datang baik dari dalam tubuh maupun dari lingkungan dimana hewan berada. Hewan tingkat tinggi memiliki sistem saraf yang lebih kompleks di banding dengan hewan tingkat rendah. Manusia memiliki sistem saraf yang paling sempurna dibanding kelompok hewan lainnya.
Jaringan saraf merupakan salah satu penyusun sistem koordinasi tubuh yakni sistem yang mengatur sistem kerja semua alat – alat tubuh berdasarkan stimulus (rangsang) yang datang. Sistem koordinasi melibatkan sistem saraf, hormom, dan indera. Ketiga sistem tersebut memiiki fungsi dan karakter yang beragam. Jaringan saraf yang menyusun sistem saraf memiliki karakter “fast respon” dibanding sistem hormon. Saraf memiliki fungsi yang amat penting yaitu:
1.      Menerima rangsang: Rangsang dapat berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Contoh rangsang yang datang dari luar ialah cahaya, suhu, sentuhan, dan lainnya. Sementara rangsang yang berasal dari dalam tubuh yaitu rasa lapar, mengantuk, dan lainnya. Semua perubahan tersebut akan diterima oleh saraf dan akan diteruskan ke bagian pusat saraf untuk ditanggapi. Kelompok sel saraf yang menerima rangsang dan meneruskanya ke pusat saraf disebut saraf sensorik.
2.      Mengolah rangsang: Bagian ini merupakan fungsi dari kelompok sel saraf yang menyusun pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang) disebut sebagai saraf konektor / interneuron. Berfungsi menerima rangsang dari saraf sensorik dan mengolah atau menentukan jawaban dari rangsang yang masuk tersebut.
3.      Memberikan tanggapan: Setiap rangsang yang datang akan diterima oleh saraf, kemudian saraf tersebut akan diolah untuk ditentukan tanggapan yang tepat akan rangsang yang masuk. Tanggapan yang diberikan akan beragam, ditentukan pada jenis rangsang yang datang dan bervariasi pada tiap hewan. Tanggapan yang merupakan hasil pengolahan rangsang yang masuk akan diteruskan / disampaikan oleh sel saraf motorik (efektor: otot dan kelenjar).
Tiap bagian susunan saraf pusat mempunyai fungsi tertentu. Dengan sifat rangsang (fasilitasi)atau menghambat (inhibisi) bagian-bagian tertentu dari otak dan selanjutnya mengamati reaksi-reaksi yang timbul, dapat diambil kesimpulan yang tepat mengenai fungsi bagian-bagian tersebut. Apabila suatu bagian tubuh dirangsang, maka bukan bagian itu saja yang bereaksi terhadap rangsang tersebut, tetapi dapat juga bagian-bagian tubuh yang lain. Hal ini terjadi karena bila suatu reseptor dirangsang cukup kuat, maka rangsangan tersebut diteruskan melalui saraf aferen berpusat. Dipusat, rangsangan tersebut diteruskan melalui beberapa saraf asesoris menuju ke beberapa saraf eferen dan lebih dari satu efektor. Jadi apabila saraf eferen terangsang, efektor-efektor tersebut akan serempak bereaksi.
Unit dasar aktivitas integratif saraf adalah busur reflek. Busur ini terdiri dari organ sensorik, reseptor neuron aferen, atau sinap atau lebih pada integrasi sentral, neuron aferen dan efektor. Pada Mammalia dan Manusia, hubungan neuron aferen dan eferen saraf somatik adalah dalam otak atau medula spinalis.
Neuron aferen masuk melalui radiks dorsal atau saraf-saraf kranial dan badan selnya terletak pada ganglion radiks dorsal atau ganglion yang sejenis dari saraf kranial. Serabut eferen meninggalkan rangsang melalui radiks ventral atau saraf motorik kranial yang sejenis. Didapatkan dua macam refleks yaitu:
a.       Refleks monosinaps: dimana hanya terdapat satu sinaps antara serabut aferen dan eferen (contoh: refleks pada bagian patella atau refleks achilles).
b.      Refleks polisinaps yang mempunyai busur refleks dengan lebih dari satu interneuron diantara neuron aferen dan eferen (contoh: refleks pada kornea mata).
Aktifitas refleks baik yang monosinaps dan polisinaps adalah stereotipe dan spesifik menurut perangsangan dan responnya, dimana rangsangan tertentu akan menimbulkan jawaban tertentu pula. Seekor katak yang telah dihilangkan otaknya disebut katak yang hanya memiliki spinal (spinal frog) atau katak didekapitasi.
     
    E.     Hasil Pengamatan
1.      Katak Normal

Jenis Rangsang
Tanggapan yang Diberikan Katak
Peganglah katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan peganglah kedua kaki belakangnya, kemudian dekatkan gelas pengaduk atau sonde pada daerah mata. Amati refleks yang terjadi.
Mata menutup / berkedip secara langsung. Selaput / kelopak mata langsung tertutup, melekuk ke bagian dalam.
Sentuh nares eksterna pada katak tersebut dan perhatikan gerakan nares eksterna tersebut.
Nares langsung tertutup ketika disentuh, gerakan seperti berkedipnya mata.
Usaplah bagian tenggorokan sampai bagian perut dan perhatikan gerakan anggota badan anterior.
Tubuh tidak menunjukkan reaksi apa apa, hanya saja kulit pada bagian tenggorokan agak mengkerut dan kembali lagi seperti semula.
Goreslah / sentuhlah bagian lateral atau dorsal tubuh katak, apakah katak tersebut berbunyi.
Katak tidak berbunyi, ini artinya katak yang kami gunakan untuk pengamatan merupakan katak betina.
Peganglah kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki belakang bebas, kemudian goreskan gelas pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam HN03 encer pada punggungnya. Amati yang terjadi?
Katak bergerak aktif (berontak). Kaki belakang meronta berusaha untuk melompat. Kulit pada bagian punggung yang di gores HNO3 menjadi warna keputihan dan kulit punggungnya menjadi panas.
Lakukanlah sumasi rangsang kimia seperti pada katak yang telah mengalami dekapitasi.
·         Sumasi larutan H2SO4 1% katak tidak bereaksi.
·         Sumasi larutan H2SO4 3% kaki katak bereaksi langsungbergerak menekukkan kakinya dengan serentak secara bersamaan.
·         Sumasi larutan H2SO4 5% kaki katak bergerak beberapa saat setelah di sumasi. Gerakan kaki lambat (katak sudah mulai lemah).

2.      Katak yang telah didekapitasi
Keterangan: setelah melakukan dekapitasi, katak kemudian di gantung pada statif dengan mengkait rahang bagian bawahnya. Dan menutupi ujung yang telah dipotong dengan kapas yang telah di celupkan terlebih dahulu ke dalam larutan fisiologis, larutan fisiologis ini tujuannya untuk memulihkan kembali kesadaran katak.
Setelah beberapa saat katak disentuh tapi tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupannya, setelah beberapa saat disentuh kembali, katak bergerak.

Jenis Rangsang
Tanggapan yang Diberikan Katak
Masukkan katak tersebut ke dalam akuarium, perhatikan gerakannya!
ketika katak di masukkan ke dalam akuarium, katak tidak bergerak.
Kemudian terlentangkan katak pada bak bedah, perhatikan apakah katak berusaha untuk membalikkan badannya atau tidak!
Katak bergerak pada bagian kaki, gerakan kaki seperti mau meloncat dan berusaha untuk membalikkan badan.
Selanjutnya letakkan katak tadi pada bidang miring mengarah ke bawah bidang tersebut, perhatikan gerakannya!
Katak bergerak pada bagian kaki dan lidah. Kaki katak bergerak seperti mau meloncat atau gerakan kakinya seperti ketika katak sedang berenang.
Gantunglah katak tersebut pada bagian rahnagnya.
Katak di gantung pada statif.
Lakukanlah sumasi dengan rangsangan zat-zat kimia seperti berikut: sediakan 3 gelas beaker yang masing-masing berisi larutan H2SO4 1%, 3%, 5%. Celupkan ujung jari katak pada larutan yang terendah, ulangi beberapa kali sampai terjadi respon. Celupkan ujung jari katak tersebut pada larutan yang lebih kuat. Perhatikan sebelum dicelupkan jari katak harus dicuci terlebih dahulu.
·         Sumasi pada anggota gerak depan sebelah kanan (HNO3), anggota gerak pada bagian ini bereaksi, bergerak menekuknya.
·         Sumasi pada anggota gerak belakang sebelah kiri (H2SO4 1%), anggota gerak pada bagian ini bereaksi. bereaksi tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lama, yang bereaksi kedua anggota gerak belakang.
·         Sumasi pada anggota gerak belakang sebelah kiri (H2SO4 3%), anggota gerak pada bagian ini bereaksi. beraksi lebih cepat bila dibandingkan dengan sumasi pada larutan H2SO4 3%.
·         Sumasi pada anggota gerak belakang sebelah kanan (H2SO4 5%), anggota gerak pada bagian ini tidak bereaksi.
Sentuhlah jari kaki belakang dan jari kaki depan dengan benda panas, perhatikan reaksinya.
Jari kaki belakang ataupun jari kaki depan tidak menunjukkan reaksi.
Sentuh pula bagian ventral / perutnya dengan benda panas, bagaimana reaksinya?
Bagian ventral / perut katak juga tidak menunjukkan reaksi.

        F.     Pembahasan
Pada dasarnya semua sel memiliki sifat iritabilitas, artinya sel dapat menanggapi rangsangan yang sampai kepadanya. Sifat tersebut tampak masih sangat menonjol pada sel otot, dan sel saraf. Sel otot akan menunjukkan respon apabila padanya diberikan rangsangan lewat saraf atau langsung pada otot. Respon yang ditunjukkan oleh sel otot umumnya berupa kontraksi otot, sedangkan respon pada sel saraf tidak dapat diamati, sebab berupa proses pembentukan potensial aksi yang kemudian dirambatkan berupa impuls. Adanya respon sel saraf hanya dapat diamati pada efektornya.
Gerak refleks merupakan gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati otak. Sistem saraf pusat sebagai pengendali gerak refleks merupakan sebuah mekanisme yang terjadi pada makhluk hidup, salah satunya katak sebagai bentuk pertahanan diri dari berbagai rangsangan yang diberikan. Apabila suatu saraf diberi rangsangan, maka sel saraf akan merespon yaitu mengubah energi rangsangan menjadi energi elektrokimia impuls saraf yang akan dirambatkan sepanjang serabut saraf.
Pada pengamatan ini, kami menggunakan katak sawah. Pengamatan pertama kami menggunakan katak normal, dan pada pengamatan kedua kami menggunakan katak yang telah di Dekapitasi.
Katak Normal: pada katak normal, semua rangsang yang diberikan pada katak direspon dengan normal.
·         Pada rangsangan pertama, gerak refleks yang terjadi adalah mata katak langsung menutup / berkedip, selaput atau kelopak mata langsung tertutup melekuk ke bagian dalam.
·         Pada rangsangan yang kedua, gerak refleks yang terjadi adalah nares langsung tertutup ketika disentuh, gerakan seperti berkedipnya mata, nares mengembang mengempis.
·         Pada rangsangan yang ketiga, gerak refleks yang terjadi adalah Tubuh tidak menunjukkan reaksi apa apa, hanya saja kulit pada bagian tenggorokan agak mengkerut dan kembali lagi seperti semula.
·         Pada rangsangan keempat, gerak refleks yang terjadi adalah Katak tidak berbunyi, ini artinya katak yang kami gunakan untuk pengamatan merupakan katak betina. Karena hanya katak jantan yang jika diberi rangsang keempat ini maka akan berbunyi.
·         Pada rangsangan keempat, gerak refleks yang terjadi adalah Katak bergerak aktif (berontak). Kaki belakang meronta berusaha untuk melompat. Kulit pada bagian punggung yang di gores HNO3 menjadi warna keputihan dan kulit punggungnya menjadi panas. HNO3 bersifat panas pada kulit, hal ini yang menyebabkan katak menjadi berontak dan pernafasannya pun berlangsung cepat sehingga merasa jika dirinya terancam.
·         Pada rangsangan kelima, gerak refleks yang terjadi adalah pada sumasi yang pertama (larutan H2SO4 1%) katak tidak bereaksi, artinya larutan tersebut tidak memberi efek tertentu pada katak. Pada sumasi yang kedua (larutan H2SO4 3%) katak bereaksi, kaki katak bergerak secara langsung, bergerak dengan menekukkan / melipat kakinya dengan serentak secara bersamaan. Larutan H2SO4 dengan konsentrasi 3% ini seperti memberi efek kaget pada katak, sehingga katak bergerak secara langsung. Dan pada sumasi yang ketiga (larutan H2SO4 5%) kaki katak bereaksi namun reaksi yang ditunjukkan adalah beberapa saat setelah diberikannya rangsangan (tidak secara langsung bereaksi), reaksi yang ditunjukkan pada kaki, gerakan kaki lambat.
Sumasi ketiga ini memiliki konsentrasi yang lebih tinggi di banding pada sumasi yang kedua, akan tetapi reaksi / respon yang ditunjukkan lebih besar pada sumasi yang kedua, hal ini bisa terjadi karena katak sudah mulai lemah, merasa terancam (stres) sehingga sistem saraf / sistem koordinasinya tidak berjalan dengan baik.
Katak yang telah di Dekapitasi: Dekapitasi ini sendiri adalah proses pengurangan / penghilangan kepala, dekapitasi sendiri dilakukan pada bagian belakang membran tympani. Beri perlakuan / rangsangan, apakah katak yang telah di dekapitasi ini masih bisa bereaksi atau tidak dengan tidak adanya kepala, artinya saraf pusat telah tidak ada, dan yang tersisa adalah spinal frog.
·         Pada rangsangan yang pertama, setelah kesadaran katak pulih kembali, katak dimasukan kedalam aquarium, ketika katak dimasukan ke dalam aquarium katak tidak bergerak. Hal ini mungkin saja terjadi karena sistem koordinasi yang sudah berjalan dengan tidak baik.
·         Pada rangsangan yang kedua, Katak bergerak pada bagian kaki, gerakan kaki seperti mau meloncat dan berusaha untuk membalikkan badan. Pada rangsangan ini, mungkin saja lidahnya pun ikut bergerak, hanya saja posisi katak yang terlentang sehingga tidak terlihat jelas.
·         Pada rangsangan yang ketiga, Katak bergerak pada bagian kaki dan lidah. Kaki katak bergerak seperti mau meloncat atau gerakan kakinya seperti ketika katak sedang berenang.
·         Pada rangsangan yang keempat, dilakukan sumasi kembali pada katak yang telah didekapitasi. Pada sumasi yang pertama (larutan HNO3), sumasi dilakukan pada anggota gerak depan sebelah kanan, anggota gerak pada bagian ini bereaksi, bergerak menekuknya dan yang bergerak hanya bagian yang terkena sumasi saja. Pada sumasi yang kedua (larutan H2SO4 1%), Sumasi dilakukan pada anggota gerak belakang sebelah kiri, anggota gerak pada bagian ini bereaksi, bereaksi tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lama, yang bereaksi kedua anggota gerak belakang. Pada sumasi yang ketiga (larutan H2SO4 3%), Sumasi dilakukan pada anggota gerak belakang sebelah kiri sebelum sumasi ketiga ini dilakukan katak terlebih dahulu di cuci untuk mengembalikan kesadarannya dan diberi lagi larutan fisiologis, anggota gerak pada bagian ini bereaksi. beraksi lebih cepat bila dibandingkan dengan sumasi yang kedua. Dan pada sumasi yang ketiga (H2SO4 5%), Sumasi dilakukan pada anggota gerak belakang sebelah kanan, anggota gerak pada bagian ini tidak bereaksi, padahal sumasi yang dilakukan adalah dengan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi. Hal ini mungkin saja terjadi karena sistem koordinasi yang sudah berjalan dengan tidak baik.
·         Pada rangsangan yang kelima, gerak refleks yang terjadi adalah Jari kaki belakang ataupun jari kaki depan tidak menunjukkan reaksi.
·         Pada rangsangan yang keenam, gerak refleks yang terjadi adalah Bagian ventral / perut katak juga tidak menunjukkan reaksi.
Pada pengamatan yang kedua ini, terlihat jelas bahwa setiap rangsang yang diberikan, maka respon yang ditunjukkan oleh katak pun tidak beraturan / tidak berkesesuaian (tidak normal). Hal ini terjadi karena sistem saraf yang berjalan tidak terkoordinasi dengan baik dengan dekapitasi yang telah dilakukan.




            Kesimpulan
Katak Normal: Dari hasil pengamatan di atas, bisa diketahui bahwa pada katak normal, setiap rangsang yang diberikan maka direspon secara normal pula, artinya sistem saraf atau pun sistem koordinasi nya berjalan dengan baik.
Katak yang telah di Dekapitasi: Pada pengamatan yang kedua ini, terlihat jelas bahwa setiap rangsang yang diberikan, maka respon yang ditunjukkan oleh katak pun tidak beraturan / tidak berkesesuaian (tidak normal). Hal ini terjadi karena sistem saraf yang berjalan tidak terkoordinasi dengan baik dengan dekapitasi yang telah dilakukan.


DAFTAR PUSTAKA
Modul Penuntun Praktikum


LAMPIRAN
  1.      Pada katak yang telah didekapitasi apakah masih sanggup merespon setiap rangsang yang di berikan? Jelaskan jawaban anda !
Katak masih tetap bisa merespon terhadap rangsang yang diberikan, akan tetapi katak hanya merespon terhadap beberapa rangsang saja, tidak merespon pada semua rangsang yang diberikan. Katak merespon sangat lambat dan tidak beraturan / tidak berkesesuaian. Hal ini dikarenakan sistem koordinasi pada saraf katak sudah rusak dan tidak seimbang juga kesadaran katak berkurang.  
    2.      Apakah yang dimaksud dengan refleks? Jelaskan bagaimana mekanismenya!
Gerak refleks adalah gerakan yang tidak disadari atau gerakan yang baru disadari setelah gerakan tersebut terjadi. Gerak refleks ini merupakan gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon langsung setelah adanya rangsanganz
Mekanisme dan urutan gerak refleks: Pada gerak refleks, rangsangan yang datang dari reseptor tidak semuanya sampai ke otak untuk diolah. Berikut ini urutan perjalanan impuls pada gerak refleks secara skematis:
Rangsang → Reseptor → Neuron Sensorik → Konektor (Otak/Sumsum Tulang Belakang) → Neuron Motorik → Efektor
Jalan pendek yang ditempuh oleh rangsang mengakibatkan gerak refleks yang disebut dengan lengkung refleks. Jenis refleks tergantung pada saraf penghubungnya apakah itu terdapat di sumsum tulang belakang atau di otak. Jika refleksnya hanya melibatkan sumsum tulang belakang maka disebut dengan Refleks cerebellar.
Contoh gerak refleks melalui neuron konektor otak diantaranya: pupil mata akan mengecil, jika terkena cahaya terang. Contoh gerak refleks melalui neuron konektor sumsum tulang belakang, diantaranya: kaki terangkat ketika lutut dipukul.

Baca Postingan Lainnya

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM SARAF REFLEKSI NORMAL DAN SPINAL PADA KATAK

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <script> (adsby...